Risma Ingin Rehat Sejenak
A
A
A
SURABAYA - Setelah tidak menjabat lagi sebagai Wali Kota Surabaya pada 28 September 2015, Tri Rismaharini telah mempersiapkan diri bekerja di swasta. Sayangnya, orang nomor satu di Surabaya itu enggan menjelaskan sektor swasta yang dimaksud.
Risma, panggilan Tri Rismaharini, saat ditemuidiruangkerjanya di balai kota kemarin mengatakan, gagalnya Pilkada Surabaya 2015 merupakan kehendak Tuhan. Dia menilai Tuhan mengatur yang lebih baik. Soal apakah akan maju kembali pada Pilkada Surabaya 2017 maupun Pilkada Jatim, lagi-lagi mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini enggan buka mulut.
”Kalau saya kerja di swasta, nanti di wilayah mana saya tidak tahu. Di Surabaya atau tidak, saya tidak tahu. Bisa saja tiba-tiba saya ada di Amerika, kan gak tahu juga,” katanya. Terkait pejabat pelaksana tugas (Plt) yang bakal dipilih Gubernur Jawa Timur (Jatim) nantinya, Risma berharap bisa mengurusi semua bidang yang masih menjadi pekerjaan rumahnya.
Plt maupun bakal wali kota Surabaya berikutnya juga diharapkan demikian. ”Semua bidang harus bisa karena bupati atau wali kota itu berhadapan langsung dengan masyarakat. Enggak bisa kalau cuma satu sektor yang difokuskan, enggak ada gunanya. Menjadi kepala daerah itu memang berat,” tuturnya.
Sebelum masa jabatannya berakhir, perempuanasalKediri ini akan menyelesaikan sejumlah proyek prestisius yang hingga kini masih belum tuntas, utamanya soal perizinan. ”Yang jelas saya harus menyelesaikan izin-izin proyek transportasi trem, proyek jalan lingkar luar timur (JLLT) dan jalan lingkar luar barat (JLLB), serta proyek jembatan seperti Kenjeran, jembatan di Gunungsari, jembatan di Jalan Ratna,” pungkasnya.
Soal rencana menjadi dosen di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Risma mengatakan, saat ini tidak bisa menjadidosentetapkarenasudah tidak berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS). ”Kalau saat itu saya masih PNS, ya bisa jadi dosen tetap, tapi kalau sekarang tidak bisa. Tetapi, mungkin dosen panggilan,” ujarnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya sebelumnya menyatakan, pelaksanaan Pemilihan Kepala Dae-rah (Pilkada) Surabaya 2015 resmi ditunda hingga 2017 karena hanya diikuti satu pasangan calon wali kota dan wa-kil wali kota, yakni Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana.
”KPU menunggu hingga pukul 23.59 WIB pada Senin (3/8), tetapi pasangan bakal cawali dan cawawali Surabaya Dhimam Abror dan Haries Purwoko sebagai penantang petahana tidak hadir ke KPU untuk melengkapi berkas persyaratannya,” kata Ketua KPU Surabaya Robian Arifin.
Lukman hakim
Risma, panggilan Tri Rismaharini, saat ditemuidiruangkerjanya di balai kota kemarin mengatakan, gagalnya Pilkada Surabaya 2015 merupakan kehendak Tuhan. Dia menilai Tuhan mengatur yang lebih baik. Soal apakah akan maju kembali pada Pilkada Surabaya 2017 maupun Pilkada Jatim, lagi-lagi mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini enggan buka mulut.
”Kalau saya kerja di swasta, nanti di wilayah mana saya tidak tahu. Di Surabaya atau tidak, saya tidak tahu. Bisa saja tiba-tiba saya ada di Amerika, kan gak tahu juga,” katanya. Terkait pejabat pelaksana tugas (Plt) yang bakal dipilih Gubernur Jawa Timur (Jatim) nantinya, Risma berharap bisa mengurusi semua bidang yang masih menjadi pekerjaan rumahnya.
Plt maupun bakal wali kota Surabaya berikutnya juga diharapkan demikian. ”Semua bidang harus bisa karena bupati atau wali kota itu berhadapan langsung dengan masyarakat. Enggak bisa kalau cuma satu sektor yang difokuskan, enggak ada gunanya. Menjadi kepala daerah itu memang berat,” tuturnya.
Sebelum masa jabatannya berakhir, perempuanasalKediri ini akan menyelesaikan sejumlah proyek prestisius yang hingga kini masih belum tuntas, utamanya soal perizinan. ”Yang jelas saya harus menyelesaikan izin-izin proyek transportasi trem, proyek jalan lingkar luar timur (JLLT) dan jalan lingkar luar barat (JLLB), serta proyek jembatan seperti Kenjeran, jembatan di Gunungsari, jembatan di Jalan Ratna,” pungkasnya.
Soal rencana menjadi dosen di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Risma mengatakan, saat ini tidak bisa menjadidosentetapkarenasudah tidak berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS). ”Kalau saat itu saya masih PNS, ya bisa jadi dosen tetap, tapi kalau sekarang tidak bisa. Tetapi, mungkin dosen panggilan,” ujarnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya sebelumnya menyatakan, pelaksanaan Pemilihan Kepala Dae-rah (Pilkada) Surabaya 2015 resmi ditunda hingga 2017 karena hanya diikuti satu pasangan calon wali kota dan wa-kil wali kota, yakni Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana.
”KPU menunggu hingga pukul 23.59 WIB pada Senin (3/8), tetapi pasangan bakal cawali dan cawawali Surabaya Dhimam Abror dan Haries Purwoko sebagai penantang petahana tidak hadir ke KPU untuk melengkapi berkas persyaratannya,” kata Ketua KPU Surabaya Robian Arifin.
Lukman hakim
(bbg)