Minta Pemkot Gelar Kompetisi Antarsekolah
A
A
A
SURABAYA - Siswa di sejumlah sekolahan di Surabaya yang menorehkan prestasi pada kompetisi robot semakin banyak, baik jenjang SD, SMP, SMA, maupun mahasiswa. Tidak tanggung-tanggung, prestasi itu mereka ukir mulai tingkat nasional, bahkan internasional. Namun, dari banyak prestasi itu, tidak ada yang diraih dari kejuaraan di Surabaya.
Singkatnya, kesuksesan diperoleh dari ajang di luar kota, luar provinsi, hingga luar negeri. Para juara kontes robot ini pun berharap Surabaya bisa sering menggelar kompetisi. Siswa yang selama ini gandrung merakit robot (robotholic) ingin berkompetisi antarsekolah. “Targetnya bukan juara, melainkan sharingdengan peserta kompetisi robot.
Dengan seringnya kejuaraan yang digelar, saya yakin akan banyak siswa yang tertarik membuat robot yang ke depannya bisa dikembangkan untuk produk tertentu dan bisa memudahkan kerja manusia,” kata siswa kelas X MIPA 3 SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya, Ghazwu Fikril Haq, kemarin.
Tidak berlebihan jika Ghazwu berharap demikian. Pasalnya, anak pasangan Isa Anshori dan Nur Chasanah ini baru saja menyabet juara dua kategori Rescue andTransporterpada International Islamic School Robotic Olympiad (IISRO) di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, 17–21 Agustus 2015. Siswa kelahiran 23 Oktober 2000 ini cukup lama menekuni dunia perakitan robot. Tepatnya sejak duduk di bangku kelas 3 SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya.
Kendati demikian, dia mulai aktif mengikuti perlombaan dan menorehkan juara sejak duduk di bangku SMP Muhammadiyah 5 Surabaya. Keberhasilan Ghazwu di ajang internasional memang patut membuat bangga. Terlebih, dia ikut untuk kelas senior yang dikhususkan bagi siswa SMP dan SMA. Selain itu, IISRO diikuti 1.000-an peserta. “Untuk kategori Transporter, saya terjunkan robot yang diberi nama Robo-Robo.
Sedangkan kategori Rescue,saya gunakan robot Adroid. Robo-Robo dituntut bisa memindahkan barang dengan dua capit seperti kepiting. Sedangkan, Adroid mengambil bola, memasukan ke gawang dengan melintasi line tracker yang ada,” sebut siswa yang tinggal di Perumahan Real Estate Waru Indah (Rewin), Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, ini.
Menyikapi keberhasilan siswanya, pembina robot Smamda, Astajab, menyebut, pihaknya selalu memfasilitasi siswa yang aktif di banyak kegiatan ekstrakurikuler, termasuk rancang bangun robot. “Tidak jarang kami juga minta anakanak aktif membangun komunikasi, masuk komunitas robotika yang ada,” katanya. Sementara itu, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim justru merespons keberadaan prestasi siswa pada lomba robot.
Lomba skala provinsi pun digagas. Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman mengungkapkan, prestasi dalam bidang robotika terus ditorehkan para siswa di Jatim. Prestasi-prestasi itu diraih dari berbagai olimpiade, baik tingkat nasional maupun internasional. Pihaknya mengaku bangga sekaligus prihatin.
Sebab, sejauh ini belum ada olimpiade tingkat nasional dari kementerian yang khusus bidang robotika. “Melihat prestasi anakanak dari sekolah, saya terinspirasi untuk menggelar olimpiade robotika tingkat provinsi. Ini akan kami realisasikan, meskipun belum ada di tingkat kementerian,” ungkap Saiful.
Soeprayitno
Singkatnya, kesuksesan diperoleh dari ajang di luar kota, luar provinsi, hingga luar negeri. Para juara kontes robot ini pun berharap Surabaya bisa sering menggelar kompetisi. Siswa yang selama ini gandrung merakit robot (robotholic) ingin berkompetisi antarsekolah. “Targetnya bukan juara, melainkan sharingdengan peserta kompetisi robot.
Dengan seringnya kejuaraan yang digelar, saya yakin akan banyak siswa yang tertarik membuat robot yang ke depannya bisa dikembangkan untuk produk tertentu dan bisa memudahkan kerja manusia,” kata siswa kelas X MIPA 3 SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya, Ghazwu Fikril Haq, kemarin.
Tidak berlebihan jika Ghazwu berharap demikian. Pasalnya, anak pasangan Isa Anshori dan Nur Chasanah ini baru saja menyabet juara dua kategori Rescue andTransporterpada International Islamic School Robotic Olympiad (IISRO) di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, 17–21 Agustus 2015. Siswa kelahiran 23 Oktober 2000 ini cukup lama menekuni dunia perakitan robot. Tepatnya sejak duduk di bangku kelas 3 SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya.
Kendati demikian, dia mulai aktif mengikuti perlombaan dan menorehkan juara sejak duduk di bangku SMP Muhammadiyah 5 Surabaya. Keberhasilan Ghazwu di ajang internasional memang patut membuat bangga. Terlebih, dia ikut untuk kelas senior yang dikhususkan bagi siswa SMP dan SMA. Selain itu, IISRO diikuti 1.000-an peserta. “Untuk kategori Transporter, saya terjunkan robot yang diberi nama Robo-Robo.
Sedangkan kategori Rescue,saya gunakan robot Adroid. Robo-Robo dituntut bisa memindahkan barang dengan dua capit seperti kepiting. Sedangkan, Adroid mengambil bola, memasukan ke gawang dengan melintasi line tracker yang ada,” sebut siswa yang tinggal di Perumahan Real Estate Waru Indah (Rewin), Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, ini.
Menyikapi keberhasilan siswanya, pembina robot Smamda, Astajab, menyebut, pihaknya selalu memfasilitasi siswa yang aktif di banyak kegiatan ekstrakurikuler, termasuk rancang bangun robot. “Tidak jarang kami juga minta anakanak aktif membangun komunikasi, masuk komunitas robotika yang ada,” katanya. Sementara itu, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim justru merespons keberadaan prestasi siswa pada lomba robot.
Lomba skala provinsi pun digagas. Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman mengungkapkan, prestasi dalam bidang robotika terus ditorehkan para siswa di Jatim. Prestasi-prestasi itu diraih dari berbagai olimpiade, baik tingkat nasional maupun internasional. Pihaknya mengaku bangga sekaligus prihatin.
Sebab, sejauh ini belum ada olimpiade tingkat nasional dari kementerian yang khusus bidang robotika. “Melihat prestasi anakanak dari sekolah, saya terinspirasi untuk menggelar olimpiade robotika tingkat provinsi. Ini akan kami realisasikan, meskipun belum ada di tingkat kementerian,” ungkap Saiful.
Soeprayitno
(bbg)