Mengaku 'Raja Terakhir', MA Disebut Miliki Rp700 Triliun

Selasa, 23 Februari 2016 - 17:55 WIB
Mengaku Raja Terakhir,...
Mengaku 'Raja Terakhir', MA Disebut Miliki Rp700 Triliun
A A A
CIREBON - Sejumlah warga di Kelurahan Kejaksan, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, mengkhawatirkan kemungkinan munculnya aliran sesat yang tokohnya mengaku sebagai 'raja terakhir'.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, tokoh dimaksud adalah MA, yang disebut-sebut warga Bogor. MA meminta orang-orang yang hendak 'mengikutinya' menyerahkan kartu identitas seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), maupun foto diri.

Salah satu Ketua RW di Kelurahan/Kecamatan Kejaksan, Kusnadi, mengungkapkan, diduga orang-orang yang direkrut diiming-imingi pekerjaan.

"Di sini ada seorang warga yang bergabung sebagai pengikut MA. Saya dan warga lain khawatir adanya ajaran menyesatkan di balik ini," ungkap Ketua RW 05 Kebon Kelapa Timur ini, Selasa (23/2/2016).

Kepada Kusnadi, warga bersangkutan yakni seorang pria berinisial T berusia sekitar 74 tahun, yang diduga sebagai pengikut MA mengaku, MA memiliki kekayaan sekitar Rp700 triliun yang akan diberikan kepada para pengikutnya dalam bentuk pekerjaan.

Kepada Kusnadi pula, T mengatakan, MA merupakan 'raja terakhir' sebagaimana klaim yang bersangkutan. Namun, belum diketahui pasti klaim 'raja terakhir' yang dimaksudkan T.

Hanya, menurut Kusnadi, dari pengakuan T itulah diduga 'pengikut' MA sudah banyak. Meski begitu, Kusnadi mengaku, T belum menyebut-nyebut doktrin yang kemungkinan disebarkan MA.

Bukan hanya doktrin yang belum diketahui pasti, dia pun mengaku sejauh ini tidak mendapat informasi kemungkinan warganya diperas secara materi oleh MA.

"Ketika T bercerita soal MA itu, saya sudah ingatkan untuk tak terlibat lebih jauh. Tapi kami justru berdebat dan dia berkeras tetap ikut MA," kata Kusnadi.

Bukan hanya Kusnadi, seorang warga lain, Khaerudin mengaku, T sempat mengungkapkan komitmennya mengikuti MA dengan berhenti dari pekerjaannya saat ini sebagai pengurus RW pada April mendatang.

"Kata T, MA menjanjikan April nanti akan ada pekerjaan untuknya. Kepada saya dia cuma bilang 'lihat saja nanti'," papar Khaerudin.

Dia mengaku, sejauh ini T belum mengajaknya bergabung sebagai 'pengikut' MA. Namun, senada dengan Kusnadi, dia pun mencemaskan T serta pandangannya terhadap MA yang dimungkinkan sesat.

Dia pun tak menginginkan adanya pandangan tertentu yang dimungkinkan bertentangan dengan negara dan agama bisa berkembang di lingkungan tempatnya tinggal.
(zik)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0987 seconds (0.1#10.24)