Warga Diminta Perhatikan DPS
A
A
A
SLEMAN - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman, Gunungkidul, dan Bantul, kemarin sudah merilis daftar pemilih sementara (DPS) untuk penyelenggaraan Pilkada 9 Desember 2015.
Karena itu, warga yang memiliki hak pilih diminta memerhatikan DPS tersebut agar saat direvisi menjadi daftar pemilih tetap (DPT) pada 2 Oktober nanti sehingga tak ada lagi warga pemilik suara yang tercecer. Untuk Pilkada Sleman, jumlah pemilih berkurang dibandingkan daftar penduduk potensi pemilih pemilu (DP4), yakni dari DP4 885.282 pemilih menjadi 778.597 pemilih atau berkurang 10.6685 orang.
DPS ini merupakan hasil dari penelitian dan pencocokan (coklit) data masyarakat. “DPS pilkada ini merupakan hasil rekapitulasi yang dilakukan panitia pemungutan suara (PPS) dan panitia pemilih kecamatan (PPK) terhadap DP4,” ungkap Ketua KPU Sleman Ahmad Shidqi seusai penetapan DPS, kemarin.
Dia menegaskan DPS ini masih bisa berubah. Setelah DPS ditetapkan, pihaknya segera menyosialisasikan kepada warga. Agar warga mengetahui dirinya masuk DPS atau belum, maka DPS akan dipasang di balai desa. Warga juga bisa mengecek DPS di websiteKPU Sleman. “Warga Sleman memiliki hak pilih, baik yang memiliki KTP atau tidak tapi belum masuk DPS, bisa melaporkan ke PPS setempat,” katanya.
Ketua KPU DIY Hamdan Kurniawan yang hadir dalam acara itu mengharapkan partisipasi aktif masyarakat terhadap DPS tersebut, yakni dengan mencermati DPS yang dipasang di tiap balai desa setempat. “Pengawalan DPS ini penting sehingga tidak ada warga yang memiliki hak pilih dalam pilkada nanti tidak terlewatkan,” katanya. Untuk Pilkada Gunungkidul diketahui jumlah DPS berjumlah 626.111 pemilih. Jumlah ini jauh di atas DP4 yang berjumlah 591.031 orang.
“Jadi memang ada kenaikan dibandingkan data DP4, perbedaannya mencapai 35.000,” kata Ketua KPU Gunungkidul M Zaenuri Ikshan, kemarin. Dari pencermatan awal, pihaknya mengakui menemukan beberapa data yang tidak valid. Data tersebut berupa data nama ganda sehingga akan ada proses verifikasi. “Ini memang terjadi banyak data ganda. Jadi kami akanmintapetugaspemungutan suara untuk mencermati kembali untuk perbaikan,” ucapnya.
Dari berbagai informasi yang diterima KPU, banyak petugas pemutakhiran data tidak sampai ke rumah warga untuk melakukan coklit. “Ini akan menjadi bahan kami bersama sehingga jangan sampai terulang,” katanya. Anggota Panwaslu Gunungkidul Budi Haryanto mengungkapkan, keteledoran petugas lapangan pemutakhiran data semestinya menjadi catatan KPU. Dia berharap petugas lapangan yang hanya main tembak tanpa mendatangi rumah warga dicoret sebagai petugas.
“Karena itu membahayakan,” katanya. Terpisah, Komisioner KPU Bantul Divisi Teknik Penyelenggaraan Pemilu, Arif Widayanto mengungkapkan, pihaknya menerima DP4 dari Disdukcapil sebanyak 690.554 orang. Setelah itu, pihaknya melakukan coklit di lapangan dengan menerjunkan PPDP. Hasilnya, jumlah tempat pemungutan suara (TPS) 1.768 unit, jumlah pemilih laki-laki ada 340.403 orang, pemilih perempuan 356.706 orang, dan total pemilih 696.789 orang.
Setelah itu, hasil coklit dimasukkan ke Sistem Informasi Daftar Pemilih (sidalih) secara onlinesehingga secara otomatis jumlah tersebut banyak berkurang. Untuk jumlah TPS masih tetap sama 1.768 buah, jumlah pemilih laki-laki berubah menjadi 335.427 orang, dan jumlah pemilih perempuan mencapai 350.493. “Sehingga sekarang totalnya ada 685.920 orang pemilih,” ujarnya.
Priyo setyawan/ suharjono/ erfanto linangkung
Karena itu, warga yang memiliki hak pilih diminta memerhatikan DPS tersebut agar saat direvisi menjadi daftar pemilih tetap (DPT) pada 2 Oktober nanti sehingga tak ada lagi warga pemilik suara yang tercecer. Untuk Pilkada Sleman, jumlah pemilih berkurang dibandingkan daftar penduduk potensi pemilih pemilu (DP4), yakni dari DP4 885.282 pemilih menjadi 778.597 pemilih atau berkurang 10.6685 orang.
DPS ini merupakan hasil dari penelitian dan pencocokan (coklit) data masyarakat. “DPS pilkada ini merupakan hasil rekapitulasi yang dilakukan panitia pemungutan suara (PPS) dan panitia pemilih kecamatan (PPK) terhadap DP4,” ungkap Ketua KPU Sleman Ahmad Shidqi seusai penetapan DPS, kemarin.
Dia menegaskan DPS ini masih bisa berubah. Setelah DPS ditetapkan, pihaknya segera menyosialisasikan kepada warga. Agar warga mengetahui dirinya masuk DPS atau belum, maka DPS akan dipasang di balai desa. Warga juga bisa mengecek DPS di websiteKPU Sleman. “Warga Sleman memiliki hak pilih, baik yang memiliki KTP atau tidak tapi belum masuk DPS, bisa melaporkan ke PPS setempat,” katanya.
Ketua KPU DIY Hamdan Kurniawan yang hadir dalam acara itu mengharapkan partisipasi aktif masyarakat terhadap DPS tersebut, yakni dengan mencermati DPS yang dipasang di tiap balai desa setempat. “Pengawalan DPS ini penting sehingga tidak ada warga yang memiliki hak pilih dalam pilkada nanti tidak terlewatkan,” katanya. Untuk Pilkada Gunungkidul diketahui jumlah DPS berjumlah 626.111 pemilih. Jumlah ini jauh di atas DP4 yang berjumlah 591.031 orang.
“Jadi memang ada kenaikan dibandingkan data DP4, perbedaannya mencapai 35.000,” kata Ketua KPU Gunungkidul M Zaenuri Ikshan, kemarin. Dari pencermatan awal, pihaknya mengakui menemukan beberapa data yang tidak valid. Data tersebut berupa data nama ganda sehingga akan ada proses verifikasi. “Ini memang terjadi banyak data ganda. Jadi kami akanmintapetugaspemungutan suara untuk mencermati kembali untuk perbaikan,” ucapnya.
Dari berbagai informasi yang diterima KPU, banyak petugas pemutakhiran data tidak sampai ke rumah warga untuk melakukan coklit. “Ini akan menjadi bahan kami bersama sehingga jangan sampai terulang,” katanya. Anggota Panwaslu Gunungkidul Budi Haryanto mengungkapkan, keteledoran petugas lapangan pemutakhiran data semestinya menjadi catatan KPU. Dia berharap petugas lapangan yang hanya main tembak tanpa mendatangi rumah warga dicoret sebagai petugas.
“Karena itu membahayakan,” katanya. Terpisah, Komisioner KPU Bantul Divisi Teknik Penyelenggaraan Pemilu, Arif Widayanto mengungkapkan, pihaknya menerima DP4 dari Disdukcapil sebanyak 690.554 orang. Setelah itu, pihaknya melakukan coklit di lapangan dengan menerjunkan PPDP. Hasilnya, jumlah tempat pemungutan suara (TPS) 1.768 unit, jumlah pemilih laki-laki ada 340.403 orang, pemilih perempuan 356.706 orang, dan total pemilih 696.789 orang.
Setelah itu, hasil coklit dimasukkan ke Sistem Informasi Daftar Pemilih (sidalih) secara onlinesehingga secara otomatis jumlah tersebut banyak berkurang. Untuk jumlah TPS masih tetap sama 1.768 buah, jumlah pemilih laki-laki berubah menjadi 335.427 orang, dan jumlah pemilih perempuan mencapai 350.493. “Sehingga sekarang totalnya ada 685.920 orang pemilih,” ujarnya.
Priyo setyawan/ suharjono/ erfanto linangkung
(ars)