Canting Mas Tawarkan Eksotisme Alam
A
A
A
KULONPROGO - Satu lagi objek wisata berbasis alam hadir di Kabupaten Kulonprogo. Objek wisata Canting Mas, Puncak Dipowono, yang berada di Clapar, Hargowilis Kokap, menawarkan keindahan panorama alam.
Lokasi bukit yang berada 600 di atas permukaan laut (dpl) menawarkan tiga viewmenarik untuk dinikmati pengunjung. Objek Canting Mas Dipowono ini berada di atas lahan negara di petak 29 yang dikelola masyarakat melalui Paguyuban Hutan Kemasyarakatan Sido Akur. Lahan yang dipakai baru seluas 400 meter persegi dan sebagian hutan ini dikelola masyarakat untuk pertanian.
Pengunjung bisa melihat keindahan Waduk Sermo sampai pantai dari atas bukit di sisi selatan, Candi Borobudur di sisi utara, maupun Gunung Merapi di sisi timur. Pengunjung juga bisa melihat suasana Kota Wates, Pengasih, dan kota-kota sekitarnya dari atas bukit setinggi 600 di atas permukaan air laut (dpl). “Ini sangat strategis karena pengunjung dan kendaraannya bisa sampai di lokasi,” ujar Hasto saat me-launching Canting Mas Dipowono bersama dengan launching jaringan PDAM di wilayah Clapar.
Menurut Hasto, bukit ini sangat unik karena lokasinya tinggi. Kawasan ini pun bisa dikembangkan menjadi paket wisata dengan Gua Kiskendo, Waduk Sermo, ataupun Kalibiru. Karena itu pemkab akan mengupayakan perbaikan infrastruktur jalan yang akan dilakukan bertahap. Rencananya akan ada pelebaran jalan dari Clereng menuju Kalibiru dan Clapar dalam waktu dekat. Kelompok sadar wisata, kata Hasto, harus bisa menyambut rencana pengembangan pariwisata.
Karena pemerintah bersama dengan DPRD saat ini sedang membahas Perda tentang Rencana Induk Pariwisata Daerah (Driparda). Karena itu perlu ada pengembangan lokasi parkir dan saran pendukung lainnya. “Masyarakat harus bisa bersama mengembangkan potensi yang ada,” tuturnya.
Ketua Pokdarwis Canting Mas, Tumiranto mengatakan, masyarakat siap mengembangkan hutan kemasyarakatan agar tidak merusak hutan. Selama ini paguyuban Hkm Sidoakur sudah mengembangkan hutan ini untuk pertanian. Hal ini pula yang pernah dilakukan para warga dalam pengembangan Kalibiru.
“Kami ingin kembangkan Canting Mas ini setelah sebelumnya di Kalibiru,” ujarnya. Luas lahan Hkm di Desa Hargowilis mencapai 20 hektare. Sementara lahan yang akan dipakai untuk wisata Canting Mas ini hanya 400 meter persegi di petak 29. Sebelum di-launching, bukit ini sudah dikenal lebih dulu oleh masyarakat.
Perkembangan dunia maya melalui sosial media menjadi media promosi paling efektif. Terbukti setiap hari sudah ada wisatawan yang datang. Sebagian pengunjung akan menikmati keindahan alam dan mengabadikan melalui kamera ponsel. “Spot fotonya cukup bagus tidak kalah dengan yang di Kalibiru,” ujar Eka Pravalita, salah seorang pengunjung.
Kuntadi
Lokasi bukit yang berada 600 di atas permukaan laut (dpl) menawarkan tiga viewmenarik untuk dinikmati pengunjung. Objek Canting Mas Dipowono ini berada di atas lahan negara di petak 29 yang dikelola masyarakat melalui Paguyuban Hutan Kemasyarakatan Sido Akur. Lahan yang dipakai baru seluas 400 meter persegi dan sebagian hutan ini dikelola masyarakat untuk pertanian.
Pengunjung bisa melihat keindahan Waduk Sermo sampai pantai dari atas bukit di sisi selatan, Candi Borobudur di sisi utara, maupun Gunung Merapi di sisi timur. Pengunjung juga bisa melihat suasana Kota Wates, Pengasih, dan kota-kota sekitarnya dari atas bukit setinggi 600 di atas permukaan air laut (dpl). “Ini sangat strategis karena pengunjung dan kendaraannya bisa sampai di lokasi,” ujar Hasto saat me-launching Canting Mas Dipowono bersama dengan launching jaringan PDAM di wilayah Clapar.
Menurut Hasto, bukit ini sangat unik karena lokasinya tinggi. Kawasan ini pun bisa dikembangkan menjadi paket wisata dengan Gua Kiskendo, Waduk Sermo, ataupun Kalibiru. Karena itu pemkab akan mengupayakan perbaikan infrastruktur jalan yang akan dilakukan bertahap. Rencananya akan ada pelebaran jalan dari Clereng menuju Kalibiru dan Clapar dalam waktu dekat. Kelompok sadar wisata, kata Hasto, harus bisa menyambut rencana pengembangan pariwisata.
Karena pemerintah bersama dengan DPRD saat ini sedang membahas Perda tentang Rencana Induk Pariwisata Daerah (Driparda). Karena itu perlu ada pengembangan lokasi parkir dan saran pendukung lainnya. “Masyarakat harus bisa bersama mengembangkan potensi yang ada,” tuturnya.
Ketua Pokdarwis Canting Mas, Tumiranto mengatakan, masyarakat siap mengembangkan hutan kemasyarakatan agar tidak merusak hutan. Selama ini paguyuban Hkm Sidoakur sudah mengembangkan hutan ini untuk pertanian. Hal ini pula yang pernah dilakukan para warga dalam pengembangan Kalibiru.
“Kami ingin kembangkan Canting Mas ini setelah sebelumnya di Kalibiru,” ujarnya. Luas lahan Hkm di Desa Hargowilis mencapai 20 hektare. Sementara lahan yang akan dipakai untuk wisata Canting Mas ini hanya 400 meter persegi di petak 29. Sebelum di-launching, bukit ini sudah dikenal lebih dulu oleh masyarakat.
Perkembangan dunia maya melalui sosial media menjadi media promosi paling efektif. Terbukti setiap hari sudah ada wisatawan yang datang. Sebagian pengunjung akan menikmati keindahan alam dan mengabadikan melalui kamera ponsel. “Spot fotonya cukup bagus tidak kalah dengan yang di Kalibiru,” ujar Eka Pravalita, salah seorang pengunjung.
Kuntadi
(bbg)