Personel di Titik Rawan Harus Ditambah
A
A
A
SURABAYA - Para pemudik diimbau mewaspadai potensi kecelakaan lalu lintas pada saat mudik maupun balik ke kota. Komisi D DPRD Jatim menilai potensi kecelakaan masih cukup besar menyusul banyak pemudik yang menggunakan motor.
Berdasarkan data Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Provinsi Jatim, dari total kurang lebih 7,5 juta pemudik pada tahun ini, hanya sekitar 160.000 hingga 200.000 yang terangkut oleh angkutan mudik gratis. Sementara sisanya menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum.
“Nah, yang dijalan raya ini perlu menjadi perhatian serius. Kami khawatir banyak kecelakaan di sana. Sebab mayoritas pemudik itu menggunakan motor. Seperti tahun-tahun sebelumnya, angka kecelakaan didominasi kendaraan roda dua ini,” kata Wakil Ketua Komisi D DPRD Jatim Hammy Wahjunianto, kemarin.
Hammy meminta DLLAJ dan aparat kepolisian menambah personel jaga di lapangan, terutama di titik-titik rawan kecelakaan. Sebab keberadaan petugas akan menambah kewaspadaan pengguna jalan yang melintas. “Kalau ada petugas, tentu pengguna jalan akan berhati- hati. Apalagi bila ada petunjuk dan rambu di sana.
Ini penting agar musibah kecelakaan bisa ditekan,” tutur politikus PKS ini. Hammy mengakui persiapan mudik tahun ini sudah bagus. Terutama menyangkut fasilitas di tempat-tempat pemberhentian (terminal, pelabuhan stasiun, dan bandara). Namun, hal yang tak kalah penting adalah perjalanan pemudik di jalan raya.
“Akses jalan yang bagus tidak menjadi jaminan lalu lintas aman. Malah terkadang pemudik saling kebut karena jalan halus dan nyaman. Ini yang harus diwaspadai,” ujarnya. Anggota Komisi D DPRD Jatim Samwil menambahkan, selain petugas jaga, pihaknya juga meminta agar penyelenggara angkutan Lebaran memperbanyak tenaga medis di posko maupun tempat pemberhentian.
“Di terminal dan stasiun kami lihat hanya ada perawat. Sementara dokter hanya on call. Ini tidak cukup. Apalagi saat puncak mudik nanti. Bagaimanapun dokter harus standby di lokasi sehingga begitu terjadi sesuatu bisa langsung diatasi,” katanya. Kepala DLLAJ Provinsi Jatim Wahid Wahyudi mengaku tidak ada masalah dengan personel di lapangan.
Sebab jumlah anggota yang disiapkan banyak, yakni 4.073 personel. Jumlah ini belum termasuk 12.116 personel dari aparat kepolisian. Mereka ini yang akan melayani pemudik selama di perjalanan. Masing- masing 534 personel dari Dinas Perhubungan dan LLAJ Jatim serta 3.260 personel dari Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota se-Jatim. Kemudian 79 personel gabungan dari unsur perhubungan dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak.
Selanjutnya dari Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Wangi 53 personel serta Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kalianget 19 personel. “Semua personel sudah ditempatkan di posnya masingmasing dan siap membantu pemudik,” katanya. Seluruh personel tersebut diakuinya mulai bekerja dan bersiaga di titik-titik yang telah ditempatkan, terutama di lokasi yang menjadi pusat pemudik, seperti pelabuhan, terminal, dan bandar udara.
“Berdasarkan petunjuk teknis di kesiapan prasarana dan sarana, masa angkutan Lebaran berlangsung 26 hari, yakni mulai 2- 27 Juli 2015 atau’H-15 hingga H+9. Petugas akan selalu siap siaga selama 24 jam,” katanya.
Ihya’ ulumuddin
Berdasarkan data Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Provinsi Jatim, dari total kurang lebih 7,5 juta pemudik pada tahun ini, hanya sekitar 160.000 hingga 200.000 yang terangkut oleh angkutan mudik gratis. Sementara sisanya menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum.
“Nah, yang dijalan raya ini perlu menjadi perhatian serius. Kami khawatir banyak kecelakaan di sana. Sebab mayoritas pemudik itu menggunakan motor. Seperti tahun-tahun sebelumnya, angka kecelakaan didominasi kendaraan roda dua ini,” kata Wakil Ketua Komisi D DPRD Jatim Hammy Wahjunianto, kemarin.
Hammy meminta DLLAJ dan aparat kepolisian menambah personel jaga di lapangan, terutama di titik-titik rawan kecelakaan. Sebab keberadaan petugas akan menambah kewaspadaan pengguna jalan yang melintas. “Kalau ada petugas, tentu pengguna jalan akan berhati- hati. Apalagi bila ada petunjuk dan rambu di sana.
Ini penting agar musibah kecelakaan bisa ditekan,” tutur politikus PKS ini. Hammy mengakui persiapan mudik tahun ini sudah bagus. Terutama menyangkut fasilitas di tempat-tempat pemberhentian (terminal, pelabuhan stasiun, dan bandara). Namun, hal yang tak kalah penting adalah perjalanan pemudik di jalan raya.
“Akses jalan yang bagus tidak menjadi jaminan lalu lintas aman. Malah terkadang pemudik saling kebut karena jalan halus dan nyaman. Ini yang harus diwaspadai,” ujarnya. Anggota Komisi D DPRD Jatim Samwil menambahkan, selain petugas jaga, pihaknya juga meminta agar penyelenggara angkutan Lebaran memperbanyak tenaga medis di posko maupun tempat pemberhentian.
“Di terminal dan stasiun kami lihat hanya ada perawat. Sementara dokter hanya on call. Ini tidak cukup. Apalagi saat puncak mudik nanti. Bagaimanapun dokter harus standby di lokasi sehingga begitu terjadi sesuatu bisa langsung diatasi,” katanya. Kepala DLLAJ Provinsi Jatim Wahid Wahyudi mengaku tidak ada masalah dengan personel di lapangan.
Sebab jumlah anggota yang disiapkan banyak, yakni 4.073 personel. Jumlah ini belum termasuk 12.116 personel dari aparat kepolisian. Mereka ini yang akan melayani pemudik selama di perjalanan. Masing- masing 534 personel dari Dinas Perhubungan dan LLAJ Jatim serta 3.260 personel dari Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota se-Jatim. Kemudian 79 personel gabungan dari unsur perhubungan dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak.
Selanjutnya dari Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Wangi 53 personel serta Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kalianget 19 personel. “Semua personel sudah ditempatkan di posnya masingmasing dan siap membantu pemudik,” katanya. Seluruh personel tersebut diakuinya mulai bekerja dan bersiaga di titik-titik yang telah ditempatkan, terutama di lokasi yang menjadi pusat pemudik, seperti pelabuhan, terminal, dan bandar udara.
“Berdasarkan petunjuk teknis di kesiapan prasarana dan sarana, masa angkutan Lebaran berlangsung 26 hari, yakni mulai 2- 27 Juli 2015 atau’H-15 hingga H+9. Petugas akan selalu siap siaga selama 24 jam,” katanya.
Ihya’ ulumuddin
(ftr)