Ratusan Pegawai Kemenkumham Dites Urine, 8 Positif
A
A
A
SEMARANG - Ratusan pegawai unit pelaksana teknis (UPT) Pemasyarakatan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Tengah mendadak dites urine, Senin (4/4/2016). Dari ratusan itu, delapan di antaranya positif.
Mereka dites urine dalam rangka komitmen Kemenkumham khususnya Divisi Pemasyarakatan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba.
Dari 8 yang positif, 1 di antaranya mengandung zat amphetamine yang biasa terkandung dalam sabu. Sementara, 7 lainnya mengandung zat benzodiazepine.
"Kalau benzo, rata-rata karena mereka sakit mengonsumsi obat. Untuk yang amphetamine ini masih kami dalami, pengakuannya sedang kena batu ginjal, pengobatan," ungkap Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah AKBP Agung Prabowo di lokasi.
Untuk kandungan benzodiazepine, menurut Agung, tidak menyalahi. Sebab, itu biasa terkandung pada obat-obatan pereda nyeri.
Soal amphetamine ini, pihaknya sedang koordinasi dengan dokter. Sebab, bisa saja dalam pengobatan batu ginjal, si pasien mengonsumsi obat yang mengandung amphetamine. "Itu bisa dari obat, dia Ibu-Ibu," lanjutnya.
Pantauan di lokasi, ratusan pegawai Pemasyarakatan itu dites urine sesaat setelah mengikuti apel Akbar tentang Penanganan Terhadap Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Kemenkumham.
Ada tiga petugas BNNP Jawa Tengah ikut mengawasi. Sebab, tes packnya sudah modern, langsung mendeteksi sendiri ketika tabung urine terisi.
Mereka yang dites urine mulai dari pegawai Lapas, Lapas Wanita Kelas II A Semarang alias Lapas Bulu, Lapas Kelas I Semarang atau Lapas Kedungpane hingga Imigrasi. Selain pegawai, pejabatnya pun turut dites urine.
Mereka dites urine dalam rangka komitmen Kemenkumham khususnya Divisi Pemasyarakatan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba.
Dari 8 yang positif, 1 di antaranya mengandung zat amphetamine yang biasa terkandung dalam sabu. Sementara, 7 lainnya mengandung zat benzodiazepine.
"Kalau benzo, rata-rata karena mereka sakit mengonsumsi obat. Untuk yang amphetamine ini masih kami dalami, pengakuannya sedang kena batu ginjal, pengobatan," ungkap Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah AKBP Agung Prabowo di lokasi.
Untuk kandungan benzodiazepine, menurut Agung, tidak menyalahi. Sebab, itu biasa terkandung pada obat-obatan pereda nyeri.
Soal amphetamine ini, pihaknya sedang koordinasi dengan dokter. Sebab, bisa saja dalam pengobatan batu ginjal, si pasien mengonsumsi obat yang mengandung amphetamine. "Itu bisa dari obat, dia Ibu-Ibu," lanjutnya.
Pantauan di lokasi, ratusan pegawai Pemasyarakatan itu dites urine sesaat setelah mengikuti apel Akbar tentang Penanganan Terhadap Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Kemenkumham.
Ada tiga petugas BNNP Jawa Tengah ikut mengawasi. Sebab, tes packnya sudah modern, langsung mendeteksi sendiri ketika tabung urine terisi.
Mereka yang dites urine mulai dari pegawai Lapas, Lapas Wanita Kelas II A Semarang alias Lapas Bulu, Lapas Kelas I Semarang atau Lapas Kedungpane hingga Imigrasi. Selain pegawai, pejabatnya pun turut dites urine.
(nag)