Jembatan Bailey Miring, Arus Lalin ke Garut Selatan Ditutup
A
A
A
GARUT - Jembatan bailey yang menghubungkan jalur perkotaan Garut dengan Pameungpeuk, anjlok dan miring. Anjlok dan miringnya jembatan sementara yang berlokasi di Kampung Loasari, Desa Tambakjaya, Kecamatan Cisurupan ini membuat jalur utama menuju kawasan selatan Garut ditutup.
Kapolsek Cisurupan AKP Krishna Hirawan mengatakan, jalur ditutup hingga jembatan bailey ini diperbaiki sementara.
"Karena ditutup, arus lalu lintas dialihkan sementara ke Jalan Desa Cigedug yang nantinya keluar ke Jalan Raya Bayongbong. Sangat berisiko bila digunakan, sekalipun oleh sepeda motor," katanya, Kamis (13/8/2015).
Krishna menambahkan, jembatan bailey tersebut dilaporkan mengalami kemiringan sekitar pukul 02.00 WIB. Jembatan kemudian semakin bertambah miring dan anjlok pada siang hari, karena terus dilintasi kendaraan.
"Beban kendaraan membuat kemiringan semakin parah hingga jembatan tidak bisa dilintasi kembali," ujarnya.
Sementara itu, Danramil Cisurupan Kapten Infateri Ajudin menambahkan, jembatan tersebut merupakan jembatan darurat yang didirikan sementara, pascadiperbaikinya jembatan utama yaitu Jembatan Ciparupuh beberapa pekan lalu. Namun, sekitar pukul 11.00 WIB, jembatan bailey ini semakin miring saat dilintasi kendaraan besar.
"Pada siang hari anjloknya lebih dalam. Jembatan pun ditutup untuk menghindari korban jiwa. Bukan hanya berdampak pada arus lalu lintas, penutupan jalur ini juga mengakibatkan kendaraan pengangkut logistik berupa BBM dan gas elpiji tidak bisa melintas. Semua kendaraan dialihkan," ucapnya.
Sejumlah warga di lokasi menuturkan, retakan dan longsoran tanah terjadi di setiap jembatan ini mengalami kemiringan.
"Setiap miring, tanah yang menyangga jembatan retak-retak. Bahkan pada pukul 13.00 WIB siang tadi, ada longsoran kecil," tutur Lili (35), warga Kampung Loasari.
Kapolsek Cisurupan AKP Krishna Hirawan mengatakan, jalur ditutup hingga jembatan bailey ini diperbaiki sementara.
"Karena ditutup, arus lalu lintas dialihkan sementara ke Jalan Desa Cigedug yang nantinya keluar ke Jalan Raya Bayongbong. Sangat berisiko bila digunakan, sekalipun oleh sepeda motor," katanya, Kamis (13/8/2015).
Krishna menambahkan, jembatan bailey tersebut dilaporkan mengalami kemiringan sekitar pukul 02.00 WIB. Jembatan kemudian semakin bertambah miring dan anjlok pada siang hari, karena terus dilintasi kendaraan.
"Beban kendaraan membuat kemiringan semakin parah hingga jembatan tidak bisa dilintasi kembali," ujarnya.
Sementara itu, Danramil Cisurupan Kapten Infateri Ajudin menambahkan, jembatan tersebut merupakan jembatan darurat yang didirikan sementara, pascadiperbaikinya jembatan utama yaitu Jembatan Ciparupuh beberapa pekan lalu. Namun, sekitar pukul 11.00 WIB, jembatan bailey ini semakin miring saat dilintasi kendaraan besar.
"Pada siang hari anjloknya lebih dalam. Jembatan pun ditutup untuk menghindari korban jiwa. Bukan hanya berdampak pada arus lalu lintas, penutupan jalur ini juga mengakibatkan kendaraan pengangkut logistik berupa BBM dan gas elpiji tidak bisa melintas. Semua kendaraan dialihkan," ucapnya.
Sejumlah warga di lokasi menuturkan, retakan dan longsoran tanah terjadi di setiap jembatan ini mengalami kemiringan.
"Setiap miring, tanah yang menyangga jembatan retak-retak. Bahkan pada pukul 13.00 WIB siang tadi, ada longsoran kecil," tutur Lili (35), warga Kampung Loasari.
(zik)