Urai Kemacetan Mudik Lebaran, Pasar Tumpah Diminta Tertib
A
A
A
YOGYAKARTA - Pasar tumpah menjadi satu tempat titik kemacetan arus lalu lintas, termasuk di Yogyakarta. Untuk itu, kepolisian mengandeng banyak pihak, seperti kepala daerah supaya diteruskan ke dinas pengelola pasar untuk menertibkan area pasar tumpah selama arus mudik lebaran mulai H-7 hingga H+7.
Tujuannya, supaya badan jalan yang dipergunakan sebagai area transaksi jual beli pedagang maupun sebagai lahan parkir bisa lebih ditertibkan.
Artinya, jalan yang fungsi utama untuk perlintasan dapat berfungsi maksimal tanpa ada penghalang yang bisa membuat kemacetan.
Direktur Lalulintas Polda DIY Kombes Pol Tulus Ikhlas Pamuji menyebutkan memang banyak tempat yang menjadi sentral titik kemacetan.
Pihaknya berupaya untuk mengurai titik-titik kemacetan itu dengan mengandeng pihak lain untuk memperkecil area kemacetan tersebut.
"Titik titik kemacetan banyak, pasar tumpah salah satunya. Kita rekomendasikan bupati dan walikota diteruskan ke jajaran dibawahnya untuk bersama-sama mengatur supaya area jalan difungsikan optimal untuk mengurai kemacetan," kata Tulus, Kamis (9/7/2015).
Pasar tumpah itu sendiri tersebar menyeluruh di Daerah Istimewa Yogyakarta. Empat kabupaten (Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo) serta satu Kota Yogyakarta tak lepas dari adanya pasar tumpah. "Semua kabupaten/kota ada pasar tumpah," ujarnya.
Pasar tumpah itu diprediksi akan mengalami peningkatan seiring mendekati waktu Lebaran tiba.
Sementara saat hari H Lebaran biasanya sedikit lengang mengingat banyak pedagang maupun pembeli melakukan ibadah perayaan Idul Fitri bagi umat muslim.
Meski pasar tumpah hanya memiliki waktu tertentu seperti pagi atau dini hari, namun dengan volume penguna jalan yang meningkat membuat waktu perjalanan bertambah.
Sebagaimana diketahui, banyak lokasi pasar tumpah di Yogyakarta, seperti di wilayah Kranggan, Gamping, Prambanan, Umbulharjo, dan lainnya.
Jalan yang seharusnya bisa dilalui dengan lancar harus tersendat karena adanya aktivitas perekonomian masyarakat di pinggir jalan tersebut.
Tujuannya, supaya badan jalan yang dipergunakan sebagai area transaksi jual beli pedagang maupun sebagai lahan parkir bisa lebih ditertibkan.
Artinya, jalan yang fungsi utama untuk perlintasan dapat berfungsi maksimal tanpa ada penghalang yang bisa membuat kemacetan.
Direktur Lalulintas Polda DIY Kombes Pol Tulus Ikhlas Pamuji menyebutkan memang banyak tempat yang menjadi sentral titik kemacetan.
Pihaknya berupaya untuk mengurai titik-titik kemacetan itu dengan mengandeng pihak lain untuk memperkecil area kemacetan tersebut.
"Titik titik kemacetan banyak, pasar tumpah salah satunya. Kita rekomendasikan bupati dan walikota diteruskan ke jajaran dibawahnya untuk bersama-sama mengatur supaya area jalan difungsikan optimal untuk mengurai kemacetan," kata Tulus, Kamis (9/7/2015).
Pasar tumpah itu sendiri tersebar menyeluruh di Daerah Istimewa Yogyakarta. Empat kabupaten (Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo) serta satu Kota Yogyakarta tak lepas dari adanya pasar tumpah. "Semua kabupaten/kota ada pasar tumpah," ujarnya.
Pasar tumpah itu diprediksi akan mengalami peningkatan seiring mendekati waktu Lebaran tiba.
Sementara saat hari H Lebaran biasanya sedikit lengang mengingat banyak pedagang maupun pembeli melakukan ibadah perayaan Idul Fitri bagi umat muslim.
Meski pasar tumpah hanya memiliki waktu tertentu seperti pagi atau dini hari, namun dengan volume penguna jalan yang meningkat membuat waktu perjalanan bertambah.
Sebagaimana diketahui, banyak lokasi pasar tumpah di Yogyakarta, seperti di wilayah Kranggan, Gamping, Prambanan, Umbulharjo, dan lainnya.
Jalan yang seharusnya bisa dilalui dengan lancar harus tersendat karena adanya aktivitas perekonomian masyarakat di pinggir jalan tersebut.
(sms)