Petrokimia Gresik Siapkan Rp8,7 Triliun
A
A
A
GRESIK - PTPetrokimiaGresik (PG) terus memperluas usaha. Terbaru, anak usaha PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) ini mendirikan pabrik Amoniak-Urea II. Dana yang disiapkan mencapai USD661 juta atau sekitar Rp8,7 triliun.
Sebanyak 70% dari pembiayaan sebesar itu diperoleh melalui kredit perbankan dan sisanya ditanggungperusahaan. Sesuai nota kesepahaman yang dibuat kemarin, Petrokimia memperoleh kredit dari BNI sebesar Rp3,289 triliun dan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBI) sebesar Rp1,5 triliun. ”Dengan demikian, masih ada sisa kebutuhan pinjaman sebesarRp1,3triliun.
Sisakebutuhan pinjaman tersebut akan dipenuhi dari perbankan lainnya,” ujar Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman kemarin. Sekretaris PT Petrokimia Gresik Wahyudi menambahkan, sebagaianggota holding, PG terus mengembangkan diri guna memenuhi kebutuhan pupuk nasional. Salah satunya dengan proyek pembangunan pabrik Amoniak-Urea II.
Pabrik baru tersebut ditargetkan mampu memproduksi amoniak 660.000 metrik ton per tahun dan urea sebanyak 570.000 metrik ton pertahun dengan bahan baku utama gas 85 mmscfd. ”Pabrik ini akan meningkatkan kapasitas produksi Amoniak sebagai bahan baku pupuk Urea, ZA, dan NPK,” katanya.
Dia menjelaskan, bilasaat ini pabrik Amoniak eksisten PG berkapasitas produksi 445.000 tonpertahun. Sedangkan kebutuhan PG mencapai 850.000 ton per tahun. Sisi lain kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur berkisar 1 juta ton per tahun. Sedangkan, kapasitas produksi urea PG hanya 460.000 ton per tahun.
”Sehingga kekurangannya selama ini dipenuhi dari impor,” tukasnya. Pabrik Amoniak Urea II diyakini cukup strategis untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku pupuk. Berdirinya pabrik ini juga akan menghemat biaya angkut impor yang berkisar Rp330 miliar per tahun.
Ashadi ik
Sebanyak 70% dari pembiayaan sebesar itu diperoleh melalui kredit perbankan dan sisanya ditanggungperusahaan. Sesuai nota kesepahaman yang dibuat kemarin, Petrokimia memperoleh kredit dari BNI sebesar Rp3,289 triliun dan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBI) sebesar Rp1,5 triliun. ”Dengan demikian, masih ada sisa kebutuhan pinjaman sebesarRp1,3triliun.
Sisakebutuhan pinjaman tersebut akan dipenuhi dari perbankan lainnya,” ujar Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman kemarin. Sekretaris PT Petrokimia Gresik Wahyudi menambahkan, sebagaianggota holding, PG terus mengembangkan diri guna memenuhi kebutuhan pupuk nasional. Salah satunya dengan proyek pembangunan pabrik Amoniak-Urea II.
Pabrik baru tersebut ditargetkan mampu memproduksi amoniak 660.000 metrik ton per tahun dan urea sebanyak 570.000 metrik ton pertahun dengan bahan baku utama gas 85 mmscfd. ”Pabrik ini akan meningkatkan kapasitas produksi Amoniak sebagai bahan baku pupuk Urea, ZA, dan NPK,” katanya.
Dia menjelaskan, bilasaat ini pabrik Amoniak eksisten PG berkapasitas produksi 445.000 tonpertahun. Sedangkan kebutuhan PG mencapai 850.000 ton per tahun. Sisi lain kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur berkisar 1 juta ton per tahun. Sedangkan, kapasitas produksi urea PG hanya 460.000 ton per tahun.
”Sehingga kekurangannya selama ini dipenuhi dari impor,” tukasnya. Pabrik Amoniak Urea II diyakini cukup strategis untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku pupuk. Berdirinya pabrik ini juga akan menghemat biaya angkut impor yang berkisar Rp330 miliar per tahun.
Ashadi ik
(bbg)