Lawan Radikalisme, Polisi Gandeng Agamawan
A
A
A
TULUNGAGUNG - Polres Tulungagung mengandalkan para tokoh agama untuk menjinakkan gerakan radikalisme berkedok agama.
Para agamawan dinilai mampu mencegah gerakan yang berpotensi merobohkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Sebab masalah ini sudah masuk wilayah sosial agama," ujar Kapolres Tulungagung AKBP FX Bhirawa Praja.
Bibit gerakan radikalisme ditemukan di wilayah Kabupaten Tulungagung. Coretan liar (vandalisme) dengan pesan pujian Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) dan hujatan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo tertulis pada dinding stadion Rejoagung Kota Tulungagung.
Tulisan arang dengan huruf kapital "WE LOVE ISIS HANCURKAN PEMERINTAHAN DAJAL JOWI" ditemukan pertama kali oleh militer (Kodim 0807).
Diluar itu Densus 88 juga pernah menembak mati dua orang terduga teroris jaringan Santoso Poso di Kota Tulungagung.
Sebelum tewas dua orang pelaku diketahui bersembunyi di wilayah terpencil kaki Gunung Wilis dan menyamar sebagai guru ngaji.
Bhirawa mengaku telah menyebar intelejen guna melakukan deteksi dini terhadap kelompok atau organisasi yang mengarah pada radikalisme anti NKRI.
Beriring dengan itu pihaknya menggandeng kelompok agamawan guna melakukan pendekatan persuasif kepada umat. "Karena soal pengamanan adalah tugas kita," jelasnya.
Razia pada kos-kosan dan hotel serta kendaraan yang melintas akan ditingkatkan. Sebab tidak tertutup kemungkinan kelompok teror memilih kos atau hotel sebagai tempat persembunyian.
Meski ditemukan vandalisme yang mengarah pada gerakan radikal, pada kasus pemulangan eks anggota organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Tulungagung bersih. Tidak ada satupun anggota eks Gafatar yang berasal dari Tulungagung.
Para agamawan dinilai mampu mencegah gerakan yang berpotensi merobohkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Sebab masalah ini sudah masuk wilayah sosial agama," ujar Kapolres Tulungagung AKBP FX Bhirawa Praja.
Bibit gerakan radikalisme ditemukan di wilayah Kabupaten Tulungagung. Coretan liar (vandalisme) dengan pesan pujian Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) dan hujatan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo tertulis pada dinding stadion Rejoagung Kota Tulungagung.
Tulisan arang dengan huruf kapital "WE LOVE ISIS HANCURKAN PEMERINTAHAN DAJAL JOWI" ditemukan pertama kali oleh militer (Kodim 0807).
Diluar itu Densus 88 juga pernah menembak mati dua orang terduga teroris jaringan Santoso Poso di Kota Tulungagung.
Sebelum tewas dua orang pelaku diketahui bersembunyi di wilayah terpencil kaki Gunung Wilis dan menyamar sebagai guru ngaji.
Bhirawa mengaku telah menyebar intelejen guna melakukan deteksi dini terhadap kelompok atau organisasi yang mengarah pada radikalisme anti NKRI.
Beriring dengan itu pihaknya menggandeng kelompok agamawan guna melakukan pendekatan persuasif kepada umat. "Karena soal pengamanan adalah tugas kita," jelasnya.
Razia pada kos-kosan dan hotel serta kendaraan yang melintas akan ditingkatkan. Sebab tidak tertutup kemungkinan kelompok teror memilih kos atau hotel sebagai tempat persembunyian.
Meski ditemukan vandalisme yang mengarah pada gerakan radikal, pada kasus pemulangan eks anggota organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Tulungagung bersih. Tidak ada satupun anggota eks Gafatar yang berasal dari Tulungagung.
(nag)