Jazz Salawat Semarakkan Jazz Ijen
A
A
A
BANYUWANGI - Festival Jazz Ijen di Kabupaten Banyuwangi tahun ini bakal dimeriahkan dengan Jazz Salawat yang dibawakan sejumlah musisi tradisional Banyuwangi.
Kemarin, kru Jazz Salawat yang berlatih dengan para pelantun salawat dan musik Kuntulan di aula Dinas Budaya dan Pariwisata. Sore kemarin, para musisi muda yang tergabung dalam Lalare Orkestra terlihat semangat berlatih memainkan lagu Lir Ilir dengan arahan dari komposer Sayun.
”Ini memang agak sulit bagi mereka karena notasinya baru dan dipadukan dengan jazz. Tapi saya salut. Meski sulit, anak-anak ini menurut saya cepat menangkap apa yang saya ajarkan. Mungkin karena masih muda ya, jadi daya tangkapnya lebih,” ujar Sayun. Jazz Ijen digelar Sabtu (22/8) besok di Tamansari Desa Jambu Licin dimeriahkan dengan penampilan Andre Hehanusa dan Kerispatih.
Dalam latihan tersebut, Lalare Orkestra langsung ber-kolaborasi dengan musik Kuntulan khas Banyuwangi. Suara perkusi dari gending Using berpadu dengan suara terbang dan kendang ala Kuntulan. ”Paduan ini memang bakal meriah, namun akan tetap kami hadirkan dalam bungkus musik jazz,” kata Sayun.
Bagi penggemar jazz, nama Sayun tidaklah asing. Dia pernah tampil dalam sejumlah ajang jazz nasional. Pada 2013, Sayun tampil bersama Djaduk Feriyanto pada Jazz Gunung Bromo dengan membawakan lagu-lagu tradisional Banyuwangi. ”Saya juga pernah bermain bareng Dwiki Dharmawan dalam HUT Kota Surabaya.
Di sana kami menampilkan lagu Semanggi Suroboyo, Jembatan Merah, dan Surabaya, kata Sayun. Latihan kemarin bahkan menarik perhatian dua wisatawan asing. Nina, perempuan asal Belanda, mengaku penasaran menyaksikan langsung asal alunan musik yang didengarnya unik.
Dia menilai musik yang dimainkan Sayun dan kawan-kawan sangat dinamis serta riang. ”Saya sangat terkesan. Musik ini bisa dimainkan bersamasama, saya pun tadi bisa spontan ikut memukul kendang ini. Ini menunjukkan bahwa musik adalah bahasa yang universal. Kita semua bisa dipersatukan dengan musik,” kata Simjon asal Jerman, rekan seperjalanan Nina di Indonesia.
P juliatmoko
Kemarin, kru Jazz Salawat yang berlatih dengan para pelantun salawat dan musik Kuntulan di aula Dinas Budaya dan Pariwisata. Sore kemarin, para musisi muda yang tergabung dalam Lalare Orkestra terlihat semangat berlatih memainkan lagu Lir Ilir dengan arahan dari komposer Sayun.
”Ini memang agak sulit bagi mereka karena notasinya baru dan dipadukan dengan jazz. Tapi saya salut. Meski sulit, anak-anak ini menurut saya cepat menangkap apa yang saya ajarkan. Mungkin karena masih muda ya, jadi daya tangkapnya lebih,” ujar Sayun. Jazz Ijen digelar Sabtu (22/8) besok di Tamansari Desa Jambu Licin dimeriahkan dengan penampilan Andre Hehanusa dan Kerispatih.
Dalam latihan tersebut, Lalare Orkestra langsung ber-kolaborasi dengan musik Kuntulan khas Banyuwangi. Suara perkusi dari gending Using berpadu dengan suara terbang dan kendang ala Kuntulan. ”Paduan ini memang bakal meriah, namun akan tetap kami hadirkan dalam bungkus musik jazz,” kata Sayun.
Bagi penggemar jazz, nama Sayun tidaklah asing. Dia pernah tampil dalam sejumlah ajang jazz nasional. Pada 2013, Sayun tampil bersama Djaduk Feriyanto pada Jazz Gunung Bromo dengan membawakan lagu-lagu tradisional Banyuwangi. ”Saya juga pernah bermain bareng Dwiki Dharmawan dalam HUT Kota Surabaya.
Di sana kami menampilkan lagu Semanggi Suroboyo, Jembatan Merah, dan Surabaya, kata Sayun. Latihan kemarin bahkan menarik perhatian dua wisatawan asing. Nina, perempuan asal Belanda, mengaku penasaran menyaksikan langsung asal alunan musik yang didengarnya unik.
Dia menilai musik yang dimainkan Sayun dan kawan-kawan sangat dinamis serta riang. ”Saya sangat terkesan. Musik ini bisa dimainkan bersamasama, saya pun tadi bisa spontan ikut memukul kendang ini. Ini menunjukkan bahwa musik adalah bahasa yang universal. Kita semua bisa dipersatukan dengan musik,” kata Simjon asal Jerman, rekan seperjalanan Nina di Indonesia.
P juliatmoko
(ftr)