Warga Desak Terminal Batubara Dipindah

Selasa, 08 September 2015 - 08:45 WIB
Warga Desak Terminal Batubara Dipindah
Warga Desak Terminal Batubara Dipindah
A A A
GRESIK - Dua aksi unjuk rasa warga terjadi di Kabupaten Gresik kemarin. Warga memprotes proyek pipanisasi Perusahaan Gas Negara (PGN) di Desa Dusun Candi Laras, Desa Peganden, Kecamatan Manyar, serta keberadaan terminal bongkar muat batubara di Jalan RE Martadinata.

Dua aksi unjuk rasa ini dila kukan dua kelompok berbeda. A si pertama dilakukan warga Ke - lurahan Kemuteran, Kecamatan Gresik. Kemarahan mereka memuncak setelah PT Gresik Jasa Tama, pengelola terminal bongkar muat batubara di Jalan RE Martadinata, dinilai tak mampu memenuhi janji menuntaskan persoalan polusi udara.

Warga melakukan aksi sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu angin dari utara begitu deras hingga debu hitam pekat dari bongkar dan muat batubara di Pelabuhan Curah menimpa rumah warga. Kondisi ini kian menambah emosi warga. Sekali komando warga yang terdiri atas bapak-bapak, ibuibu, pemuda, dan anak-anak tumplek.

Mereka langsung berhamburan mendekati pintu ger bang. Sejurus kemudian menutup palang pintu dan memasang spanduk “Jangan Cemari Lingkungan Kami, Kami Butuh Oksigen Bukan Debu Ba tubara.” Tidak cukup satu, puluhan warga menenteng satu spanduk besar bertulis “PT Gresik Jasa Tama Relokasi Harga Mati”.

Spanduk-spanduk itu dihiasi dengan berbagai pose truk memuat batubara keluar dan masuk arena pelabuhan curah. Warga menilai keberadaan terminal batubara sangat mengganggu lingkungan tempat tinggal mereka. Saat musim ke marau seperti ini, debu yang ditimbulkan bongkar muat ba tubara mengotori rumah warga.

Bahkan, tidak sedikit membuat napas warga sesak sehingga puluhan orang menjadi korban. “Se jak dioperasikan selalu mengganggu ketenangan warga. Debunya dalam satu jam mengotori rumah-rumah hingga ketebalan satu milimeter. Kami mendesak untuk di relokasi karena selalu mengganggu kami,” kata Adi, 35, warga RT 5/RW 1 Kemuteran.

Mencegah warga menguasai pelabuhan, puluhan aparat polisi pelabuhan Gresik memblokir di gerbang terminal. Warga akhirnya melakukan aksi di pintu gerbang. Bersamaan dengan itu Kepala Bagian Umum PT GJT Ilhamsyah menemui pendemo. Melihat pejabat GJT hadir warga mendekat dan men cacimaki Ilhamsyah senaknya.

“Bapak jangan hanya ter tawa. Coba bapak membeli rumah kami dan ditempati. Kalau dalam satu hari kerasan, maka kami akan menghormatinya. Bapak hanya melihat, tetapi kami yang setiap hari menjadi korban debu batubara,” kata Muyasaroh, 41, warga RT 6/RW 1 Kemuteran.

Meski tidak mendapat tanggapan dari manajemen PT GJT, warga tetap mendesak direlokasi. Bahkan, warga mengancam akan melakukan aksi lebih besar dalam waktu dekat hingga pihak GJT benar-benar merelokasi pelabuhan curah batubara.

Menyikapi hal itu, Ilham - syah selaku Kepala Bagian Umum PT GJT menyatakan, pi - haknya belum bisa menanggapi atas tuntutan warga. Dia ber - alasan bila pihaknya masih di - sibukkan dengan truk-truk pe - ngangkut batubara yang belum bisa keluar. “Kami belum bisa memberikan tanggapan,” kata sambil masuk kantor.

Sementara puluhan warga Dusun Candi Laras, Desa Peganden, Kecamatan Manyar, Gresik, memprotes proyek pipanisasi gas milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Mereka menghentikan proyek pipanisasi gas milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di dekat exit tol Manyar, kemarin.

Selain belum ada sosialisasi, pipa nisasi itu dinilai membahayakan warga sekitar. “Kami minta kompensasi dalam bentuk fasum atau fasilitas umum. Sebab sosialisasi yang dilakukan PT PGN belum ada. Warga khawatir proyek pipa gas ini risikonya ditang - gung warga jika terjadi ledakan. Untuk itu, kami melakukan aksi menuntut penolakan penanam an pipa gas,” kata Risman Budi, 35, warga Peganden.

Warga lain, Ali Murtadlo, 38, menambahkan, aksinya didasarkan atas keresahan warga sekitar yang dilalui pipanisasi PGN. “Harusnya ada sosialisasi. Ti dak seenaknya dipasang. Kami yang berada di sekitar pipa sangat ketakutan atas kemungkinan terjadi ledakan,” ujarnya.

Setelah berorasi selama dua jam, perwakilan warga meminta salah satu wakil dari PT PGN menandatangani tuntutan warga di atas kertas bermeterai. Head Regional Distribution II PT PGN, Dian Kuncoro mengatakan, aksi yang dilakukan warga sah saja menyampaikan aspirasi. Terkait dengan kekhawatiran terhadap pipa gas bertekanan tinggi dalam waktu dekat akan dikomunikasikan ke warga.

Ashadi ik
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8440 seconds (0.1#10.140)