Hadiri Musik DJ, Cawabup Trenggalek Di-bully
A
A
A
TRENGGALEK - Calon Wakil Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menjadi bulan bulanan di media sosial. Pasangan Cabup Emil Elestianto Dardak itu di-bully hanya karena menghadiri pagelaran musik DJ di alun alun Kota Trenggalek Sabtu 29 November 2015 lalu.
Nur Arifin dituding telah menggeser budaya lokal Trenggalek dengan gaya hura-hura yang hedonis.
Novi Vernia, penyelenggara acara dari Ideas Project menegaskan, bahwa acara yang digelarnya tidak ada kaitan dengan pasangan calon dalam pilkada.
"Dan Mas Ipin (Mochamad Nur Arifin) hadir karena diundang. Karenanya kami mohon maaf bila ada pihak yang tidak berkenan, " ujar Novi kepada wartawan Selasa (1/12/2015).
Acara yang digelar sore sampai malam itu mengambil tema "Spectra Run". Di mana 1.500 orang yang mayoritas muda mudi berlari santai sambil menabur tepung warna.
Sementara selama acara berlangsung para peserta dihibur aksi musisi nasional DJ Jasmin. Menurut Novi acara yang pertama kali digelar di Trenggalek itu mendapat animo besar.
Terbukti meski tiket yang dijual seharga Rp25.000-Rp50.000 per orang, kata dia, jumlah peserta relatif besar. Tidak hanya dari Trenggalek. Peserta yang membludak berasal dari daerah lain.
"Dan acara ini sebenarnya adalah memodifikasi sekaligus memodernisasi budaya yang ada, " terangnya. Novi juga menegaskan bahwa meski hingar-bingar dengan kemeriahan, panitia tetap memisah posisi penonton pria dan wanita.
Panitia juga memberi jeda waktu untuk peserta yang hendak beribadah Salat Ashar dan Mahgrib. "Jadi tidak benar kalau ada yang mengatakan tidak beretika dan berbudaya, " jelasnya.
Faktanya di lapangan acara yang sudah usai itu menyisakan polemik. Sejumlah orang melontarkan kecaman acara yang dihadiri Cawabup Nur Arifin dikhawatirkan akan menggeser budaya lokal masyarakat Trenggalek.
Kecaman itu juga ditembakkan di berbagai media sosial dengan menyudutkan Cawabup Nur Arifin.
Dalihnya banyak orang tua Trenggalek yang khawatir anak anaknya akan terjangkiti budaya hedonis hura-hura.
Wawan rekan Novi menambahkan kehadiran Arifin untuk memberi semangat kepada anak-anak muda Trenggalek atas keberhasilannya menjadi pengusaha di usia muda.
“Karenanya kita undang. Dan sekali lagi tidak ada kaitanya dengan pilkada, " tegasnya. Wawan juga mengatakan bahwa hasil penjualan tiket Rp25 juta didonasikan kepada anak yatim piatu dan warga berkebutuhan khusus di Trenggalek.
Karenanya dia meminta masyarakat tidak menghakimi dan mensejajarkan musik DJ dengan kesenian tradisional tayub dan jaranan. Sayangnya pihak cawabup Nur Arifin hingga kini belum bisa dikonfirmasi.
Nur Arifin dituding telah menggeser budaya lokal Trenggalek dengan gaya hura-hura yang hedonis.
Novi Vernia, penyelenggara acara dari Ideas Project menegaskan, bahwa acara yang digelarnya tidak ada kaitan dengan pasangan calon dalam pilkada.
"Dan Mas Ipin (Mochamad Nur Arifin) hadir karena diundang. Karenanya kami mohon maaf bila ada pihak yang tidak berkenan, " ujar Novi kepada wartawan Selasa (1/12/2015).
Acara yang digelar sore sampai malam itu mengambil tema "Spectra Run". Di mana 1.500 orang yang mayoritas muda mudi berlari santai sambil menabur tepung warna.
Sementara selama acara berlangsung para peserta dihibur aksi musisi nasional DJ Jasmin. Menurut Novi acara yang pertama kali digelar di Trenggalek itu mendapat animo besar.
Terbukti meski tiket yang dijual seharga Rp25.000-Rp50.000 per orang, kata dia, jumlah peserta relatif besar. Tidak hanya dari Trenggalek. Peserta yang membludak berasal dari daerah lain.
"Dan acara ini sebenarnya adalah memodifikasi sekaligus memodernisasi budaya yang ada, " terangnya. Novi juga menegaskan bahwa meski hingar-bingar dengan kemeriahan, panitia tetap memisah posisi penonton pria dan wanita.
Panitia juga memberi jeda waktu untuk peserta yang hendak beribadah Salat Ashar dan Mahgrib. "Jadi tidak benar kalau ada yang mengatakan tidak beretika dan berbudaya, " jelasnya.
Faktanya di lapangan acara yang sudah usai itu menyisakan polemik. Sejumlah orang melontarkan kecaman acara yang dihadiri Cawabup Nur Arifin dikhawatirkan akan menggeser budaya lokal masyarakat Trenggalek.
Kecaman itu juga ditembakkan di berbagai media sosial dengan menyudutkan Cawabup Nur Arifin.
Dalihnya banyak orang tua Trenggalek yang khawatir anak anaknya akan terjangkiti budaya hedonis hura-hura.
Wawan rekan Novi menambahkan kehadiran Arifin untuk memberi semangat kepada anak-anak muda Trenggalek atas keberhasilannya menjadi pengusaha di usia muda.
“Karenanya kita undang. Dan sekali lagi tidak ada kaitanya dengan pilkada, " tegasnya. Wawan juga mengatakan bahwa hasil penjualan tiket Rp25 juta didonasikan kepada anak yatim piatu dan warga berkebutuhan khusus di Trenggalek.
Karenanya dia meminta masyarakat tidak menghakimi dan mensejajarkan musik DJ dengan kesenian tradisional tayub dan jaranan. Sayangnya pihak cawabup Nur Arifin hingga kini belum bisa dikonfirmasi.
(sms)