Bupati - SKPD Blitar Pelesir ke Medan
A
A
A
BLITAR - Bupati Blitar Herry Noegroho dan seluruh kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemkab Blitar berpergian bersama ke Medan, Sumatera Utara (Sumut) sejak Selasa (8/9) lalu.
Selain urusan dinas, ”pelesiran” yang dibiayai uang negara itu informasinya sekaligus menjadi ajang pesta perpisahan akhir jabatan. Sebab pada Januari 2016 mendatang, Herry tidak lagi menjabat kepala daerah Kabupaten Blitar. ”Bahkan untuk Bappeda tidak hanya kepala SKPD. Seluruh pejabat setingkat di bawah juga ikut,” ujar salah seorang pegawai di lingkungan Pemkab Blitar yang enggan disebut nama kepada wartawan, kemarin.
Selain Bappeda, pimpinan Disnakertrans juga hadir di sana. Menurut informasi Dinas Pendidikan dan Dinas Pekerjaan Umum juga ikut. ”Nglencer” massal itu dilakukan secara sarimbit, yakni membawa pasangan masing-masing. ”Berangkatnya sejak Selasa kemarin (8/9),” kata sumber di kedinasan itu.
Informasi yang dihimpun ada beberapa pimpinan SKPD sengaja tidak ikut melancong. Mereka khawatir disalahkan karena meninggalkan tugas pelayanan masyarakat. Koordinator LSM Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) Moh Triyanto menegaskan, kunjungan kerja (kunker) kedinasan sering hanya kamuflase. Kunker sering hanya menjadi modus menghamburkan uang negara.
Di sisi lain, kata Triyanto, upah sembilan bulan bagi 850 honorer K2 di Dinas Pendidikan belum dibayar. Ada anggaran Rp6,3 miliar (gaji K2) yang dicurigai sengaja diendapkan. ”Ini ironis sekali. Kalau untuk perjalanan dinas anggaran bisa segera cair. Padahal output kunker untuk masyarakat tidak pernah jelas,” ujarnya.
Triyanto mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk turun tangan mengaudit. Sebab anggaran perjalanan dinas rentan diselewengkan. Dikonfirmasi terpisah, Kabag Humas Pemkab Blitar Puguh Imam Santoso membenarkan Bupati Herry Noegroho berada di Medan.
Namun, dia menolak keberadaan bupati dikatakan pelesir untuk melangsungkan acara perpisahan jabatan. ”Pak Bupati memang ke Medan namun untuk acara kunjungan kerja. Bukan acara perpisahan. Hari ini (kemarin) beliau dalam perjalanan pulang ke Blitar,” ujarnya.
Puguh menjelaskan, acara perpisahan akhir jabatan bupati masih dalam perencanaan. Sebab masa jabatan Bupati Blitar akan berakhir pada 31 Januari 2016. ”Kalau perpisahannya sekarang tentu saya ada acara. Buktinya, saya tidak ikut,” katanya.
Dari Sumut, Bupati Herry pada Rabu (9/9) bersama rombongan diketahui bertemu Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan bersama jajarannya. Herry Noegroho mengatakan, kedatangan mereka ke Kota Tebingtinggi bukan hanya sekadar berkunjung biasa, tapi belajar dan mengetahui informasi serta pengetahuan dari Kota Tebingtinggi.
”Kabupaten Blitar mempunyai 22 kecamatan, 28 kelurahan, dan 220 desa. Blitar memiliki potensi-potensi seperti perkebunan teh, kopi, dan karet, yang menjadi produk unggulan daerah. Sedangkan di bidang perikanan yang terkenal dan menjadi ikon Kota Belitar adalah ikan koi,” katanya.
Solichan arif
Selain urusan dinas, ”pelesiran” yang dibiayai uang negara itu informasinya sekaligus menjadi ajang pesta perpisahan akhir jabatan. Sebab pada Januari 2016 mendatang, Herry tidak lagi menjabat kepala daerah Kabupaten Blitar. ”Bahkan untuk Bappeda tidak hanya kepala SKPD. Seluruh pejabat setingkat di bawah juga ikut,” ujar salah seorang pegawai di lingkungan Pemkab Blitar yang enggan disebut nama kepada wartawan, kemarin.
Selain Bappeda, pimpinan Disnakertrans juga hadir di sana. Menurut informasi Dinas Pendidikan dan Dinas Pekerjaan Umum juga ikut. ”Nglencer” massal itu dilakukan secara sarimbit, yakni membawa pasangan masing-masing. ”Berangkatnya sejak Selasa kemarin (8/9),” kata sumber di kedinasan itu.
Informasi yang dihimpun ada beberapa pimpinan SKPD sengaja tidak ikut melancong. Mereka khawatir disalahkan karena meninggalkan tugas pelayanan masyarakat. Koordinator LSM Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) Moh Triyanto menegaskan, kunjungan kerja (kunker) kedinasan sering hanya kamuflase. Kunker sering hanya menjadi modus menghamburkan uang negara.
Di sisi lain, kata Triyanto, upah sembilan bulan bagi 850 honorer K2 di Dinas Pendidikan belum dibayar. Ada anggaran Rp6,3 miliar (gaji K2) yang dicurigai sengaja diendapkan. ”Ini ironis sekali. Kalau untuk perjalanan dinas anggaran bisa segera cair. Padahal output kunker untuk masyarakat tidak pernah jelas,” ujarnya.
Triyanto mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk turun tangan mengaudit. Sebab anggaran perjalanan dinas rentan diselewengkan. Dikonfirmasi terpisah, Kabag Humas Pemkab Blitar Puguh Imam Santoso membenarkan Bupati Herry Noegroho berada di Medan.
Namun, dia menolak keberadaan bupati dikatakan pelesir untuk melangsungkan acara perpisahan jabatan. ”Pak Bupati memang ke Medan namun untuk acara kunjungan kerja. Bukan acara perpisahan. Hari ini (kemarin) beliau dalam perjalanan pulang ke Blitar,” ujarnya.
Puguh menjelaskan, acara perpisahan akhir jabatan bupati masih dalam perencanaan. Sebab masa jabatan Bupati Blitar akan berakhir pada 31 Januari 2016. ”Kalau perpisahannya sekarang tentu saya ada acara. Buktinya, saya tidak ikut,” katanya.
Dari Sumut, Bupati Herry pada Rabu (9/9) bersama rombongan diketahui bertemu Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan bersama jajarannya. Herry Noegroho mengatakan, kedatangan mereka ke Kota Tebingtinggi bukan hanya sekadar berkunjung biasa, tapi belajar dan mengetahui informasi serta pengetahuan dari Kota Tebingtinggi.
”Kabupaten Blitar mempunyai 22 kecamatan, 28 kelurahan, dan 220 desa. Blitar memiliki potensi-potensi seperti perkebunan teh, kopi, dan karet, yang menjadi produk unggulan daerah. Sedangkan di bidang perikanan yang terkenal dan menjadi ikon Kota Belitar adalah ikan koi,” katanya.
Solichan arif
(ftr)