Awas, Air Bengawan Solo Berubah Warna !
A
A
A
BOJONEGORO - Air Sungai Bengawan Solo yang mengalir di wilayah Kabupaten Bojonegoro akhir-akhir ini berubah warna dari biasanya hijau menjadi cokelat kehitaman.
Air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu diduga tercemar mulai daerah hulu. Pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bojonegoro telah mengambil sampel air Sungai Bengawan Solo untuk diuji di laboratorium di Surabaya. Namun, hasilnya belum diketahui.
“Beberapa hari lalu sampel air Sungai Bengawan Solo itu dikirim ke laboratorium di Surabaya. Hasilnya belum turun,” ujar Kepala BLH Kabupaten Bojonegoro Tedjo Sukmono. Tedjo Sukmono tidak menjelaskan secara rinci kondisi air Sungai Bengawan Solo tersebut. Dia hanya menyebutkan, hasil uji laboratorium di Surabaya itu baru akan selesai sekitar dua pekan lagi. “Tunggu saja hasilnya nanti,” ujarnya.
Sementara itu, komunitas pemancing di Bojonegoro juga mengeluhkan kondisi air Sungai Bengawan Solo dalam 2-3 pekan terakhir ini. Biasanya jika memasuki musim kemarau, air sungai justru jernih. Warnanya bening kehijau-hijauan dan banyak pemancing memanfaatkan waktunya, terutama saat libur atau sore hari untuk memancing di sungai itu. Namun, sekarang airnya berubah dari hijau menjadi cokelat kehitam-hitaman. “Ya, berubah warna,” ujar Darmojo, pemancing asal Kota Bojonegoro.
Tidak hanya itu, air yang berubah warna di Bengawan Solo juga membuat pemancing mengeluh karena ikan asli sungai itu jadi sulit dipancing. Ikan asli Bengawan Solo seperti ikan rengkik, jendil, aregareng, dan gabus. Hanya di beberapa titik ikan berhasil dipancing. Terutama yang berada di kawasan yang tempatnya dalam sekitar 5-7 meter saat kemarau. “Sekarang agak susah pancingan ikannya,” imbuh Darmojo.
Padahal, jika musim kemarau datang, masyarakat sekitar memanfaatkan sungai tersebut untuk mandi di sungai. Daratan pasir yang muncul saat kemarau membuat badan sungai jadi melebar. Saat itu banyak digunakan untuk pelbagai kegiatan, mulai bermain sepak bola hingga sebagian lahannya ditanami semangka dan mentimun. Air Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro banyak dimanfaatkan berbagai pihak.
Misalnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bojonegoro mengambil air di sejumlah titik, seperti di Padangan, Purwosari, dan Trucuk. Air itu diolah, lalu disalurkan kepada para pelanggan PDAM yang tersebar di wilayah Bojonegoro. Selain itu, air Sungai Bengawan Solo dimanfaatkan untuk pengairan pertanian di daerah bantaran.
Air Bengawan Solo ditampung di bendungan gerak di kawasan Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, lalu dimanfaatkan untuk cadangan air baku dan pengairan persawahan. Air Bengawan Solo juga disedot untuk keperluan industri minyak dan gas bumi (migas) di lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Bojonegoro.
Kasus air Sungai Bengawan Solo yang berubah warna dari hijau menjadi cokelat kehitaman tidak hanya terjadi sekarang ini. Pada pertengahan 2012 juga pernah terjadi perubahan air sungai dari hijau menjadi cokelat kehitaman. Kemungkinan perubahan warna disebabkan pencemaran limbah yang datang dari hulu sungai, yakni sekitar Solo dan Karanganyar.
Sebab, di daerah hulu sungai banyak industri batik dan rumahan yang berada di dekat daerah aliran sungai.
Muhammad roqib
Air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu diduga tercemar mulai daerah hulu. Pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bojonegoro telah mengambil sampel air Sungai Bengawan Solo untuk diuji di laboratorium di Surabaya. Namun, hasilnya belum diketahui.
“Beberapa hari lalu sampel air Sungai Bengawan Solo itu dikirim ke laboratorium di Surabaya. Hasilnya belum turun,” ujar Kepala BLH Kabupaten Bojonegoro Tedjo Sukmono. Tedjo Sukmono tidak menjelaskan secara rinci kondisi air Sungai Bengawan Solo tersebut. Dia hanya menyebutkan, hasil uji laboratorium di Surabaya itu baru akan selesai sekitar dua pekan lagi. “Tunggu saja hasilnya nanti,” ujarnya.
Sementara itu, komunitas pemancing di Bojonegoro juga mengeluhkan kondisi air Sungai Bengawan Solo dalam 2-3 pekan terakhir ini. Biasanya jika memasuki musim kemarau, air sungai justru jernih. Warnanya bening kehijau-hijauan dan banyak pemancing memanfaatkan waktunya, terutama saat libur atau sore hari untuk memancing di sungai itu. Namun, sekarang airnya berubah dari hijau menjadi cokelat kehitam-hitaman. “Ya, berubah warna,” ujar Darmojo, pemancing asal Kota Bojonegoro.
Tidak hanya itu, air yang berubah warna di Bengawan Solo juga membuat pemancing mengeluh karena ikan asli sungai itu jadi sulit dipancing. Ikan asli Bengawan Solo seperti ikan rengkik, jendil, aregareng, dan gabus. Hanya di beberapa titik ikan berhasil dipancing. Terutama yang berada di kawasan yang tempatnya dalam sekitar 5-7 meter saat kemarau. “Sekarang agak susah pancingan ikannya,” imbuh Darmojo.
Padahal, jika musim kemarau datang, masyarakat sekitar memanfaatkan sungai tersebut untuk mandi di sungai. Daratan pasir yang muncul saat kemarau membuat badan sungai jadi melebar. Saat itu banyak digunakan untuk pelbagai kegiatan, mulai bermain sepak bola hingga sebagian lahannya ditanami semangka dan mentimun. Air Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro banyak dimanfaatkan berbagai pihak.
Misalnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bojonegoro mengambil air di sejumlah titik, seperti di Padangan, Purwosari, dan Trucuk. Air itu diolah, lalu disalurkan kepada para pelanggan PDAM yang tersebar di wilayah Bojonegoro. Selain itu, air Sungai Bengawan Solo dimanfaatkan untuk pengairan pertanian di daerah bantaran.
Air Bengawan Solo ditampung di bendungan gerak di kawasan Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, lalu dimanfaatkan untuk cadangan air baku dan pengairan persawahan. Air Bengawan Solo juga disedot untuk keperluan industri minyak dan gas bumi (migas) di lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Bojonegoro.
Kasus air Sungai Bengawan Solo yang berubah warna dari hijau menjadi cokelat kehitaman tidak hanya terjadi sekarang ini. Pada pertengahan 2012 juga pernah terjadi perubahan air sungai dari hijau menjadi cokelat kehitaman. Kemungkinan perubahan warna disebabkan pencemaran limbah yang datang dari hulu sungai, yakni sekitar Solo dan Karanganyar.
Sebab, di daerah hulu sungai banyak industri batik dan rumahan yang berada di dekat daerah aliran sungai.
Muhammad roqib
(ars)