Abu Raung Ganggu Pesawat Australia

Sabtu, 04 Juli 2015 - 11:34 WIB
Abu Raung Ganggu Pesawat...
Abu Raung Ganggu Pesawat Australia
A A A
BANYUWANGI - Aktivitas vulkanik Gunung Raung di perbatasan Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi, ternyata sudah mengganggu dunia penerbangan.

Dua pesawat Jetstar tujuan Denpasar dari Sydney dan Melbourne, JQ35 dan JQ37, terpaksa berbalik arah karena peringatan semburan abu vulkanik Gunung Raung dengan ketinggian 3.332 mdpl, Kamis (2/7) malam. “Keselamatan selalu menjadi prioritas tertinggi kami dan kami sangat erat memantau situasi untuk memastikan penerbangan tidak terpengaruh oleh abu berasal dari Gunung Raung,” tulis Jetstar dalam rilisnya di website, kemarin.

Gangguan yang dimaksud Jetstar adalah awan abu vulkanik Gunung Raung yang melayang menuju Bandara Internasional Denpasar. Volcanic Ash Advisory Centers (VAAC/lembaga pemantau abu vulkanik untuk penerbangan) memperingatkan jika hal ini membahayakan rute pesawat Jetstar.

Meski tujuh penerbangan lainnya, yakni Denpasar-Darwin, Perth, Cairns, dan Singapura, ikut terdampak, namun layanan Jetstar sudah normal. “Jetstar akan melanjutkan layanan ke Bali, Jumat (3/7),” kata rilis Jetstar. Kebanyakan wisatawan yang telantar adalah anakanak sekolah yang sedang berlibur ke Bali. Jetstar menjadwalkan penerbangan tambahan antara Bali dan Australia untuk mengangkut mereka.

Boeing 787 dengan nomor penerbangan JQ7035 akan berangkat dari Melbourne menuju Bali, Jumat (3/7) sore. Mereka akan kembali dari Bali ke Sydney hari ini (4/7). Penerbangan lainnya, termasuk Virgin Australia, Air- Asia dan Garuda Indonesia, tidak terpengaruh. “Kami sedang beroperasi sesuai jadwal pada rute Denpasar,” kata seorang juru bicara Virgin Air dikutip dari Dailymail.

Humas PT Angkasa Pura I Lisa Legal mengatakan, sampai tadi malam tidak ada penerbangan di Bandara Internasional Juanda yang mengalami gangguan penerbangan, baik yang tertunda keberangkatannya maupun penundaan kedatangan akibat aktivitas Gunung Raung. “Saya sudah konfirmasi, sampai saat ini (tadi malam) belum ada notifikasi penerbangan,” katanya.

Terkait dengan kabar tertundanya penerbangan dari Australia, Lisa mengatakan, pihaknya belum menerima informasi lebih lanjut. “Termasuk yang dari Ausi kami belum mendapat informasi penundaan,” katanya. Dia menjelaskan selama ada aktivitas vulkanik gunung Raung, belum ada kendala penerbangan di Bandara Internasional Juanda. “Semua masih lancar-lancar saja, termasuk penerbangan domestik dan internasional,” katanya.

Seperti diberitakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Raung yang berada di perbatasan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi, dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) sejak Senin (29/6) pukul 09.00 WIB.

Sebagian warga di Kecamatan Sumberjambe sudah tahu kalau Gunung Raung meningkat menjadi Siaga karena mendengar suara dentuman dan terlihat sinar api (lava pijar) di puncak pada Minggu (28/6) malam. Hingga kemarin, aktivitas vulkanik Gunung Raung malah menunjukkan tanda-tanda peningkatan.

“Selama 24 jam terakhir tercatat gempa tremor Raung terus menerus dengan amplitudo 23 hingga 32 milimeter, namun gempa tremor didominasi dengan amplitudo 26 milimeter,” kata Burhan Alethea, petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, kemarin.

Secara visual masih terlihat cahaya api dengan kasatmata . Pada malam hari, sinar api di puncak Gunung Raung terlihat dengan jelas dari PPGA. “Pagi tadi terlihat asap solfatara berwarna kelabu yang mengarah ke arah tenggara dari puncak Raung dengan ketinggian 200- 300 meter,” tuturnya.

Bahkan, suara dentuman juga masih terdengar setiap 30 menit hingga satu jam sekali dari Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. “Petugas selalu memantau dan melaporkan data yang terekam di PPGA ke PVMBG setiap enam jam sekali dan menyampaikan kepada BPBD di wilayah yang terkena dampak aktivitas Raung setiap 24 jam sekali,” ucapnya.

Ia menjelaskan, status gunung yang memiliki ketinggian 3.332 mdpl itu bisa naik menjadi Level IV (Awas) atau turun menjadi Waspada (Level II) seiring dengan peningkatan aktivitas gunung api tersebut. “Apabila gempa tremor menunjukkan peningkatan dan pantauan secara visual juga meningkat, maka kemungkinan statusnya akan naik menjadi awas, namun sejauh ini masih siaga,” ujarnya.

Burhan mengimbau warga di sekitar Gunung Raung tetap tenang, tidak panik, dan tidak terpancing isu-isu tentang letusan gunung tersebut, namun tetap siaga dengan meminta informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Data di BPBD Banyuwangi tercatat lima kecamatan rawan terkena dampak erupsi Gunung Raung, yakni Kecamatan Kalibaru, Glenmore, Songgon, Sempu, dan Genteng.

Berdasar peta bencana BPBD Jember, ada sepuluh desa yang terdampak letusan antara lain Desa Sidomulyo, Sumberjati, dan Desa Garahan yang berada di Kecamatan Silo. Kemudian Desa Slateng, Sumberbulus, Sumbersalak, dan Sumberlesung di Kecamatan Ledokombo, serta Desa Jambearum, Rowosari, dan Gunung Malang di Kecamatan Sumberjambe. Kawasan rawan bencana dipilah menjadi tiga, yakni kawasan rawan bencana satu merupakan wilayah yang dilanda banjir lahar serta bisa terkena perluasan awan panas.

Kawasan rawan bencana dua berpotensi dilanda aliran lava, bahan lontaran batu pijar, awan panas, dan hujan abu lebat. Kemudian terakhir, kawasan rawan bencana tiga, rawan awan panas, aliran lava, serta lontaran batu pijar.

P juliatmoko/ Lutfi yuhandi/ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1109 seconds (0.1#10.140)