Mbah Rono: Jangan Kaitkan Gelombang Tinggi dengan Merapi

Minggu, 12 Juni 2016 - 21:20 WIB
Mbah Rono: Jangan Kaitkan...
Mbah Rono: Jangan Kaitkan Gelombang Tinggi dengan Merapi
A A A
YOGYAKARTA - Staf Ahli Kebencanaan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono mengatakan gelombang tinggi di pesisir laut selatan beberapa waktu terakhir ini merupakan efek meteorologi, yang tidak berkait dengan geologi.

Menurutnya, gelombang tinggi terkait meteorologi itu dengan posisi bulan, bumi, dan matahari sejajar. Sedangkan kondisi Gunung Merapi terkait dengan geologi tidak ada kaitannya dengan meteorologi.

"Merapi murni geologi, tidak ada kaitannya dengan meteorologi. Jadi tidak saling terkait antara Merapi dan laut selatan," kata pria yang akrab disapa Mbah Rono ini.

Dia meminta agar tidak langsung mengaitkan kondisi bencana dengan Merapi. Sebab, bencana yang terjadi itu beragam sumber dan tidak mesti saling terkait satu sama lain. "Segala sesuatu dikaitkan Merapi, janganlah, kasihan Merapi selalu dijadikan terdakwa," katanya dengan nada canda.

Dia mengaku kondisi Gunung Merapi saat ini masih kondisi aman. Artinya tak banyak aktivitas yang dilakukan karena tengah mengisi perut (mengumpulkan energi) pascaerupsi 2010.

"Selama enam tahun jalan ya ini, sekarang ini Merapi dalam keadaan kosong perutnya. Perlu waktu untuk mengisi kembali perut yang kosong karena dikeluarkan tahun 2010 lalu," jelasnya.

Menurutnya, Merapi belum akan meletus kembali dalam waktu dekat ini. Untuk itu, Mbah Rono meminta masyarakat juga untuk bersabar, tetap waspada karena hidup di lokasi bencana yang notabene subur dan nyaman untuk ditempati.

Meski kondisi aman, tapi gunung aktif itu menyimpan sejuta misteri. Termasuk, waktu erupsi yang akan kembali lagi entah kapan, karena tidak bisa diprediksi.

"Merapi tidak pernah ingkar janji, pasti menepati janji. Kapan, yang sabar ditunggu saja," katanya.

Saat disinggung siklus empat tahunan, menurut Mbah Rono, tidak berlaku pascaerupsi magmatik 2010. Pascaerupsi yang menelan sekitar 300 orang termasuk juru kunci Merapi, Mbah Maridjan, Merapi tidak menggeliat hingga saat ini.

Sementara Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Gunung Api (BPPTKG) Yogyakarta I Gusti Made Agung Nandaka juga memastikan kondisi Merapi masih normal. Aktivitasnya juga tidak menunjukkan peningkatan.

"Berdasarkan hasil evaluasi data pemantauan secara instrumental maupun visual, Merapi tidak ada perubahan aktivitas," jelasnya.

Meski demikian, untuk kegiatan pendakian tidak diperbolehkan hingga puncak Merapi. Pihaknya hanya merekomendasikan sampai di Pasar Bubar.

"Larangan ke puncak itu bukanlah karena aktivitas Merapi. Tapi lebih untuk melindungi pendaki saja. Karena puncak Merapi rawan terjadi longsor dan sangat berbahaya bagi keselamatan pendaki," jelasnya.

Meski tak boleh hingga puncak, namun ada pengecualian jika untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. Pihaknya tidak melarang tapi tetap mengingatkan agar lebih berhati-hati dan mengajak tim yang sudah mengusai lokasi Merapi.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1547 seconds (0.1#10.140)