Ribuan Pekerja Blok Cepu Bakar Fasilitas Proyek
A
A
A
BOJONEGORO - Tidak ada angin maupun hujan, kerusuhan pecah di lapangan migas Banyu Urip, Blok Cepu, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, kemarin. Ribuan pekerja mengamuk dan membakar sejumlah fasilitas proyek.
Akibat kejadian ini, kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Situasi mencekam terjadi sekitar pukul 12.00 WIB di lokasi Engineering Procurement and Cobtructions (EPC) Banyu Urip. Ribuan karyawan PT Tripatra Samsung, rekanan Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) pengelola lapangan migas Banyu Urip Blok Cepu, meluapkan amarah setelah gagal keluar area proyek untuk makan siang.
Bermula dari letupan emosi, massa semakin tak terkendali. Mereka mulai menggulingkan beberapa kendaraan di areal proyek, menghancurkan dan membakarnya. Tindakan anarkistis itu terus merembet. Giliran bangunan kantor dirusak dan dibakar. Asap hitam tebal membubung dari area proyek. “Situasinya sangat mencekam.
Setelah api berkobar, ribuan karyawan takut karena kebakaran itu di dekat sumber minyak. Mereka kian panik karena pintu keluar hanya satu titik sehingga berdesak-desakan,” ujar Imam, salah satu pekerja proyek migas Banyu Urip, usai kejadian. Imam menuturkan, sejumlah tenaga keamanan diarea proyek turut jadi sasaran amukan. Selain itu, beberapa pimpinan proyek yang mengawasi para pekerja juga jadi target serangan.
“Suasanan kacau. Seluruh pekerja mengamuk akibat tertekan,” ujarnya. Imam menceritakan, kerusuhan dipicu aturan perusahaan yang dianggap terlalu ketat. Ribuan pekerja awalnya berniat keluar area proyek untuk makan siang. Namun mereka tertahan karena hanya ada dua pintu keluar.
Padahal sebelumnya ada lima pintu.”Perubahan pintu keluar dari lima pintu menjadi dua pintu karena kebijakan manajemen,” katanya. Karena lama menunggu ribuan karyawan akhirnya bersitegang dengan petugas keamanan. Situasi itulah yang memicu kemarahan besar dan tindak anarkisme. Aparat kepolisian menyatakan, kerusakan tidak menimbulkan korban jiwa.
Kapolres Bojonegoro AKBP Hendri Fiuser mengungkapkan, situasi berhasil dikendalikan tak lama setelah kejadian. Polisi masih meminta keterangan sejumlah pihak terkait insiden tersebut. “Yang pasti kerusuhan itu merupakan aksi spontanitas para pekerja yang marah. Untuk pengamanan, petugas telah ditempatkan di sejumlah titik di sekitar kawasan lokasi proyek migas Banyu Urip,” katanya.
Hendri menambahkan, kepolisian juga sudah berkomunikasi dengan manajemen PT Tripatra Samsung dan EMCL. Sesuai kesepakatan akan diadakan mediasi antara pihak manajemen dengan para pekerja proyek pada Senin besok (3/8). “Akan dicari titik temu yang terbaik antara pekerja dengan pihak manajemen,” ujarnya.
Vice President Public and Government Affairs EMCL Erwin Maryoto menegaskan situasi sudah tertangani. EMCL akan berkoordinasi dengan Tripatra Samsung dan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tersebut. “Insiden ini menjadi perhatian. Sebab, keselamatan pekerja selama bekerja dan fasilitas yang ada di lokasi proyek migas Banyu Urip itu menjadi prioritas yang diutamakan,” katanya.
Mengenai kerugian, dia mengaku pihaknya belum melakukan penghitungan. Terpenting, kata dia, ada solusi terbaik antara perusahaan dan karyawan sehingga operasional lapangan migas Banyuurip tak terganggu. Pemerintah pusat mengharapkan kegiatan produksi Banyu Urip di Blok Cepu kembali normal pasca kerusuhan pekerja.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, akibat insiden tersebut terjadi pengurangan produksi pada fasilitas “early oil expansion” (EOE) dan “well pad” B dengan potensi kehilangan 50.000-55.000 barel. “Namun, jika besok (Minggu, 2/8) sudah kondusif, akan diproduksikan dan dapat normal kembali,” katanya.
ESDM terus memantau dan mengawal normalisasi kegiatan produksi pascainsiden tersebut. “Benar, telah terjadi insiden. Langkah-langkah penanganan sedang dan akan terus dilakukan. Untuk mencegah dampak yang lebih besar, maka beberapa fasilitas strategis diamankan,” katanya.
Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, kepolisian, dan para pihak terkait akan bertemu menyele-saikan insiden. “Senin (3/8) akan diadakan rapat untuk memulihkan kondisi yang terganggu akibat insiden ini,” ujar Djoko.
Muhammad roqib
Akibat kejadian ini, kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Situasi mencekam terjadi sekitar pukul 12.00 WIB di lokasi Engineering Procurement and Cobtructions (EPC) Banyu Urip. Ribuan karyawan PT Tripatra Samsung, rekanan Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) pengelola lapangan migas Banyu Urip Blok Cepu, meluapkan amarah setelah gagal keluar area proyek untuk makan siang.
Bermula dari letupan emosi, massa semakin tak terkendali. Mereka mulai menggulingkan beberapa kendaraan di areal proyek, menghancurkan dan membakarnya. Tindakan anarkistis itu terus merembet. Giliran bangunan kantor dirusak dan dibakar. Asap hitam tebal membubung dari area proyek. “Situasinya sangat mencekam.
Setelah api berkobar, ribuan karyawan takut karena kebakaran itu di dekat sumber minyak. Mereka kian panik karena pintu keluar hanya satu titik sehingga berdesak-desakan,” ujar Imam, salah satu pekerja proyek migas Banyu Urip, usai kejadian. Imam menuturkan, sejumlah tenaga keamanan diarea proyek turut jadi sasaran amukan. Selain itu, beberapa pimpinan proyek yang mengawasi para pekerja juga jadi target serangan.
“Suasanan kacau. Seluruh pekerja mengamuk akibat tertekan,” ujarnya. Imam menceritakan, kerusuhan dipicu aturan perusahaan yang dianggap terlalu ketat. Ribuan pekerja awalnya berniat keluar area proyek untuk makan siang. Namun mereka tertahan karena hanya ada dua pintu keluar.
Padahal sebelumnya ada lima pintu.”Perubahan pintu keluar dari lima pintu menjadi dua pintu karena kebijakan manajemen,” katanya. Karena lama menunggu ribuan karyawan akhirnya bersitegang dengan petugas keamanan. Situasi itulah yang memicu kemarahan besar dan tindak anarkisme. Aparat kepolisian menyatakan, kerusakan tidak menimbulkan korban jiwa.
Kapolres Bojonegoro AKBP Hendri Fiuser mengungkapkan, situasi berhasil dikendalikan tak lama setelah kejadian. Polisi masih meminta keterangan sejumlah pihak terkait insiden tersebut. “Yang pasti kerusuhan itu merupakan aksi spontanitas para pekerja yang marah. Untuk pengamanan, petugas telah ditempatkan di sejumlah titik di sekitar kawasan lokasi proyek migas Banyu Urip,” katanya.
Hendri menambahkan, kepolisian juga sudah berkomunikasi dengan manajemen PT Tripatra Samsung dan EMCL. Sesuai kesepakatan akan diadakan mediasi antara pihak manajemen dengan para pekerja proyek pada Senin besok (3/8). “Akan dicari titik temu yang terbaik antara pekerja dengan pihak manajemen,” ujarnya.
Vice President Public and Government Affairs EMCL Erwin Maryoto menegaskan situasi sudah tertangani. EMCL akan berkoordinasi dengan Tripatra Samsung dan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tersebut. “Insiden ini menjadi perhatian. Sebab, keselamatan pekerja selama bekerja dan fasilitas yang ada di lokasi proyek migas Banyu Urip itu menjadi prioritas yang diutamakan,” katanya.
Mengenai kerugian, dia mengaku pihaknya belum melakukan penghitungan. Terpenting, kata dia, ada solusi terbaik antara perusahaan dan karyawan sehingga operasional lapangan migas Banyuurip tak terganggu. Pemerintah pusat mengharapkan kegiatan produksi Banyu Urip di Blok Cepu kembali normal pasca kerusuhan pekerja.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, akibat insiden tersebut terjadi pengurangan produksi pada fasilitas “early oil expansion” (EOE) dan “well pad” B dengan potensi kehilangan 50.000-55.000 barel. “Namun, jika besok (Minggu, 2/8) sudah kondusif, akan diproduksikan dan dapat normal kembali,” katanya.
ESDM terus memantau dan mengawal normalisasi kegiatan produksi pascainsiden tersebut. “Benar, telah terjadi insiden. Langkah-langkah penanganan sedang dan akan terus dilakukan. Untuk mencegah dampak yang lebih besar, maka beberapa fasilitas strategis diamankan,” katanya.
Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, kepolisian, dan para pihak terkait akan bertemu menyele-saikan insiden. “Senin (3/8) akan diadakan rapat untuk memulihkan kondisi yang terganggu akibat insiden ini,” ujar Djoko.
Muhammad roqib
(ars)