Gagal Panen, Petani Nekat Bakar Tanaman Padi
A
A
A
MAJALENGKA - Ratusan hektare tanaman padi yang tersebar di wilayah utara Kabupaten Majalengka, mengalami gagal panen akibat kekeringan. Daun dan batang padi menjadi kering.
Kenyataan ini membuat para petani emosi lalu membakar tanaman padinya. Akibat gagal panen itu, petani mengalami kerugian hingga puluhan juta.
"Kami tidak menyangka terjadi seperti ini. Akibat kekeringan kami mengalami kerugian besar," ungkap perwakilan petani padi dari Desa Mekarjaya, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Sukartem, Senin (10/8/2015).
Selain gagal panen, para petani juga harus membayar sewa lahan tanah ke Perum Perhutani yang nilainya begitu besar.
"Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kami harap pemerintah tidak tinggal diam, melihat kondisi petani yang tengah terpuruk ini," pintanya.
Keluhan serupa diutarakan petani lainnya Cunarsa. Dikatakan dia, gagal panen terjadi akibat kekurangan air yang menimpa ribuan hektare sawah milik Perhutani yang disewakan kepada para petani.
"Kami berharap pada bulan ini akan turun hujan. Dengan demikian, potensi gagal panen bisa ditekan dan tidak semakin meluas," ucapnya.
Pamong Desa Mekarmulya Darsono berharap, pemerintah memberikan bantuan langsung kepada petani yang menghadapi gagal panen akibat kekeringan.
"Saat ini banyak petani di desa kami maupun lainnya di Majalengka yang mengalami kerugian akibat gagal panen. Tentunya petani membutuhkan subsidi langsung agar bisa makan dan memiliki modal bertani kembali," paparnya.
Dia menjelaskan, para Petani tetap harus dapat bertahan hidup. Karena itu pemerintah harus mengambil langkah memberikan bantuan langsung kepada petani yang mengalami gagal panen.
"Kekeringan yang terjadi saat ini bisa dikatakan bencana nasional, selain kerugian pada petani, sebagian masyarakat mengalami krisis air bersih sehingga pemerintah diminta mengambil langkah cepat dan tepat," paparnya.
Kenyataan ini membuat para petani emosi lalu membakar tanaman padinya. Akibat gagal panen itu, petani mengalami kerugian hingga puluhan juta.
"Kami tidak menyangka terjadi seperti ini. Akibat kekeringan kami mengalami kerugian besar," ungkap perwakilan petani padi dari Desa Mekarjaya, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Sukartem, Senin (10/8/2015).
Selain gagal panen, para petani juga harus membayar sewa lahan tanah ke Perum Perhutani yang nilainya begitu besar.
"Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kami harap pemerintah tidak tinggal diam, melihat kondisi petani yang tengah terpuruk ini," pintanya.
Keluhan serupa diutarakan petani lainnya Cunarsa. Dikatakan dia, gagal panen terjadi akibat kekurangan air yang menimpa ribuan hektare sawah milik Perhutani yang disewakan kepada para petani.
"Kami berharap pada bulan ini akan turun hujan. Dengan demikian, potensi gagal panen bisa ditekan dan tidak semakin meluas," ucapnya.
Pamong Desa Mekarmulya Darsono berharap, pemerintah memberikan bantuan langsung kepada petani yang menghadapi gagal panen akibat kekeringan.
"Saat ini banyak petani di desa kami maupun lainnya di Majalengka yang mengalami kerugian akibat gagal panen. Tentunya petani membutuhkan subsidi langsung agar bisa makan dan memiliki modal bertani kembali," paparnya.
Dia menjelaskan, para Petani tetap harus dapat bertahan hidup. Karena itu pemerintah harus mengambil langkah memberikan bantuan langsung kepada petani yang mengalami gagal panen.
"Kekeringan yang terjadi saat ini bisa dikatakan bencana nasional, selain kerugian pada petani, sebagian masyarakat mengalami krisis air bersih sehingga pemerintah diminta mengambil langkah cepat dan tepat," paparnya.
(san)