Tiga Teror Bom Guncang Surabaya
A
A
A
SURABAYA - Aksi teror bom mengguncang Kota Surabaya di tengah memanaskan situasi politik. Sejak Rabu (29/7) malam hingga kemarin, tiga rumah sakit jadi sasaran teror. Tiga rumah sakit tersebut adalah RS Mitra Keluarga Sukomanunggal, RS AL dr Ramelan, dan RSU Haji Sukolilo.
Modus yang dilakukan pelaku sama, yaitu melalui faksimile. Teror di RS Mitra Keluarga diketahui Rabu (29/7) malam. Setelah menerima kiriman faksimile bertulis “INFORMASI: bom akan meledak di beberapa titik kawasan rumah sakit. Semua pasien harap segera diamankan”, langsung dilaporkan ke pihak berwajib. Ancaman bom itu sempat membuat panik petugas medis dan beberapa pasien yang mengetahui ancaman itu.
Namun setelah dilakukan penyisiran oleh Tim Penjinak Bom (Jihandak) Polda Jatim, tidak ditemukan ada bom di dalam dan di sekitar rumah sakit itu. Sementara teror di RSAL dr Ramelan diterima sekitar pukul 16.14 WIB pada Rabu (29/7), namun baru ketahui Kamis (30/7) sekitar pukul 07.00 WIB. Teror bom itu langsung disikapi penjinak bom dari Kopaska (Komando Pasukan Katak).
Dalam penyisiran tidak ada yang diperbolehkan masuk termasuk wartawan. Pihak rumah sakit mengumumkan sedang menyimulasi supaya tidak ada pasien dan keluarga pasien yang panik. Cara ini berhasil, buktinya tidak sampai terjadi kepanikan di rumah sakit yang berada di Jalan A Yani ini.
Selain tim dari Komando Pasukan Katak, di lokasi juga terdapat polisi berpakaian preman. Penyisiran segera dilakukan oleh anggota Kopaska yang mengenakan peralatan penjinak bom. Dari pantauan di lokasi, penyisiran dilakukan di semua sudut di rumah sakit, namun tidak ditemukan bom seperti yang dimaksud peneror.
Karumkit AL dr Ramelan Surabaya Laksamana Pertama TNI dr IDG Nalendra, DI, Sp.B mengatakan, ancaman teror bom yang diterima RSAL sama dengan diterima RS Mitra Keluarga. Faksimile itu dikirim dari nomor 081332327788 atas nama pengirim Hondi.
Setelah mengetahui ada ancaman bom tersebut, Nalendra langsung melaporkan ke Pangarmatim dan segera memerintahkan untuk penyisiran di semua titik RSAL. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan kepolisian. “Setelah dilakukan penyisiran oleh Satpaska yang memang andal di bidang bahan peledak. Hasilnya tidak ditemukan apa-apa,” katanya.
Dia mengatakan, kejadian itu secara kebetulan bersamaan dengan latihan biasa Kopaska dalam menanggulangi sabotase. Karena itu penyisiran yang dilakukan terlihat seperti penyisiran sungguhan. Penyisiran juga tidak sempat mengganggu pelayanan rumah sakit, karena sebelumnya diumumkan sebagai latihan.
Terkait dengan siapa yang mengirimkan teror tersebut, pihaknya menyerahkan penyelidikan tersebut pada pihak kepolisian. Teror ancaman bom yang sama juga diterima pihak RSU Haji Sukolilo. Berdasarkan keterangan Kasubag Humas RSU Haji, Djati Setyo, pengirim faksimile juga atas nama Hondi.
Isi surat tersebut juga sama dengan yang dikirimkan ke RS Mitra Keluarga dan RSAL dr Ramelan. Setelah menerima kiriman surat elektronik itu, pihaknya segera melaporkan ke Polsek Sukolilo. “Pihak polisi sudah menghubungi pengirimnya, namun dia mengatakan tidak tahu dengan kejadian pengiriman faks itu,” ujarnya.
Terkait dengan ancaman bom tersebut, pihaknya juga berusaha supaya pasien tidak panik dan pelayanan bisa berjalan seperti biasa. Hingga kemarin belum ada keterangan resmi dari polisi apa dugaan motif ancaman bom tersebut. Apakah ada kaitan dengan pelaksanaan Pilwali Surabaya. Kapolretabes Surabaya Kombes pol Yan Fitri Halimansyah enggan memberikan komentar terkait dugaan motif ancaman bom itu.
”Kami tidak mau komentar dulu, sebelum pelaku tertangkap maka belum diketahui apa motif dari teror ini,” tandasnya. Pihaknya berjanji akan menangkap pelaku teror melalui faksimail itu. Setidaknya dalam 2 x 24 jam sudah bisa menangkap pelaku yang mengirimkan faksimail ancaman bom ke tiga rumah sakit itu.
Lutfi yuhandi
Modus yang dilakukan pelaku sama, yaitu melalui faksimile. Teror di RS Mitra Keluarga diketahui Rabu (29/7) malam. Setelah menerima kiriman faksimile bertulis “INFORMASI: bom akan meledak di beberapa titik kawasan rumah sakit. Semua pasien harap segera diamankan”, langsung dilaporkan ke pihak berwajib. Ancaman bom itu sempat membuat panik petugas medis dan beberapa pasien yang mengetahui ancaman itu.
Namun setelah dilakukan penyisiran oleh Tim Penjinak Bom (Jihandak) Polda Jatim, tidak ditemukan ada bom di dalam dan di sekitar rumah sakit itu. Sementara teror di RSAL dr Ramelan diterima sekitar pukul 16.14 WIB pada Rabu (29/7), namun baru ketahui Kamis (30/7) sekitar pukul 07.00 WIB. Teror bom itu langsung disikapi penjinak bom dari Kopaska (Komando Pasukan Katak).
Dalam penyisiran tidak ada yang diperbolehkan masuk termasuk wartawan. Pihak rumah sakit mengumumkan sedang menyimulasi supaya tidak ada pasien dan keluarga pasien yang panik. Cara ini berhasil, buktinya tidak sampai terjadi kepanikan di rumah sakit yang berada di Jalan A Yani ini.
Selain tim dari Komando Pasukan Katak, di lokasi juga terdapat polisi berpakaian preman. Penyisiran segera dilakukan oleh anggota Kopaska yang mengenakan peralatan penjinak bom. Dari pantauan di lokasi, penyisiran dilakukan di semua sudut di rumah sakit, namun tidak ditemukan bom seperti yang dimaksud peneror.
Karumkit AL dr Ramelan Surabaya Laksamana Pertama TNI dr IDG Nalendra, DI, Sp.B mengatakan, ancaman teror bom yang diterima RSAL sama dengan diterima RS Mitra Keluarga. Faksimile itu dikirim dari nomor 081332327788 atas nama pengirim Hondi.
Setelah mengetahui ada ancaman bom tersebut, Nalendra langsung melaporkan ke Pangarmatim dan segera memerintahkan untuk penyisiran di semua titik RSAL. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan kepolisian. “Setelah dilakukan penyisiran oleh Satpaska yang memang andal di bidang bahan peledak. Hasilnya tidak ditemukan apa-apa,” katanya.
Dia mengatakan, kejadian itu secara kebetulan bersamaan dengan latihan biasa Kopaska dalam menanggulangi sabotase. Karena itu penyisiran yang dilakukan terlihat seperti penyisiran sungguhan. Penyisiran juga tidak sempat mengganggu pelayanan rumah sakit, karena sebelumnya diumumkan sebagai latihan.
Terkait dengan siapa yang mengirimkan teror tersebut, pihaknya menyerahkan penyelidikan tersebut pada pihak kepolisian. Teror ancaman bom yang sama juga diterima pihak RSU Haji Sukolilo. Berdasarkan keterangan Kasubag Humas RSU Haji, Djati Setyo, pengirim faksimile juga atas nama Hondi.
Isi surat tersebut juga sama dengan yang dikirimkan ke RS Mitra Keluarga dan RSAL dr Ramelan. Setelah menerima kiriman surat elektronik itu, pihaknya segera melaporkan ke Polsek Sukolilo. “Pihak polisi sudah menghubungi pengirimnya, namun dia mengatakan tidak tahu dengan kejadian pengiriman faks itu,” ujarnya.
Terkait dengan ancaman bom tersebut, pihaknya juga berusaha supaya pasien tidak panik dan pelayanan bisa berjalan seperti biasa. Hingga kemarin belum ada keterangan resmi dari polisi apa dugaan motif ancaman bom tersebut. Apakah ada kaitan dengan pelaksanaan Pilwali Surabaya. Kapolretabes Surabaya Kombes pol Yan Fitri Halimansyah enggan memberikan komentar terkait dugaan motif ancaman bom itu.
”Kami tidak mau komentar dulu, sebelum pelaku tertangkap maka belum diketahui apa motif dari teror ini,” tandasnya. Pihaknya berjanji akan menangkap pelaku teror melalui faksimail itu. Setidaknya dalam 2 x 24 jam sudah bisa menangkap pelaku yang mengirimkan faksimail ancaman bom ke tiga rumah sakit itu.
Lutfi yuhandi
(bbg)