Senyap Lawan Calon Terkuat
A
A
A
Ketiga kalinya Kabupaten Gresik bakal menggelar pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung. Komisi Pemilihan Umum (KPU) bakal menggelar perhelatan serentak pada 9 Desember 2015.
Kendati hajatan besar itu sudah dekat dengan ditandai pendaftaran pasangan calon (paslon) pada 26-28 Juli, tapi hiruk-pikuknya belum terasa. Justru kesannya masih adem ayem. Berbeda dengan 17 kota/ kabupaten lainnya di Jawa Timur (Jatim) yang gebyar persaingan paslon sudah terasa. Misalnya di Sidoarjo, Surabaya, dan Lamongan.
Di Kabupaten Gresik belum ada alat kampanye paslon yang terpampang. Sempat muncul baliho atau poster paslon dari PKB, yaitu Jazilul Fawaid selaku Ketua DPC PKB Gresik. Kemudian muncul pasangan koalisi PKB dengan PDIP, yaitu Bambang Suhartono (anggota FPDIP DPRD Jatim) berpasangan dengan Husnul Khuluq (ketua PCNU Gresik). Namun, saat ini baliho dan poster tersebut hilang dari peredaran.
Bahkan, sudah tidak terpampang lagi di pohon-pohon atau di jalan kabupaten, jalan provinsi, maupun jalan nasional. Praktis yang saat ini banyak ditemui hanya gambar pasangan incumbent Bupati Sambari Halim Radianto dengan Wabup M Qosim. Pasangan yang menyatakan kembali berpartner untuk periode kedua itu tidak menggunakan atribut kampanye paslon.
Tetapi menggunakan fasilitas sebagai bupati dan wakil bupati yang masih aktif. Bahkan, pasangan bernama SQ Jilid II itu terlihat begitu masif melakukan “kampanye terselubung” melalui kegiatan bertitel pemerintahan. “Faktornya pasangan incumbent terlalu kuat, maka paslon-paslon lain belum ada yang berani muncul,” ujar mantan anggota KPU Gresik, Nur Fakih.
Memang ditengarai itu berlebihan. Berdasar informasi yang dihimpun, beberapa lembaga survei menghasilkan elektabilitas pasangan SQ Jilid II jauh meninggalkan calon lawan-lawannya. Di antaranya Jazilul Fawaid, Husnul Khuluq, Bambang Suhartono, maupun Agus Iwan Afif, yang merupakan putra KH Machfud Ma’sum dan menjadi pemangku Ponpes Sunan Drajad, Paciran, Lamongan.
Tingkat elektabilitas SQ tertinggi mencapai 39%, disusul Husnul Khuluq, Jazilul Fawaid, serta Bambang Suhartono maupun Gus Iwan. Survei Partai Nasdem Kabupaten Gresik SQ mendapat 39%, Gus Iwan 23%, Husnul Khuluq 21%, dan Jazilul Fawaid yang juga anggota Fraksi PKB DPR dengan 17%.
“Meski begitu peluang Gus Iwan menyalip masih terbuka. Kami optimistis bisa menjungkalkan pasangan SQ,” ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPC Nasdem Gresik, Sulaiman. Hasil lebih mencengangkan lagi dan patut menjadi bahan pertimbangan paslon-paslon lain.
Ternyata pasangan SQ termasuk pasangan incumbent yang masuk sepuluh besar terbaik peluang menang lagi di 18 kota/kabupaten yang bakal menggelar pilkada serentak di Jatim. Berdasar survei salah satu lembaga nasional itu, paslon SQ mendapat elektabilitas di atas bakal calon lainnya.
“Pasangan SQ tidak terkejar. Bahkan, pasangan SQ termasuk incumbent yang berpeluang menang lagi di antara 18 kota/kabupaten yang menggelar pilkada serentak,” ujar salah satu koordinator lembaga survei nasional di Gresik yang menolak disebut namanya.
Memang hasil beberapa lembaga survei, baik internal Partai Golkar dan Tim Pemenangan SQ maupun oleh parpol lain, sangat masuk akal. Mengingat sejak dua tahun lalu, bahkan sebelumnya, pasangan incumbent benar- benar memaksimalkan kegiatan pemerintahan membangun elektabilitasnya.
Terutama Wakil Bupati M Qosim yang sangat getol menghadiri kegiatan warga semisal tahlil, akikah, hingga resepsi nikah. Di dalam kegiatan pemerintahan, program Tilik Desa digiatkan kembali. Begitu juga penggelontoran dana-dana APBD ke desa juga dilakukan Bupati Sambari Halim Radianto. Termasuk yang bakal menjadi mesin politik pasangan SQ dengan memaksimalkan peran kepala desa (kades).
Sekitar 365 kades diikat dengan menggelar konsolidasi setiap bulan. “Iya kami sering ada acara dengan Pak Bupati maupun Wabup di luar kota,” kata Kepala Desa Iker- Iker Geger, Kecamatan Cerme, yang juga Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Gresik, Kristiono.
Selain itu, Wabup M Qosim juga berhasil masuk ke lingkaran Nahdlatul Ulama yang merupakan kelompok terbesar di Kabupaten Gresik. Meski sejak dilantik 27 September 2010 lalu, pasangan SQ berseberangan dengan PCNU, namun dengan dana APBD maupun kekuatan kekuasaan, berhasil merangkul badan otonom (banom) NU.
Dengan iming-iming program memberangkatkan umrah ke Tanah Suci, pasangan SQ mampu menarik banom NU di antaranya Muslimat, Fatayat, serta banom lainnya. Pucuk pimpinan pengurus cabang (PC) maupun pengurus anak cabang (PAC) satu per satu diberangkatkan umrah. Bahkan, tokoh-tokoh NU non-struktural juga diberi “hadiah” paket umrah.
Digelontorkannya program pemerintahan yang berbasis dana APBD maupun program nonpemerintah ke organisasi-organisasi keagamaan maupun masyarakat, membuat SQ kian membumi. Di sisi lain, pesaingnya tidak ada yang muncul membangun kekuatan sehingga kekuatan SQ mendominasi karena menjadi satu-satunya.
“Sulit sekarang. Karena kekuatan NU sudah porak-poranda. Wong lima tahun lalu saja kekuatan NU masih bersatu bisa dikalahkan, meski lewat jalur MK (putusan Mahkamah Konstitusi). Apalagi sekarang kekuatan NU sudah kacau,” ujar mantan anggota KPU Gresik yang juga mantan wartawan Surabaya Post, Nur Fakih. Kendati begitu, bukan berarti pasangan SQ tidak bisa dikalahkan.
Karena dalam politik itu tidak ada yang mustahil. Apalagi bagi seorang politikus sebelum bertarung tidak ada kepastian menang dan kalah. Hal perlu dimaksimalkan adalah peluang yang ada. Sebab berpolitik itu yang dibutuhkan jiwa petarung. Teman pun yang ada adalah kepentingan.
Anggota Desk Pikkada DPC PKB Gresik, HM Syafik AM, memahami benar prinsip tersebut. Menurutnya peluang mengalahkan pasangan incumbent tetap terbuka. Di antaranya harus dilawan head to head, yaitu bertarung satu lawan satu. Namun, politikus lulusan Universitas Jember itu memberikan catatan. “Tidak mungkin tidak ada peluang. Peluang itu tetap terbuka. Harus head to head . Kalau lawannya lebih dari satu, akan menguntungkan incumbent . Kalau lawannya satu, semakin jelas mana kawan dan lawan,” katanya.
Peluang terjadi pertarungan satu lawan satu memang terbuka. Terjadinya koalisi antara PKB dengan PDIP sehingga memunculkan paslon dari koalisi yang dikenal dengan istilah Jom-bang itu. Di sisi lain, pasangan SQ berusaha merangkul semua parpol sehingga menutup peluang parpol lain mengusung paslon lain.
Melalui safari politik ke tokoh-tokoh nasional beberapa waktu lalu, pasangan SQ sudah mengantongi dukungan DPP PAN dan DPP Gerindra. Bahkan, Partai Demokrat juga memberikan sinyal dukungannya ke SQ. Melalui Ketua DPC Demokrat Gresik M Samwil memastikan dalam pilkada nanti partainya mendukung SQ.
“Kami ingatkan agar kader maupun pengurus DPC, PAC, hingga ranting, jangan tolah-toleh lagi. Karena Demokrat sudah punya calon, yaitu SQ. Maka harus kami sukseskan SQ,” katanya dalam acara temu kader di Desa Golokan, Kecamatan Sidayu. Dengan demikian, SQ sudah mengantongi dukungan Golkar (11 kursi) bakal dikuatkan lagi PAN (5 kursi), Gerindra (6 kursi), Demokrat (6 kursi), dan PPP (7 kursi).
Meski DPW PPP Jatim meminta mencari calon lain kecuali SQ, namun Ketua DPD PPP Gresik M Nadir tetap memberikan dukungan SQ. “Hasil survei kami yang paling unggul SQ. Maka kami memberikan dukungan ke SQ,” katanya beberapa waktu lalu. Berarti tinggal koalisi PKB-PDIP yang berpeluang memunculkan paslon menantang SQ.
Hanya di internal koalisi belum menemukan sosok petarung yang bakal dijagokan. Bila PDIP Gresik sudah memunculkan tiga nama, yaitu Bambang Suhartono, Siti Muafiyah, dan Mujid Ridwan (ketua FPDIP DPRD Gresik, maka PKB sampai saat ini masih bimbang.
Meski DPC PKB Gresik sempat mengirim dua nama ke DPP melalui DPW, yaitu Jazilul Fawaid dan Husnul Khuluq, untuk diverifikasi dan direkomendasikan sebagai calon, tapi mendapat perlawanan dari DPW dan DPP. Sebab, baik DPW maupun DPP, mendapat lamaran langsung SQ. Entah dengan iming-iming apa sehingga DPP juga sempat melakukan fit and proper test SQ bersama Jazilul Fawaid serta Husnul Khuluq.
Sekretaris DPC PKB Gresik, Imron Rosyadi menegaskan, parpolnya tetap menjagokan calon dari kader sendiri. Kalaupun ada pasangan SQ yang ikut melamar melalui DPW dan DPP, dinilainya salah kaprah politik. “Kami di Desk Pilkada tetap menjagokan calon dari kader sendiri atau dari NU. Kami sudah mengirimkan kader untuk mendapat rekom DPP, yaitu Pak Jazil dan Pak Khuluq,” ucapnya.
Selain cara head to head , ada cara lain mengungguli pasangan SQ di antaranya dengan menyandera parpol lain, sehingga tidak ada paslon lain mendaftar saat KPU membuka pendaftaran pada 26-28 Juli. Sebab bila tidak ada parpol lain yang mendapatkan jagonya, praktis pelaksanaan pilkada akan diundur pada 2017.
Ashadi ikhsan
Kendati hajatan besar itu sudah dekat dengan ditandai pendaftaran pasangan calon (paslon) pada 26-28 Juli, tapi hiruk-pikuknya belum terasa. Justru kesannya masih adem ayem. Berbeda dengan 17 kota/ kabupaten lainnya di Jawa Timur (Jatim) yang gebyar persaingan paslon sudah terasa. Misalnya di Sidoarjo, Surabaya, dan Lamongan.
Di Kabupaten Gresik belum ada alat kampanye paslon yang terpampang. Sempat muncul baliho atau poster paslon dari PKB, yaitu Jazilul Fawaid selaku Ketua DPC PKB Gresik. Kemudian muncul pasangan koalisi PKB dengan PDIP, yaitu Bambang Suhartono (anggota FPDIP DPRD Jatim) berpasangan dengan Husnul Khuluq (ketua PCNU Gresik). Namun, saat ini baliho dan poster tersebut hilang dari peredaran.
Bahkan, sudah tidak terpampang lagi di pohon-pohon atau di jalan kabupaten, jalan provinsi, maupun jalan nasional. Praktis yang saat ini banyak ditemui hanya gambar pasangan incumbent Bupati Sambari Halim Radianto dengan Wabup M Qosim. Pasangan yang menyatakan kembali berpartner untuk periode kedua itu tidak menggunakan atribut kampanye paslon.
Tetapi menggunakan fasilitas sebagai bupati dan wakil bupati yang masih aktif. Bahkan, pasangan bernama SQ Jilid II itu terlihat begitu masif melakukan “kampanye terselubung” melalui kegiatan bertitel pemerintahan. “Faktornya pasangan incumbent terlalu kuat, maka paslon-paslon lain belum ada yang berani muncul,” ujar mantan anggota KPU Gresik, Nur Fakih.
Memang ditengarai itu berlebihan. Berdasar informasi yang dihimpun, beberapa lembaga survei menghasilkan elektabilitas pasangan SQ Jilid II jauh meninggalkan calon lawan-lawannya. Di antaranya Jazilul Fawaid, Husnul Khuluq, Bambang Suhartono, maupun Agus Iwan Afif, yang merupakan putra KH Machfud Ma’sum dan menjadi pemangku Ponpes Sunan Drajad, Paciran, Lamongan.
Tingkat elektabilitas SQ tertinggi mencapai 39%, disusul Husnul Khuluq, Jazilul Fawaid, serta Bambang Suhartono maupun Gus Iwan. Survei Partai Nasdem Kabupaten Gresik SQ mendapat 39%, Gus Iwan 23%, Husnul Khuluq 21%, dan Jazilul Fawaid yang juga anggota Fraksi PKB DPR dengan 17%.
“Meski begitu peluang Gus Iwan menyalip masih terbuka. Kami optimistis bisa menjungkalkan pasangan SQ,” ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPC Nasdem Gresik, Sulaiman. Hasil lebih mencengangkan lagi dan patut menjadi bahan pertimbangan paslon-paslon lain.
Ternyata pasangan SQ termasuk pasangan incumbent yang masuk sepuluh besar terbaik peluang menang lagi di 18 kota/kabupaten yang bakal menggelar pilkada serentak di Jatim. Berdasar survei salah satu lembaga nasional itu, paslon SQ mendapat elektabilitas di atas bakal calon lainnya.
“Pasangan SQ tidak terkejar. Bahkan, pasangan SQ termasuk incumbent yang berpeluang menang lagi di antara 18 kota/kabupaten yang menggelar pilkada serentak,” ujar salah satu koordinator lembaga survei nasional di Gresik yang menolak disebut namanya.
Memang hasil beberapa lembaga survei, baik internal Partai Golkar dan Tim Pemenangan SQ maupun oleh parpol lain, sangat masuk akal. Mengingat sejak dua tahun lalu, bahkan sebelumnya, pasangan incumbent benar- benar memaksimalkan kegiatan pemerintahan membangun elektabilitasnya.
Terutama Wakil Bupati M Qosim yang sangat getol menghadiri kegiatan warga semisal tahlil, akikah, hingga resepsi nikah. Di dalam kegiatan pemerintahan, program Tilik Desa digiatkan kembali. Begitu juga penggelontoran dana-dana APBD ke desa juga dilakukan Bupati Sambari Halim Radianto. Termasuk yang bakal menjadi mesin politik pasangan SQ dengan memaksimalkan peran kepala desa (kades).
Sekitar 365 kades diikat dengan menggelar konsolidasi setiap bulan. “Iya kami sering ada acara dengan Pak Bupati maupun Wabup di luar kota,” kata Kepala Desa Iker- Iker Geger, Kecamatan Cerme, yang juga Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Gresik, Kristiono.
Selain itu, Wabup M Qosim juga berhasil masuk ke lingkaran Nahdlatul Ulama yang merupakan kelompok terbesar di Kabupaten Gresik. Meski sejak dilantik 27 September 2010 lalu, pasangan SQ berseberangan dengan PCNU, namun dengan dana APBD maupun kekuatan kekuasaan, berhasil merangkul badan otonom (banom) NU.
Dengan iming-iming program memberangkatkan umrah ke Tanah Suci, pasangan SQ mampu menarik banom NU di antaranya Muslimat, Fatayat, serta banom lainnya. Pucuk pimpinan pengurus cabang (PC) maupun pengurus anak cabang (PAC) satu per satu diberangkatkan umrah. Bahkan, tokoh-tokoh NU non-struktural juga diberi “hadiah” paket umrah.
Digelontorkannya program pemerintahan yang berbasis dana APBD maupun program nonpemerintah ke organisasi-organisasi keagamaan maupun masyarakat, membuat SQ kian membumi. Di sisi lain, pesaingnya tidak ada yang muncul membangun kekuatan sehingga kekuatan SQ mendominasi karena menjadi satu-satunya.
“Sulit sekarang. Karena kekuatan NU sudah porak-poranda. Wong lima tahun lalu saja kekuatan NU masih bersatu bisa dikalahkan, meski lewat jalur MK (putusan Mahkamah Konstitusi). Apalagi sekarang kekuatan NU sudah kacau,” ujar mantan anggota KPU Gresik yang juga mantan wartawan Surabaya Post, Nur Fakih. Kendati begitu, bukan berarti pasangan SQ tidak bisa dikalahkan.
Karena dalam politik itu tidak ada yang mustahil. Apalagi bagi seorang politikus sebelum bertarung tidak ada kepastian menang dan kalah. Hal perlu dimaksimalkan adalah peluang yang ada. Sebab berpolitik itu yang dibutuhkan jiwa petarung. Teman pun yang ada adalah kepentingan.
Anggota Desk Pikkada DPC PKB Gresik, HM Syafik AM, memahami benar prinsip tersebut. Menurutnya peluang mengalahkan pasangan incumbent tetap terbuka. Di antaranya harus dilawan head to head, yaitu bertarung satu lawan satu. Namun, politikus lulusan Universitas Jember itu memberikan catatan. “Tidak mungkin tidak ada peluang. Peluang itu tetap terbuka. Harus head to head . Kalau lawannya lebih dari satu, akan menguntungkan incumbent . Kalau lawannya satu, semakin jelas mana kawan dan lawan,” katanya.
Peluang terjadi pertarungan satu lawan satu memang terbuka. Terjadinya koalisi antara PKB dengan PDIP sehingga memunculkan paslon dari koalisi yang dikenal dengan istilah Jom-bang itu. Di sisi lain, pasangan SQ berusaha merangkul semua parpol sehingga menutup peluang parpol lain mengusung paslon lain.
Melalui safari politik ke tokoh-tokoh nasional beberapa waktu lalu, pasangan SQ sudah mengantongi dukungan DPP PAN dan DPP Gerindra. Bahkan, Partai Demokrat juga memberikan sinyal dukungannya ke SQ. Melalui Ketua DPC Demokrat Gresik M Samwil memastikan dalam pilkada nanti partainya mendukung SQ.
“Kami ingatkan agar kader maupun pengurus DPC, PAC, hingga ranting, jangan tolah-toleh lagi. Karena Demokrat sudah punya calon, yaitu SQ. Maka harus kami sukseskan SQ,” katanya dalam acara temu kader di Desa Golokan, Kecamatan Sidayu. Dengan demikian, SQ sudah mengantongi dukungan Golkar (11 kursi) bakal dikuatkan lagi PAN (5 kursi), Gerindra (6 kursi), Demokrat (6 kursi), dan PPP (7 kursi).
Meski DPW PPP Jatim meminta mencari calon lain kecuali SQ, namun Ketua DPD PPP Gresik M Nadir tetap memberikan dukungan SQ. “Hasil survei kami yang paling unggul SQ. Maka kami memberikan dukungan ke SQ,” katanya beberapa waktu lalu. Berarti tinggal koalisi PKB-PDIP yang berpeluang memunculkan paslon menantang SQ.
Hanya di internal koalisi belum menemukan sosok petarung yang bakal dijagokan. Bila PDIP Gresik sudah memunculkan tiga nama, yaitu Bambang Suhartono, Siti Muafiyah, dan Mujid Ridwan (ketua FPDIP DPRD Gresik, maka PKB sampai saat ini masih bimbang.
Meski DPC PKB Gresik sempat mengirim dua nama ke DPP melalui DPW, yaitu Jazilul Fawaid dan Husnul Khuluq, untuk diverifikasi dan direkomendasikan sebagai calon, tapi mendapat perlawanan dari DPW dan DPP. Sebab, baik DPW maupun DPP, mendapat lamaran langsung SQ. Entah dengan iming-iming apa sehingga DPP juga sempat melakukan fit and proper test SQ bersama Jazilul Fawaid serta Husnul Khuluq.
Sekretaris DPC PKB Gresik, Imron Rosyadi menegaskan, parpolnya tetap menjagokan calon dari kader sendiri. Kalaupun ada pasangan SQ yang ikut melamar melalui DPW dan DPP, dinilainya salah kaprah politik. “Kami di Desk Pilkada tetap menjagokan calon dari kader sendiri atau dari NU. Kami sudah mengirimkan kader untuk mendapat rekom DPP, yaitu Pak Jazil dan Pak Khuluq,” ucapnya.
Selain cara head to head , ada cara lain mengungguli pasangan SQ di antaranya dengan menyandera parpol lain, sehingga tidak ada paslon lain mendaftar saat KPU membuka pendaftaran pada 26-28 Juli. Sebab bila tidak ada parpol lain yang mendapatkan jagonya, praktis pelaksanaan pilkada akan diundur pada 2017.
Ashadi ikhsan
(ftr)