Hormon Ubipotas Persingkat Masa Panen Bawang Merah

Kamis, 25 Juni 2015 - 09:37 WIB
Hormon Ubipotas Persingkat Masa Panen Bawang Merah
Hormon Ubipotas Persingkat Masa Panen Bawang Merah
A A A
Masa tanam bawang merah cukup lama yakni antara 3-4 bulan. Namun itu dulu. Kini dengan memanfaatkan hormon ujung batang ipomoe batatas (Ubipotas) atau ubi jalar pada awal masa tanam bibit dan pemupukan, masa tanam bawang merah bisa dipersingkat menjadi satu bulan. Menariknya kualitas bawang merah sama dengan yang ditanam selama 3-4 bulan.

Hormon Ubipotas karya empat mahasiswa Jurusan Fisika, Prodi Fisika dan Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Surabaya (Unesa), ini patut menjadi harapan baru para petani di sentra bawang merah. Khususnya di Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jatim; Brebes, Jateng ; serta daerah lainnya. Adalah Andrian Sjahmi Dewanto, Hanif Zahidin Ainur, Fifa Pransiska Indra Loseta, dan Mohammad Syukron Amrulloh, para penemu hormon sekaligus pupuk Ubipotas untuk bawang merah itu.

Inovasi ini diperhitungkan sejumlah negara bersamaan bakal diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) terkait produktivitas bawang merah. Terlebih setelah hormon dan pupuk ini menyabet juara 1 International Young Inventors Award (IYIA) tahun 2015. Kegiatan IYIA yang kedua ini digelar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), 7-8 Juni 2015.

Ada 13 negara ambil bagian pada kegiatan bergengsi itu Ditemui di Laboratorium Fisika Unesa, empat mahasiswa itu bergiliran mempresentasikan karya tulis ilmiahnya yang didanai lewat Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan akan dilombakan pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) tahun ini. “Ubipotas (Ujung Batang Ipommoea Batatas) As Growth Catalyst Hormone And Organic Fertilizer On Onion To Face Asia Economic Community (AEC) 2015” adalah judul karya ilmiah mereka.

“Hormon yang kami temukan ini bisa mempercepat masa tumbuh dan tanam bawang merah, dari semula 3-4 bulan menjadi sebulan dan dengan kualitas relatif sama. Ini sudah diuji coba di areal pertanian bawang merah di Kabupaten Sidoarjo,” kata Mohammad Syukron Amrulloh mengawali penjelasannya. Secara ilmiah hormon berbahan ujung batang ubi jalar ini mengandung C-Organic 9,87 w/w, Giberelic Acid (zat pengatur tumbuh pada tanaman) 0,383 g/l, serta Acidity (Ph Hormon).

“Bahan pembuatan hormon ini mudah didapat karena menggunakan ujung ketela rambat. Ketela rambat gampang tumbuh di wilayah Indonesia. Ujung batang ketela rambat mengandung hormon yang bisa mempercepat masa pertumbuhan tumbuhan. Pada dasarnya semua jenis tanaman. Cuma di sini kami terapkan untuk tanaman bawang merah,” kata Syukron lebih merinci penjelasan. Dari hormon yang diciptakan, muncul residu bisa berfungsi sebagai pupuk.

Produk turunan hormon ini juga untuk memupuk tanaman bawang merah. Proses pembuatannya, kata Syukron, ambil ujung ketela rambat dan pakai. Pengambilan ujung batang ketela rambat yang lantas diekstraksi dengan 10 ml aquades disaring. Selanjutnya ditambahkan gula untuk tambah unsur hara (nutrien). Proses berikutnya, fermentasi dengan cara ditutup rapat dalam botol sehingga hampa udara disertai pengadukan tiap lima hari sekali selama 15 hari. Pengadukan supaya mikroorganisme bercampur dan kental. Kemudian baru proses katalis bisa dilakukan.

“Komposisi 40 persen hormon ubipotas, 60 persen air. Air dibutuhkan dalam proses pertumbuhan bawang merah,” kata Fifa. Hanif Zahidin menambahkan, dirinya juga menguji pemanfaatan hormon dan pupuk berupa sisa air dari proses pembuatan hormon untuk tanaman belimbing. Hasilnya sama, belimbing lebih cepat berbuah bahkan produktivitasnya meningkat 2-3 kali lipat.

Ketua Prodi Fisika, FMIPA Unesa, Prof. Madlazim menyatakan, Prodi Fisika punya visi, yakni inovasi dalam pendidikan fisika. “Dari sini dosen dan mahasiswa mengupayakan temuan baru terkait pembelajaran fisika. Di sisi lain, misinya melakukan pembelajaran, penelitian, inovasi dan kerja sama,” kata pria asal Lamongan ini.

Soeprayitno
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6011 seconds (0.1#10.140)