Ansor Nyatakan Netral di Pilkada Gresik
A
A
A
GRESIK - Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Gresik menyatakan netral dalam percaturan Pemilihan Bupati (Pilbup) 9 Desember mendatang. Kendati demikian, organisasi kepemudaan Nahdlatu Ulama (NU) meminta agar kader di 365 ranting tidak golput.
Mereka dibebaskan mendukung pasangan calon sesuai ijtihad politik masing-masing. Penegasan itu disampaikan Sekretaris PC GP Ansor Gresik Agus Juanidy Wahid. Menurutnya, keputusan sikap netral merupakan hasil rapat koordinasi (rakor) antara pimpinan cabang dengan 16 pimpinan anak cabang (PAC) se-Kabupaten Gresik di kantor PCNU, kemarin.
“Sesuai PD/PRT (perautan dasar dan peraturan rumah tangga, red) Ansor dan penegasan Muktamar NU ke-33 di Jombang yang menguatkan lembaga maupun lajnah yang bernaung di bawahnya berpegang teguh pada Khittah NU 1926, yang artinya tidak berpolitik praktis,” ujarnya.
Dengan demikan, lanjut Agus Junaidy Wahid, pengurus dari level cabang, anak cabang hingga ranting tidak boleh mengatasnamakan organisasi GP Ansor Gresik untuk mendukung salah satu pasangan calon (paslon). Dukungan hanya boleh diberikan atas nama pribadi sebagai kader dan warga yang mempunyai hak politik, dipilih maupun memilih.
“Kami menghormatri setiap hak politik warga. Hanya saja, kami tidak menginginkan terjadinya konflik yang dapat mengancam stabilitas keamanan lokal, regional maupun nasional. Bagi kami keutuhan umat, khususnya warga Nahdliyyin menjadi harga mati,” tegas dia.
Ditambahkan, PC GP Ansor Gresik akan konsisten bergerak di ranah politik kebangsaan dan keummatan, bukan politik kekuasaan pragmatis. Karena itu, PC GP Ansor menghargai sepenuhnya sikap politik pribadi kader dan pengurus Ansor yang menjatuhkan pilihan kepada salah satu paslon yang ada. Hanya saja Agus berpesan, supaya ditunjukkan dengan cara yang bermartabat dan berakhlakul karimah.
Termasuk tidak dengan saling mencaci dan merendahkan antar pendukung paslon. Karena sikap netral ini juga dimaksudkan untuk menjaga proses Pilbup 2015. Yaitu, agar berjalan dengan damai, jujur, adil dan tidak terjadi eskalasi konflik di tengah masyarakat Gresik, khususnya di tingkat akar rumput.
“Intinya, kami PC GP Ansor Gresik mengimplementasi sikap prinsip tawassuth (mengambil jalan tengah, red) dan moderat, tawaazun (menjaga keseimbangan, red), serta tasammuh (toleran, red) dan menghargai perbedaan termasuk pilihan politik,” bebernya. Kepala Satuan Koordinator Cabang (Satkorcab) Banser Gresik Anharul Machfud menambahkan, bila dukungan atau klaim dukungan tim pemenangan calon cukup merepotkannya.
Karena dirinya sempat dihantam berbagai pertanyaan kader-kader Ansor maupun Banser. Karena itu perlu diputuskan dalam rapat koordinasi atas sikap resmi Ansor. “Saya sampai tidak bisa tidur. Makanya, secara organisasi Ansor Gresik netral. Tidak ada dukung-mendukung. Ansor tidak ke mana-mana, tetapi ada di mana-mana,” tukasnya.
P ilbup Gresik yang digelar serentak 9 Desember 2015 diikuti tiga paslon. Pasangan nomor urut satu Sambari Halim Radianto-M Qosim. Paslon yang menggunakan singkatan SQ itu diusung koalisi PKB dan Demokrat dengan 28 % kursi DPRD Gresik. Selanjutnya pasangan yang diusung koalisi PDIP, PAN dan Gerindra yaitu Husnul Khuluq- Achmad Rubaie.
Pasangan nomor urut dua tersebut menggunakan singkatan Berkah (Bersama Khuluq-Achmad Rubaie). Total dukungan kursi yang didapat di DPRD mencapai 34 %. Terakhir pasangan Ahmad Nurhamim- Junaidi.
Ashadi Ik
Mereka dibebaskan mendukung pasangan calon sesuai ijtihad politik masing-masing. Penegasan itu disampaikan Sekretaris PC GP Ansor Gresik Agus Juanidy Wahid. Menurutnya, keputusan sikap netral merupakan hasil rapat koordinasi (rakor) antara pimpinan cabang dengan 16 pimpinan anak cabang (PAC) se-Kabupaten Gresik di kantor PCNU, kemarin.
“Sesuai PD/PRT (perautan dasar dan peraturan rumah tangga, red) Ansor dan penegasan Muktamar NU ke-33 di Jombang yang menguatkan lembaga maupun lajnah yang bernaung di bawahnya berpegang teguh pada Khittah NU 1926, yang artinya tidak berpolitik praktis,” ujarnya.
Dengan demikan, lanjut Agus Junaidy Wahid, pengurus dari level cabang, anak cabang hingga ranting tidak boleh mengatasnamakan organisasi GP Ansor Gresik untuk mendukung salah satu pasangan calon (paslon). Dukungan hanya boleh diberikan atas nama pribadi sebagai kader dan warga yang mempunyai hak politik, dipilih maupun memilih.
“Kami menghormatri setiap hak politik warga. Hanya saja, kami tidak menginginkan terjadinya konflik yang dapat mengancam stabilitas keamanan lokal, regional maupun nasional. Bagi kami keutuhan umat, khususnya warga Nahdliyyin menjadi harga mati,” tegas dia.
Ditambahkan, PC GP Ansor Gresik akan konsisten bergerak di ranah politik kebangsaan dan keummatan, bukan politik kekuasaan pragmatis. Karena itu, PC GP Ansor menghargai sepenuhnya sikap politik pribadi kader dan pengurus Ansor yang menjatuhkan pilihan kepada salah satu paslon yang ada. Hanya saja Agus berpesan, supaya ditunjukkan dengan cara yang bermartabat dan berakhlakul karimah.
Termasuk tidak dengan saling mencaci dan merendahkan antar pendukung paslon. Karena sikap netral ini juga dimaksudkan untuk menjaga proses Pilbup 2015. Yaitu, agar berjalan dengan damai, jujur, adil dan tidak terjadi eskalasi konflik di tengah masyarakat Gresik, khususnya di tingkat akar rumput.
“Intinya, kami PC GP Ansor Gresik mengimplementasi sikap prinsip tawassuth (mengambil jalan tengah, red) dan moderat, tawaazun (menjaga keseimbangan, red), serta tasammuh (toleran, red) dan menghargai perbedaan termasuk pilihan politik,” bebernya. Kepala Satuan Koordinator Cabang (Satkorcab) Banser Gresik Anharul Machfud menambahkan, bila dukungan atau klaim dukungan tim pemenangan calon cukup merepotkannya.
Karena dirinya sempat dihantam berbagai pertanyaan kader-kader Ansor maupun Banser. Karena itu perlu diputuskan dalam rapat koordinasi atas sikap resmi Ansor. “Saya sampai tidak bisa tidur. Makanya, secara organisasi Ansor Gresik netral. Tidak ada dukung-mendukung. Ansor tidak ke mana-mana, tetapi ada di mana-mana,” tukasnya.
P ilbup Gresik yang digelar serentak 9 Desember 2015 diikuti tiga paslon. Pasangan nomor urut satu Sambari Halim Radianto-M Qosim. Paslon yang menggunakan singkatan SQ itu diusung koalisi PKB dan Demokrat dengan 28 % kursi DPRD Gresik. Selanjutnya pasangan yang diusung koalisi PDIP, PAN dan Gerindra yaitu Husnul Khuluq- Achmad Rubaie.
Pasangan nomor urut dua tersebut menggunakan singkatan Berkah (Bersama Khuluq-Achmad Rubaie). Total dukungan kursi yang didapat di DPRD mencapai 34 %. Terakhir pasangan Ahmad Nurhamim- Junaidi.
Ashadi Ik
(ftr)