106 Ibu Rumah Tangga di Kebumen Menderita HIV/AIDS
A
A
A
KEBUMEN - Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kebumen terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hingga November 2015, penderita virus mematikan di kabupaten berslogan Beriman ini mencapai 475 kasus, tertinggi kedua di Jawa Tengah.
"Jumlah ini masih mungkin bertambah mengingat baru kasus yang terungkap baru 40%," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dr Rini Kriatiani, kepada wartawan, Jumat (4/12/2015).
Menurut Rini, estimasi penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kebumen mencapai 1.176 penderita. Namun yang terungkap baru 475 orang dengan rincian 192 HIV dan 283 positif AIDS, serta 168 di antaranya meninggal dunia.
“Artinya baru terungkap 40,4% dari estimasi Odha di Kebumen yang mencapai 1.176 orang. Sisanya 59,6% masih perlu usaha keras,” katanya.
Berdasarkan faktor risiko, penularan HIV/AIDS di Kabupaten Kebumen paling banyak tertular pada heteroseksual yang mencapai 84,9%, homoseksual 8%, perinatal 4,1%, biseksual 1,8%, dan IDU 1,1%.
Fakta lain, ternyata ibu rumah tangga menjadi penderita terbanyak yang mencapai 106 orang, disusul karyawan 90 orang, buruh 82, wiraswasta 41, PNS 8, TNI/Polri 4.
“Sesuai umur didominasi usia produktif yakni usia 30-34 tahun sebanyak 108 kasus. Ada juga yang masih balita usia 0-4 tahun sebanyak 15 kasus,” terangnya.
Terpisah, penjabat Bupati M Arief Irwanto mengatakan, HIV/AIDS berdampak negatif pada semua sektor. Tidak hanya kesehatan, tetapi juga sektor ekonomi, dunia kerja dan pembangunan.
“Hal ini karena penularannya berawal dari prilaku yang menyimpang. Sehingga menular ke orang lain,” kata Arief Irwanto.
Dia mengungkapkan, dengan ditemukannya 15 kasus HIV pada anak-anak, apabila orangtua atau ibu hamil dengan HIV tidak mengikuti pengobatan, akan berdampak pada terancamnya bayi tertular HIV.
“Karenanya perlu dilakukan upaya bersama dalam penanggulangan HIV/AIDS secara komprehensif. Pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta masyarakat harus bertindak bersama,” tegasnya.
Pada peringatan Hari AIDS Sedunia ini, pihaknya merencanakan Bulan Voluntary Concelling and Testing (VCT). Panitia menargetkan minimal 5.000 orang secara sukarela memeriksa kesehatannya terkait HIV/AID.
"Jumlah ini masih mungkin bertambah mengingat baru kasus yang terungkap baru 40%," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dr Rini Kriatiani, kepada wartawan, Jumat (4/12/2015).
Menurut Rini, estimasi penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kebumen mencapai 1.176 penderita. Namun yang terungkap baru 475 orang dengan rincian 192 HIV dan 283 positif AIDS, serta 168 di antaranya meninggal dunia.
“Artinya baru terungkap 40,4% dari estimasi Odha di Kebumen yang mencapai 1.176 orang. Sisanya 59,6% masih perlu usaha keras,” katanya.
Berdasarkan faktor risiko, penularan HIV/AIDS di Kabupaten Kebumen paling banyak tertular pada heteroseksual yang mencapai 84,9%, homoseksual 8%, perinatal 4,1%, biseksual 1,8%, dan IDU 1,1%.
Fakta lain, ternyata ibu rumah tangga menjadi penderita terbanyak yang mencapai 106 orang, disusul karyawan 90 orang, buruh 82, wiraswasta 41, PNS 8, TNI/Polri 4.
“Sesuai umur didominasi usia produktif yakni usia 30-34 tahun sebanyak 108 kasus. Ada juga yang masih balita usia 0-4 tahun sebanyak 15 kasus,” terangnya.
Terpisah, penjabat Bupati M Arief Irwanto mengatakan, HIV/AIDS berdampak negatif pada semua sektor. Tidak hanya kesehatan, tetapi juga sektor ekonomi, dunia kerja dan pembangunan.
“Hal ini karena penularannya berawal dari prilaku yang menyimpang. Sehingga menular ke orang lain,” kata Arief Irwanto.
Dia mengungkapkan, dengan ditemukannya 15 kasus HIV pada anak-anak, apabila orangtua atau ibu hamil dengan HIV tidak mengikuti pengobatan, akan berdampak pada terancamnya bayi tertular HIV.
“Karenanya perlu dilakukan upaya bersama dalam penanggulangan HIV/AIDS secara komprehensif. Pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta masyarakat harus bertindak bersama,” tegasnya.
Pada peringatan Hari AIDS Sedunia ini, pihaknya merencanakan Bulan Voluntary Concelling and Testing (VCT). Panitia menargetkan minimal 5.000 orang secara sukarela memeriksa kesehatannya terkait HIV/AID.
(san)