Keluarga Sempat Mendengar Suara-suara Aneh Sebelum Kecelakaan

Selasa, 26 April 2016 - 08:04 WIB
Keluarga Sempat Mendengar Suara-suara Aneh Sebelum Kecelakaan
Keluarga Sempat Mendengar Suara-suara Aneh Sebelum Kecelakaan
A A A
PURWAKARTA - Keluarga korban truk boks maut yang mengalami rem blong di Jalan Raya Cinating, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, mengalami shok berat. Apalagi, Kania (19) ibu kandung Dila Larasanti. Dia terus-terusan menangis karena tidak menyangka Dila anak semata wayangnya yang masih berusia 2,5 tahun itu pergi untuk selama-lamanya.

"Dila, cantik Mamah kangen. Mamah ikut sama Dila. Jangan tinggalin mamah sayang," rintih Kania sambil menangis saat ditemui di rumah ibunya Heni (49) yang berukuran kurang lebih 3x4 meter di RT 01/01, Kampung/Desa Cianting, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Senin (25/4/2016).

Kania dan ibunya Heni saat itu baru pulang dari RSUD Bayu Asih Purwakarta. Dokter rumah sakit plat merah tersebut membolehkan mereka pulang karena luka yang dialaminya tidak terlalu parah. Selain mereka berdua adik Kania, yakni Silfa (11) dan Wini (8) juga dibolehkan pulang.

Keluarga kecil itu sudah berkumpul kembali. Meskipun Pak Eka (50) suami Heni masih belum bisa pulang. Pak Eka mengalami luka cukup serius akibat tertimpa ruruntuhan bangunan yang diseruduk truk boks maut tersebut. Dia masih harus mendapatkan perawatan medis di RSUD Bayu Asih.

Heni mengaku tidak akan bisa melupakan peristiwa yang menimpa keluarganya itu. Sebelum kejadian, Ibu lima anak ini menceritakan, dirinya sempat mendapat firasat. Hampir setiap malam berturut-turut dirinya sering mendengar suara-suara aneh di atap rumahnya yang sudah dihuninya lebih dari 20 tahun itu.

"Geblug-beblug, begitu suaranya. Kami sekeluarga memang tinggal di rumah yang ada di pinggir jalan raya itu sudah lama, hampir 20 tahun, dan tidak pernah mendengar suara-suara seperti itu,"tutur dia.

Rumah merangkap warung yang ada di pinggir Jalan Raya Cinating itu memiliki tiga ruangan, dua diantaranya kamar tidur. Anak-anak Heni setiap malam tidur di rumah tersebut, termasuk cucunya Dila yang selalu tidur bersamanya dan Kania. Sementara kamar lainnya ditiduri dua anaknya yang juga masih kecil, yakni Silfa dan Wini. Sementara suaminya Eka tidur di ruang tengah. Adapun anak Heni yang pertama Dika (25) sudah menikah dan sudah pisah rumah.

"Saat kejadian, saya tidak ingat betul karena sedang tidur. Yang saya ingat tiba-tiba saja atap rumah ambruk dan menimpa saya dan anak-anak. Saat itu saya langsung menjerit karena cucu saya Dila sudah tidak ada disamping saya," tutur Heni.

Heni yang sempat tidak sadarkan diri, baru sadar setelah dievakuasi warga sekitar ke rumah tetangganya. Dia langsung kembali ke rumahnya tersebut dan mendapati rumahnya sudah rata dengan tanah. Sementara tidak jauh dari samping rumahnya tampak sebuah truk boks yang sudah terguling.

"Begitu saya sadar, saya kembali ke rumah saya yang abruk itu karena mendengar cucu saya Dila belum ditemukan. Sementara yang lain sudah dilarikan ke rumah sakit," kata dia.

Karena kondisi masih gelap gulita, proses evakuasi korban pun memakan waktu lama. Dila cucu Heni yang masih balita itu ditemukan sudah meninggal dunia, tubuh balita yang masih belajar bicara itu diduga meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan rumah.

"Katanya cucu saya ditemukan di bawah tembok rumah yang runtuh. Tembok ruangan kamar kami,"kata Heni sambil menyucurkan air mata.

Adapun korban meninggal lainnya, yakni sopir elf dan mortir ditemukan di bawah truk boks yang terguling dengan kondisi mengenaskan, begitu juga salah seorang penumpang truk boks tersebut, tewas akibat terkena benturan bangunan rumah.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5609 seconds (0.1#10.140)