Tahanan Tewas dengan Mulut Berbusa
A
A
A
MAKASSAR - Seorang tahanan Rumah Tahanan (Rutan) Klas I Gunung Sari, Makassar, Sulawesi Selatan, ditemukan meninggal dunia Selasa (10/11/2015). Almarhum yang bernama Rahman alias Ammang ini ditemukan meninggal dengan mulut mengeluarkan busa.
Kapolsek Rappocini AKP Muari yang menangani kasus ini mengonfirmasi bahwa meninggalnya Rahman pertama kali dilaporkan oleh Asrul, seorang pegawai rutan. Saat ditemukan, Rahman terbaring di kolong ranjang tempat tidurnya.
"Dari dalam kamarnya di Blok C terdengar suara seperti suara ngorok. Saat diperiksa almarhum sudah terbaring kaku dan ada busa keluar dari mulutnya," ujar Muari, Rabu (11/11/2015).
Oleh polisi, Rahman kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polisi Bhayangkara untuk ditangani secara medis. Namun pihak rumah sakit menyatakan bahwa Rahman sudah tidak bernyawa lagi saat tiba di sana.
Polisi juga tidak bisa melanjutkan proses pemeriksaan karena pihak keluarga menolak memberi izin dokter RS Bhayangkara mengautopsi jenazahnya.
Menurut keterangan Kepala Rutan Surianto, beberapa hari sebelumnya Ammang memang terlihat depresi. "Rahman sebelumnya sering teriak-teriak seperti orang depresi. Beberapa kali konsul ke paramedis dan sempat ditawat di klinik rutan," tuturnya.
Namun ia membantah isu yang berkembang bahwa Rahman meninggal karena overdosis meski almarhum merupakan terdakwa kasus penyalahgunaan narkoba yang tengah menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Makassar.
"Tidak ada hubungannya dengan narkoba sebab tidak ditemukan barang bukti di kamarnya. Saat ditahan pun Rahman sudah tampak sakit."
Kapolsek Rappocini AKP Muari yang menangani kasus ini mengonfirmasi bahwa meninggalnya Rahman pertama kali dilaporkan oleh Asrul, seorang pegawai rutan. Saat ditemukan, Rahman terbaring di kolong ranjang tempat tidurnya.
"Dari dalam kamarnya di Blok C terdengar suara seperti suara ngorok. Saat diperiksa almarhum sudah terbaring kaku dan ada busa keluar dari mulutnya," ujar Muari, Rabu (11/11/2015).
Oleh polisi, Rahman kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polisi Bhayangkara untuk ditangani secara medis. Namun pihak rumah sakit menyatakan bahwa Rahman sudah tidak bernyawa lagi saat tiba di sana.
Polisi juga tidak bisa melanjutkan proses pemeriksaan karena pihak keluarga menolak memberi izin dokter RS Bhayangkara mengautopsi jenazahnya.
Menurut keterangan Kepala Rutan Surianto, beberapa hari sebelumnya Ammang memang terlihat depresi. "Rahman sebelumnya sering teriak-teriak seperti orang depresi. Beberapa kali konsul ke paramedis dan sempat ditawat di klinik rutan," tuturnya.
Namun ia membantah isu yang berkembang bahwa Rahman meninggal karena overdosis meski almarhum merupakan terdakwa kasus penyalahgunaan narkoba yang tengah menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Makassar.
"Tidak ada hubungannya dengan narkoba sebab tidak ditemukan barang bukti di kamarnya. Saat ditahan pun Rahman sudah tampak sakit."
(zik)