Mendesak, Tokoh Pemuda Papua Ingin Bertemu Presiden Jokowi
A
A
A
SORONG - Tokoh Pemuda Papua Barat Dedei Imbiri mengaku punya ide yang akan disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait permasalahan Papua yang sangat meresahkan.
"Kami punya ide-ide yang kami ingin berbicara langsung kepada pemerintah pusat. Dalam hal ini Bapak Presiden Jokowi," katanya, kepada wartawan, Rabu (13/7/2016).
Menurut Dedei Imbiri, selaku tokoh pemuda dirinya dan sejumlah tokoh lainnya mempunyai ide cemerlang di mana ide tersebut adalah penggunaan dana otonomi khusus yang besar agar tepat sasaran kepada masyarakat Papua.
"Mengingat setelah banyak rumus dan cara yang dipakai oleh pengambil keputusan atau abang-abang kita yang mengatur penggunaan dana OTSUS guna kesejahteraan orang-orang Papua, tapi sampai sekarang ini setelah belasan tahun kesejahteraan orang Papua asli tidak pernah terwujud," ungkapnya.
Ditambahkan dia, masukan yang akan disampaikannya langsung kepada Presiden Jokowi adalah rumusan kehidupan orang Papua asli dari dalam rahim sampai mati, dan perkepala orang. "Kami punya rumusan itu," jelasnya.
Menurutnya, walau pun saat ini sesama anak Papua mempunyai perbedaan pandangan dalam ideologi, namun seluruh anak adat Papua mempunyai tanggung jawab, yakni mensejahterakan rakyat Papua.
"Kami sesama anak-anak adat orang Papua asli walaupun mempunyai perbedaan pendapat (ideologi) tentang kemerdekaan. Ingat, itu sah-sah saja, tapi bahwa kami punya tujuan sama, yaitu menyejahterakan masyarakat kami orang Papua asli," jelasnya.
Dalam menyejahterakan orang Papua, ada dua pendapat yang berkembang. Dua pendpaat atau cara tersebut harus dikaji dengan baik dan diatur baik oleh pihak perbankan, dan harus disampaikkan langsung ke Presiden.
Cara hitung-hitungannya menurut Dedei harus melalui penetapan perbankan khusus yang mengatur dana OTSUS yang diawasi langsung oleh masyarakat.
"Cara pelaksanaan perbankan kami atas nama tokoh pemuda, tokoh perempuan muda, dan budayawan orang Papua asli. Mereka harus bertemu langsung sama Jokowi," tegasnya.
Dilanjutkan dia, para tokoh Papua sangat menghargai pendapat orang Papua asli yang belum merasakan kemerdekaan dalam wilayah NKRI. Menurutnya, ada sebab kenapa hal itu bisa sampai terjadi.
"Ini semua terjadi, karena pemimpin-pemimpin orang Papua asli belum mampu menciptakan rumus yang tepat, sehingga kami masyarakat kecil yang korban selama ini," tukasnya.
"Kami punya ide-ide yang kami ingin berbicara langsung kepada pemerintah pusat. Dalam hal ini Bapak Presiden Jokowi," katanya, kepada wartawan, Rabu (13/7/2016).
Menurut Dedei Imbiri, selaku tokoh pemuda dirinya dan sejumlah tokoh lainnya mempunyai ide cemerlang di mana ide tersebut adalah penggunaan dana otonomi khusus yang besar agar tepat sasaran kepada masyarakat Papua.
"Mengingat setelah banyak rumus dan cara yang dipakai oleh pengambil keputusan atau abang-abang kita yang mengatur penggunaan dana OTSUS guna kesejahteraan orang-orang Papua, tapi sampai sekarang ini setelah belasan tahun kesejahteraan orang Papua asli tidak pernah terwujud," ungkapnya.
Ditambahkan dia, masukan yang akan disampaikannya langsung kepada Presiden Jokowi adalah rumusan kehidupan orang Papua asli dari dalam rahim sampai mati, dan perkepala orang. "Kami punya rumusan itu," jelasnya.
Menurutnya, walau pun saat ini sesama anak Papua mempunyai perbedaan pandangan dalam ideologi, namun seluruh anak adat Papua mempunyai tanggung jawab, yakni mensejahterakan rakyat Papua.
"Kami sesama anak-anak adat orang Papua asli walaupun mempunyai perbedaan pendapat (ideologi) tentang kemerdekaan. Ingat, itu sah-sah saja, tapi bahwa kami punya tujuan sama, yaitu menyejahterakan masyarakat kami orang Papua asli," jelasnya.
Dalam menyejahterakan orang Papua, ada dua pendapat yang berkembang. Dua pendpaat atau cara tersebut harus dikaji dengan baik dan diatur baik oleh pihak perbankan, dan harus disampaikkan langsung ke Presiden.
Cara hitung-hitungannya menurut Dedei harus melalui penetapan perbankan khusus yang mengatur dana OTSUS yang diawasi langsung oleh masyarakat.
"Cara pelaksanaan perbankan kami atas nama tokoh pemuda, tokoh perempuan muda, dan budayawan orang Papua asli. Mereka harus bertemu langsung sama Jokowi," tegasnya.
Dilanjutkan dia, para tokoh Papua sangat menghargai pendapat orang Papua asli yang belum merasakan kemerdekaan dalam wilayah NKRI. Menurutnya, ada sebab kenapa hal itu bisa sampai terjadi.
"Ini semua terjadi, karena pemimpin-pemimpin orang Papua asli belum mampu menciptakan rumus yang tepat, sehingga kami masyarakat kecil yang korban selama ini," tukasnya.
(san)