Warga Pesisir Musi Kekeringan
A
A
A
PALEMBANG - Kemarau yang melanda Kota Palembang dan se kitarnya mengakibatkan pa - so kan air bagi masyarakat di pesisir Sungai Musi ikut berkurang.
Salah satunya, ma syarakat di pesisir Sungai di Jalan Pangeran SidoIng Kenayan, Karang Anyar Gandus. Dalam sepekan ini, air bak yang biasa mereka jadikan tampungan air sementara makin mengering. Akibatnya, mereka ha rus mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan air bersih dengan membeli air kemasan.
Ketua RT 4 Kelurahan Ka rang Anyar Nurul Huda, menga takan air Sungai Musi makin surut. Akibatnya, pasokan air yang berasal dari air sungai, jugama kinkeruh dan kotor. Akibatnya, banyak warga kekeringan ka rena tidak memiliki pasokan air. Bahkan, air untuk kebutuh an mandi dan mencuci, juga sulit didapat. “Air semakin kering sekarang, airnya juga kotor dan bau.
Ka mi tetap pakai saja air tersebut, karena memang tidak banyak pasokan air di sini. Air sungai makin surut,”katanya. Ia mengatakan di kawasannya, hanya beberapa warga yang mengandalkan air bersih dari distribusi perusahaan air bersih, PDAM. Kondisi itu, disebab kan tidak seluruh warga mam pu memasang instalasi air ber sih bagi saluran rumah mereka.
Sehingga, saat kemarau saat ini hanya mengandalkan pa sokan air dari sungai.“Ada beberapa rumah yang mengandalkan air ledeng, tapi airn ya juga mengalir sedi kit,”katanya. Apalagi, kata ketua RT yang menjabat sejak tahun 1992 ini pernah beberapa warga mengajukan permohonan pe neri maan bantuan subsidi pemasangan air bersih, namun dito lak.
Ala sanya, karena sebagian ru mah mereka merupakan rumah dengan ukuran besar, dan tidak me me - nuhi syarat un tuk mendapatkan bantuan pro gram dari peme rintah pusat ter sebut. “Jadi setiap kemarau, kami mengandalkan air galon. Ada juga penjual air, tapi harus mengeluarkan uang juga untuk men dapatkan air bersih. Untuk mendapatkan subisidi pemasangan, juga dito lak,”tandasnya.
Kekeringan juga diungkapkan oleh A Munir H Muhammad Akil. Warga yang sudah puluhan tahun tinggal di kawasan tersebut. Menurutnya saat ini hampir seluruh warga di sepanjang pesisir Sungai Musi, mengalami kekeringan. Bak-bak yang biasa digunakan untuk me nampung air sementara, sudah mulai mengering dan kotor.
“Bahkan sudah tidak bisa dipompa lagi, karena airnya sudah keruh,”kata ia. Akibatnya, warga harus membeli air kemasan seharga Rp4.000 pergalon, atau membeli dari penjual air bersih, sebesar Rp1.000 per 10 liter. Kondisi kekeringan inipula membuat warga merasa kesulitan untuk mengeluarkan biaya tambahan. “Makin sulit sekarang, harus beli air untuk minum dan mandi,”katanya.
Sementara itu, Lurah Karang Ayar, Faizal Arpani mengatakan kondisi kekeringan sudah biasa dialami oleh ma syarakat di pesisir Sungai Musi. Ratarata memang warga tidak memasang saluran air bersihkarena masih mengandalkan paso kan air sungai. Alasan lainnya, warga kesulitan untuk men dapatkan subsidi dalam pemasangan air bersih dari PDAM karena kondisi rumah mereka.
Padahal, sebagian besar juga tergolong warga tidak mampu, “Saat kemarau ini, sulit mendapatkan air. Warga mau pa sang air, tapi rumah mereka l a yak. Padahal, rumah meraka ba nyak merupakan warisan orang tua. Sementara untuk memasang air PDAM dengan program bantuan, harus memiliki ru mah dengan ukuran kecil dan bukan bangunan batu,”terang ia.
Tasmalinda
Salah satunya, ma syarakat di pesisir Sungai di Jalan Pangeran SidoIng Kenayan, Karang Anyar Gandus. Dalam sepekan ini, air bak yang biasa mereka jadikan tampungan air sementara makin mengering. Akibatnya, mereka ha rus mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan air bersih dengan membeli air kemasan.
Ketua RT 4 Kelurahan Ka rang Anyar Nurul Huda, menga takan air Sungai Musi makin surut. Akibatnya, pasokan air yang berasal dari air sungai, jugama kinkeruh dan kotor. Akibatnya, banyak warga kekeringan ka rena tidak memiliki pasokan air. Bahkan, air untuk kebutuh an mandi dan mencuci, juga sulit didapat. “Air semakin kering sekarang, airnya juga kotor dan bau.
Ka mi tetap pakai saja air tersebut, karena memang tidak banyak pasokan air di sini. Air sungai makin surut,”katanya. Ia mengatakan di kawasannya, hanya beberapa warga yang mengandalkan air bersih dari distribusi perusahaan air bersih, PDAM. Kondisi itu, disebab kan tidak seluruh warga mam pu memasang instalasi air ber sih bagi saluran rumah mereka.
Sehingga, saat kemarau saat ini hanya mengandalkan pa sokan air dari sungai.“Ada beberapa rumah yang mengandalkan air ledeng, tapi airn ya juga mengalir sedi kit,”katanya. Apalagi, kata ketua RT yang menjabat sejak tahun 1992 ini pernah beberapa warga mengajukan permohonan pe neri maan bantuan subsidi pemasangan air bersih, namun dito lak.
Ala sanya, karena sebagian ru mah mereka merupakan rumah dengan ukuran besar, dan tidak me me - nuhi syarat un tuk mendapatkan bantuan pro gram dari peme rintah pusat ter sebut. “Jadi setiap kemarau, kami mengandalkan air galon. Ada juga penjual air, tapi harus mengeluarkan uang juga untuk men dapatkan air bersih. Untuk mendapatkan subisidi pemasangan, juga dito lak,”tandasnya.
Kekeringan juga diungkapkan oleh A Munir H Muhammad Akil. Warga yang sudah puluhan tahun tinggal di kawasan tersebut. Menurutnya saat ini hampir seluruh warga di sepanjang pesisir Sungai Musi, mengalami kekeringan. Bak-bak yang biasa digunakan untuk me nampung air sementara, sudah mulai mengering dan kotor.
“Bahkan sudah tidak bisa dipompa lagi, karena airnya sudah keruh,”kata ia. Akibatnya, warga harus membeli air kemasan seharga Rp4.000 pergalon, atau membeli dari penjual air bersih, sebesar Rp1.000 per 10 liter. Kondisi kekeringan inipula membuat warga merasa kesulitan untuk mengeluarkan biaya tambahan. “Makin sulit sekarang, harus beli air untuk minum dan mandi,”katanya.
Sementara itu, Lurah Karang Ayar, Faizal Arpani mengatakan kondisi kekeringan sudah biasa dialami oleh ma syarakat di pesisir Sungai Musi. Ratarata memang warga tidak memasang saluran air bersihkarena masih mengandalkan paso kan air sungai. Alasan lainnya, warga kesulitan untuk men dapatkan subsidi dalam pemasangan air bersih dari PDAM karena kondisi rumah mereka.
Padahal, sebagian besar juga tergolong warga tidak mampu, “Saat kemarau ini, sulit mendapatkan air. Warga mau pa sang air, tapi rumah mereka l a yak. Padahal, rumah meraka ba nyak merupakan warisan orang tua. Sementara untuk memasang air PDAM dengan program bantuan, harus memiliki ru mah dengan ukuran kecil dan bukan bangunan batu,”terang ia.
Tasmalinda
(bbg)