Umat Hindu Bali Mulai Perayaan Nyepi Tahun Saka 1938
A
A
A
DENPASAR - Perayaan hari Nyepi sudah dimulai Rabu (9/3/2016) sekitar pukul 06.00 Wita. Saat ini umat Hindu di Bali sudah memulai Catur Brata Penyepian. Catur Brata Penyepian ini diantaranya tidak boleh melakukan Amati Amati geni (tidak menyalakan api termasuk memasak),Amati karya (tidak bekerja), Amati lelungan (tidak bepergian), dan Amati lelanguan (tidak mencari hiburan).
Nyepi ini dirayakan setiap tahun baru Saka, dimana tahun ini merupakan tahun yang ke 1938. Sekitar pukul 06.00 Wita di daerah Tuban, Badung tidak ada satu pun orang yang melintasi jalan, bahkan lampu di jalan dan lampu di rumah-rumah sudah mati.
Menurut Kepala Desa Adat Pakraman Tuban, Badung, Wayan Mendra mengatakan, umat Hindu akan merayakan Nyepi tahun 1938 mulai pukul 06.00 Wita hari ini hingga besok Kamis 10 Maret pada pukul 06.00 Wita.
"Ini sudah jam 06.00 Wita, kami akan mulai merayakan Nyepi. Dimana kami akan melakukan Catur Brata Penyepian," ungkapnya.
Menurutnya, perayaan Nyepi ini jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (kalender Bali) yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup.
Saat ini yang terlihat hanya para pecalang (petugas keamanan desa adat pakraman) di Desa Adat Pakraman Tuban yang melakukan patroli di wilayah mereka.
Nyepi ini dirayakan setiap tahun baru Saka, dimana tahun ini merupakan tahun yang ke 1938. Sekitar pukul 06.00 Wita di daerah Tuban, Badung tidak ada satu pun orang yang melintasi jalan, bahkan lampu di jalan dan lampu di rumah-rumah sudah mati.
Menurut Kepala Desa Adat Pakraman Tuban, Badung, Wayan Mendra mengatakan, umat Hindu akan merayakan Nyepi tahun 1938 mulai pukul 06.00 Wita hari ini hingga besok Kamis 10 Maret pada pukul 06.00 Wita.
"Ini sudah jam 06.00 Wita, kami akan mulai merayakan Nyepi. Dimana kami akan melakukan Catur Brata Penyepian," ungkapnya.
Menurutnya, perayaan Nyepi ini jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (kalender Bali) yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup.
Saat ini yang terlihat hanya para pecalang (petugas keamanan desa adat pakraman) di Desa Adat Pakraman Tuban yang melakukan patroli di wilayah mereka.
(sms)