Jenguk Mary Jane, Pacman Diberi Batu Akik

Sabtu, 11 Juli 2015 - 11:05 WIB
Jenguk Mary Jane, Pacman...
Jenguk Mary Jane, Pacman Diberi Batu Akik
A A A
YOGYAKARTA - Petinju Filipina, Manny Pacquiao, berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Wirogunan, Yogyakarta untuk menjenguk Mary Jane Fiesta Veloso, terpidana mati kasus narkotika asal Filipina, kemarin.

Petinju berjuluk Pacman itu datang ke lapas sekitar pukul 07.40 WIB bersama sang istri Jinkee Pacquiao, dan ditemani Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Lumen B Isletta, deputi kedubes Filipina, jaksa Kejaksaan Tinggi DIY, serta tim pengacara Mary Jane, Agus Salim cs.

Di dalam lapas, selama 30 menit, Pacman berbincang banyak bersama Mary Jane memakai bahasa Tagalog. Kunjungannya ini membuat Mary Jane terharu dan menangis. Di sela-sela perbincangan di ruang besuk warga binaan itu, Pacman diberi kenang-kenangan oleh Mary Jane berupa cincin batu akik berwarna putih dan syal.

Semuanya hasil karya ibu dua orang putra itu sendiri karena seluruh warga binaan di dalam lapas diberi pelatihan membuat kerajinan tangan. “Syalnya rajutan Mary Jane dan ditulis nama Pacman. Kalau cincinnya di dalam memang ada produksi kerajinan berbahan batu akik,” kata Kepala Lapas Wirogunan, Zaenal Arifin.

Batu akik dan syal itu memang sudah disiapkan jauh hari oleh Mary Jane khusus untuk menyambut kehadiran Pacman. Sedangkan Pacman di kesempatan ini memberi sejumlah uang dolar Amerika kepada Mary Jane. Uang yang terbungkus amplop besar itu kemudian disimpan pihak lapas karena sesuai aturan warga binaan dilarang memegang uang tunai.

Sebelum selesai waktu kunjungan, mereka menyempatkan berdoa bersama yang membuat Mary Jane menitikan air mata. “Mary Jane sempat menangis, saat akan keluar mereka sempat berpelukan,” kata Zaenal. Kunjungan Pacman ini terbilang singkat karena dia mengejar jadwal penerbangan pulang ke Filipina pukul 09.00 WIB melalui Bandara Adisutjipto.

Di Yogyakarta selama dua hari, Pacman dalam rangka syuting iklan sebuah produk jamu. Saat ditemui wartawan sesaat setelah keluar dari pintu portir lapas, Pacman mengucapkan rasa terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang telah memperlakukan Mary Jane dengan baik selama menjalani proses hukum.

Termasuk ucapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang menaruh perhatian atas kasus Mary Jane dan khususnya kepada Presiden Joko Widodo yang bersedia menangguhkan eksekusi mati Mary Jane pada April 2015. Pacman yang juga merupakan anggota kongres di Filipina dan fokus di bidang tenaga kerja ini berharap pemerintah Indonesia menginvestigasi ulang kasus yang menjerat Mary Jane.

Dia yakin Mary Jane adalah korban jaringan perdagangan manusia internasional. “I think she’s the victim of human trafficking. I hope the president Indonesia helping,” kata Pacman. Seperti diberitakan, Mary Jane lolos dari tembakan regu tembak saat proses eksekusi mati gelombang kedua di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/4/2015) dini hari.

Menjelang detik-detik pelaksanaan eksekusi, Presiden Jokowi memerintahkan Jaksa Agung HM Prasetyo untuk menunda eksekusi terhadap warga negara Filipina itu. Alasannya, ada telepon dari presiden Filipina bahwa orang yang disebutsebut perekrut Mary Jane dan diduga memperdagangkan Mary Jane ke jaringan narkotika internasional menyerahkan diri ke aparat berwenang setempat.

Mary Jane diperlukan sebagai saksi proses hukum sang perekrut di Filipina. Selain permintaan pemerintah Filipina, sebelum pelaksanaan eksekusi, Pacman melalui media juga sempat meminta kepada pemerintah Indonesia agar memberi keringanan hukuman bagi Mary Jane.

Sehingga dari total sembilan terpidana yang akan dieksekusi waktu itu, hanya delapan terpidana yang ditembak mati. Jaksa Agung kemudian memerintahkan Mary Jane dikirim kembali ke Lapas Wirogunan.

Ristu hanafi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1191 seconds (0.1#10.140)