Warga Hutan Dilatih Ternak Lebah

Jum'at, 28 Agustus 2015 - 09:45 WIB
Warga Hutan Dilatih...
Warga Hutan Dilatih Ternak Lebah
A A A
BATU - Pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terus berupaya memberdayakan warga tepi hutan. Salah satunya dengan memberikan pelatihan ternak lebah kepada warga Dusun Terongrejo, Desa Wonoayu, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.

Pelatihan ini dilakukan dengan menggandeng pengelola usaha peternakan lebah profesional. Diharapkan dengan kegiatan ini warga tepi hutan mampu mandiri tanpa merusak hutan. “Usaha berternak lebah yang menghasilkan madu sampai saat ini masih menjanjikan untuk dikembangkan.

Karena setiap orang butuh madu untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh,” ujar salah satu mentor ternak lebah dari Pusat Perlebahan Kota Batu Roni Fransiska, kemarin. Dia menerangkan, dalam pelatihan ini peserta pelatihan dibekali ilmu teori Biologi lebah, koloni lebah, dan cara panen.

Termasuk dikenalkan juga kendala saat berternak lebah termasuk cara bisnis madu tawon. Peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) diajari tentang teori dan cara pembuatan ratu lebah, proses produksi royal jely, dan praktik lainnya. “Untuk membuka bisnis beternak lebah.

Minimal dibutuhkan biaya Rp50-60 jutaan. Biayanya untuk membeli 50 kotak lebah yang siap berproduksi,” ujar Roni. Dengan 50 kotak lebah bisa menghasilkan 60 kg madu per kotak per tahun. “Bibit lebah yang kami kembangkan jenis Apis Melivera. Lebah jenis ini produksi madunya lebih banyak daripada lebah lokal,” ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, peserta diklat juga dikenalkan dengan jenis madu, antara lain madu bunga randu, bunga karet, bunga klengkeng, bunga mangga, madu bunga kopi, serta madu bunga pohon galitus. “Kami juga mengenalkan kendala yang sering dihadapi di lapangan mulai dari perubahan cuaca sampai musim paceklik.

Di alam tidak ada bunga. Yang jelas ternak lebah bisa menghasilkan madu, royal jely, bie polen, dan bie polis,” ujarnya. Diterangkannya, saat memutuskan beternak lebah maka pemilik usaha harus siapsiap keliling kota angon atau mengembara bersama lebahnya untuk mencari sari bunga tanaman.

Di Jatim, daerah angon lebah terdapat di Kabupaten Pasuruan, Banyuwangi, dan Nganjuk, dengan jenis bunga pohon akasia, di Caruban Madiun jenis bunga pohon mahoni, dan di Ngawi untuk jenis pohon karet. Basori, pemilik usaha Pusat Perlebahan Kota Batu menambahkan, bagi orang awam sulit membedakan antara madu asli dan palsu.

Tapi ada cara sederhana untuk bisa membedakan madu asli dengan yang palsu, yaitu bisa dilihat dari harga jual. “Misalkan satu botol madu ukuran 1 liter hanya dijual Rp30.000, bisa dipastikan itu palsu. Karena untuk madu asli ukuran 850 gram jenis madu klengkeng harganya bisa mencapai Rp130.000,” katanya.

Maman adi saputro
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1070 seconds (0.1#10.140)