Guru dan Ustaz se-Rantauprapat Ancam Demo Kapolres
A
A
A
RANTAUPRAPAT - Guru dan ustaz se-Rantauprapat mengancam mendemo Kapolres Labuhanbatu AKBP Teguh Yuswardhie jika lambat menangani kasus pengeroyokan yang dialami ustaz sekaligus guru Madrasah Tsnawiyah (MTs) Al-Fauzan, Ali Bata Ritonga (32). Dia dikeroyok FR (13) dan orang tuanya HB (43) hanya karena persoalan sepele.
Dosen Universitas Islam Labuhanbatu (Unisla) Ismayuddin mengatakan, hal ini sudah disepakati rekan-rekan sesama guru dan ustaz.
Aksi demo itu sekaligus sebagai cara memantau apakah pihak kepolisian serius atau tidak menangani kasus tersebut.
Ismayuddin mengatakan, penganiayaan yang dialami Ali Bata Ritonga dinilai tidak manusiawi. Karena itu, sudah banyak rekan sesama guru sepakat memantau jalannya pemeriksaan terhadap kedua pelaku penganiayaan tersebut.
“Saya meminta Kapolres Labuhanbatu (AKBP Teguh Yuswardhie) harus menindak tegas pelaku penganiayaan Ustaz Ali Bata. Kalau tidak ditanggapi kapolres, ustaz dan guru bakal demo besar-besaran ke Polres,” kata Ismayuddin, Jumat (8/1/2016).
Menurutnya, peristiwa pemukulan yang dialami Ali Bata merupakan tindakan premanisme dan tidak memiliki perikemanusiaan terhadap korban yang selama ini menjadi panutan.
Dia berharap polisi harus cepat proaktif dan tidak menganggap sepele. Apalagi selama ini korban merupakan orang baik dan ustaz yang sering memberikan ceramah agama.
Sehari sebelumnya diberitakan, Ali Bata Ritonga babak belur dihajar HB (43) dan anaknya FR (13). Keduanya tidak terima dihukum Ali Bata Ritonga.
Akibatnya, guru alumni dari Timur Tengah itu mengalami patah tulang di bagian hidung, gigi goyang, dan pendengarannya mengalami gangguan karena dipukul berulang kali oleh orang tua siswa yang dikenal sebagai preman kampung.
Dosen Universitas Islam Labuhanbatu (Unisla) Ismayuddin mengatakan, hal ini sudah disepakati rekan-rekan sesama guru dan ustaz.
Aksi demo itu sekaligus sebagai cara memantau apakah pihak kepolisian serius atau tidak menangani kasus tersebut.
Ismayuddin mengatakan, penganiayaan yang dialami Ali Bata Ritonga dinilai tidak manusiawi. Karena itu, sudah banyak rekan sesama guru sepakat memantau jalannya pemeriksaan terhadap kedua pelaku penganiayaan tersebut.
“Saya meminta Kapolres Labuhanbatu (AKBP Teguh Yuswardhie) harus menindak tegas pelaku penganiayaan Ustaz Ali Bata. Kalau tidak ditanggapi kapolres, ustaz dan guru bakal demo besar-besaran ke Polres,” kata Ismayuddin, Jumat (8/1/2016).
Menurutnya, peristiwa pemukulan yang dialami Ali Bata merupakan tindakan premanisme dan tidak memiliki perikemanusiaan terhadap korban yang selama ini menjadi panutan.
Dia berharap polisi harus cepat proaktif dan tidak menganggap sepele. Apalagi selama ini korban merupakan orang baik dan ustaz yang sering memberikan ceramah agama.
Sehari sebelumnya diberitakan, Ali Bata Ritonga babak belur dihajar HB (43) dan anaknya FR (13). Keduanya tidak terima dihukum Ali Bata Ritonga.
Akibatnya, guru alumni dari Timur Tengah itu mengalami patah tulang di bagian hidung, gigi goyang, dan pendengarannya mengalami gangguan karena dipukul berulang kali oleh orang tua siswa yang dikenal sebagai preman kampung.
(sms)