Target Garam Pasuruan 14.000 Ton

Jum'at, 11 September 2015 - 10:49 WIB
Target Garam Pasuruan 14.000 Ton
Target Garam Pasuruan 14.000 Ton
A A A
PASURUAN - Produksi garam rakyat Kota Pasuruan pada musim kemarau ini ditargetkan bisa mencapai 14.000 ton atau naik 6.000 ton dibanding 2014 lalu.

Optimisme capaian target ini didasarkan atas penerapan teknologi geoisolator dan rentang waktu musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga November mendatang. Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Kelautan dan Perikanan (DPKKP) Kota Pasuruan Asep Suryatna mengatakan, peningkatan target produksi ini setelah diujikan penerapan teknologi geoisolator bantuan dari pemerintah pusat.

Teknologi yang menggunakan alas tambak berupa terpal plastik bisa menghasilkan kualitas dan kuantitas garam menjadi lebih baik. Dari luas lahan sebesar 119 hektare, produksi garam rakyat tahun lalu hanya ditarget 8.000 ton. Namun setelah menggunakan teknologi geoisolator, realisasi produksi garam melebihi target yang ditetapkan atau sebesar 10.000 ton.

”Produksi garam sudah dimulai pada awal musim Juli lalu. Kami optimistis target 14.000 ton bisa tercapai pada tahun ini. Karena hingga Agustus, petani garam sudah memproduksi 50 persen dari target yang ditetapkan,” kata Asep Suryatna seusai mengikuti panen raya garam di areal tambak Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, kemarin.

Untuk menunjang pencapaian target itu, pihaknya menerjunkan tim pendamping petani garam yang berada di pesisir perairan di Kecamatan Panggungrejo dan Bugul Kidul. Tim pendamping ini bertugas memberikan penyuluhan kepada petani agar produksi dan kualitas garamnya menjadi lebih baik.

Wali Kota Pasuruan Hasani menyatakan, peningkatan produksi garam hendaknya diimbangi dengan peningkatan kualitas garam rakyat, sehingga produksi garam yang dihasilkan petani Kota Pasuruan bisa menyuplai kebutuhan garam nasional. ”Kebutuhan garam nasional mencapai 1,2 juta ton per tahun. Peningkatan produksi dan kualitas garam akan membantu suplai kebutuhan garam nasional yang sampai saat ini harus mengimpor dari luar negeri,” tutur Hasani.

Sujak, salah seorang petani garam mengatakan, penggunaan teknologi geoisolator sejak tiga tahun lalu mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi garam. Dengan luas petak lahan berukuran 15x40 meter bisa menghasilkan 4-5 ton setiap pekan.

”Lahan yang menggunakan terpal plastik (geoisolator) bisa menghasilkan produksi garam 7 ton per petak, sedangkan lahan tradisional hanya memproduksi 5 ton. Harga garam juga lebih baik Rp500 per kg, sedangkan lahan tanah Rp400 per kg,” kata Sujak.

Arie yoenianto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5615 seconds (0.1#10.140)