WNA Terakhir Pendukung Teroris Santoso Tewas Tertembak
A
A
A
POSO - Jumlah kelompok terduga teroris Poso, pimpinan Santoso, tinggal 15 orang. Angka itu didapat setelah satu orang anggota lainnya tewas dalam kontak tembak dengan pasukan TNI/Polri dalam Operasi Tinombala 2016.
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Suprapto mengatakan, pada Rabu 17 Agustus 1945 ,pagi bertempat di Desa Padopi, Kecamatan Poso Pesisir, terjadi baku tembak antara Satgas Tinombala dengan dua Orang Tidak Dikenal (OTK).
Berdasarkan kronologis resmi yang dikeluarkan oleh Satgas IV Tinombala, peristiwa itu terjadi saat Tim Satgas Tinombala sedang melakukan patroli dan penyisiran. Tiba-tiba, mereka bertemu dengan dua OTK pada pukul 8.35 Wita.
Baku tembak tidak terhindarkan setelah kedua OTK itu melepaskan tembakan dan pelemparan bom lontong (rakitan) ke arah petugas yang meneriaki mereka dengan kata sandi dalam Operasi Tinombala 2016.
Dalam baku tembak yang terjadi selama 20 menit itu, satu orang tewas tertembak, dan seorang lainnya berhasil melarikan diri dengan satu pucuk senjata M16.
Dari pemeriksaan di lokasi, petugas menduga korban tewas adalah Ibrohim. Dengan tewasnya Ibrohim, jumlah dari kelompok Santoso yang diburu dan masih tersisa dalam Operasi Tinombala 2016 tinggal 15 orang.
Ibrohim merupakan WNA terakhir yang bergabung dalam kelompok teroris di Poso. Dari keseluruhan enam WNA asal Uighur yang juga telah tewas dalam serangkain kontak tembak yang terjadi antara kelompok itu dengan pasukan gabungan TNI/Polri.
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Suprapto mengatakan, pada Rabu 17 Agustus 1945 ,pagi bertempat di Desa Padopi, Kecamatan Poso Pesisir, terjadi baku tembak antara Satgas Tinombala dengan dua Orang Tidak Dikenal (OTK).
Berdasarkan kronologis resmi yang dikeluarkan oleh Satgas IV Tinombala, peristiwa itu terjadi saat Tim Satgas Tinombala sedang melakukan patroli dan penyisiran. Tiba-tiba, mereka bertemu dengan dua OTK pada pukul 8.35 Wita.
Baku tembak tidak terhindarkan setelah kedua OTK itu melepaskan tembakan dan pelemparan bom lontong (rakitan) ke arah petugas yang meneriaki mereka dengan kata sandi dalam Operasi Tinombala 2016.
Dalam baku tembak yang terjadi selama 20 menit itu, satu orang tewas tertembak, dan seorang lainnya berhasil melarikan diri dengan satu pucuk senjata M16.
Dari pemeriksaan di lokasi, petugas menduga korban tewas adalah Ibrohim. Dengan tewasnya Ibrohim, jumlah dari kelompok Santoso yang diburu dan masih tersisa dalam Operasi Tinombala 2016 tinggal 15 orang.
Ibrohim merupakan WNA terakhir yang bergabung dalam kelompok teroris di Poso. Dari keseluruhan enam WNA asal Uighur yang juga telah tewas dalam serangkain kontak tembak yang terjadi antara kelompok itu dengan pasukan gabungan TNI/Polri.
(san)