Macet Parah Intai Pantura Gresik

Selasa, 23 Juni 2015 - 08:14 WIB
Macet Parah Intai Pantura Gresik
Macet Parah Intai Pantura Gresik
A A A
GRESIK - Sejumlah ruas jalan raya di kawasan Gresik-Lamongan berpotensi menjadi titik kemacetan pada musim mudik Idul Fitri1436 Hijriah. Hal ini disebabkan ada perbaikan jembatan yang tak kunjung tuntas hingga pekan pertama Ramadan ini.

Setidaknya ada dua jembatan yang sedang diperbaiki di jalur Pantai Utara (Pantura) Gresik- Lamongan. Pertama di Jembatan Manyar dan Jembatan Gumeno atau lebih dikenal dengan Jembatan Tanggok. Perbaikan kedua jembatan tersebut diprediksi sebelum H-7 Lebaran sudah selesai. Jika tidak selesai, dua titik ini akan menjadi titik kemacetan.

“Sekarang penggarapannya sudah 50%. Kami harapkan sebelum lebaran atau H-7 Lebaran sudah tuntas,” ujar Ir Bambang Isdianto, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Gresik, kemarin. Adapun jalur selatan yang mengalami kerusakan berada di wilayah Cerme, Menganti, dan terparah di wilayah Driyorejo, tepatnya di Jalan Legundi hingga Wringinanom. Jalanan di kawasan ini bergelombang dan berlubang dilalui kendaraan bertonase besar.

“Legundi kemudian ke wilayah Wringinanom dan sebagian di Menganti dan Cerme rusak. Sedangkan jalan Kabupaten yang cukup parah di wilayah Balongpanggang,” ujar Lono, 51, warga Balongpanggang. Bergeser ke Kabupaten Lamongan, kerusakan jalan seperti bergelombang dan berlubang terjadi hampir di semua jalur nasional, provinsi, maupun kabupaten. Hanya terparah di Jalur Daendels maupun jalur Lamongan Kota sampai Kecamatan Babat.

Sepanjang keluar Lamongan Kota sampai Kecamatan Babat banyak ditemui jalan bergelombang dan lubang. Demikian dengan jalur Daendels dari Kecamatan Paciran sampai perbatasan Kabupaten Tuban, jalurnya banyak bergelombang. Padahal jalur Lamongan Kota maupun Daendels itu baru diperbaiki. “Jalan nasional dari Gresik ke Lamongan kota hingga terus Kecamatan Babat banyak yang berlubang. Kemarin saya dari Tuban, ternyata banyak jalan yang rusak. Jalannya bergelombang dan berlubang,” kata M Busro, 32, warga Deket, Lamongan.

Kepala Bagian Administrasi Humas Setkab Lamongan, Sugeng Widodo mengatakan, untuk jalan-jalan kabupaten sudah diperbaiki setiap tahun. Namun, untuk jalan-jalan provinsi sampai jalan nasional menjadi kewenangan pusat. “Setiap tahun ada program peningkatan jalan kabupaten,” ujarnya. Sementara di Mojokerto, pemudik wajib berhati-hati saat melintas di jalur ring road selatan, Desa Sumber Tanggul sampai Desa Awang-Awang, Kecamatan Mojosari.

Di jalur alternatif ini, kondisi jalan rusak parah di beberapa titik. Jalur ini kerap menjadi jalur pilihan saat jalur utama mudik penuh sesak dengan pengguna jalan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Mojokerto Zainal Abidin mengatakan, memang ada beberapa titik di jalur ring road selatan Mojosari yang rusak. Namun, kata dia, saat ini pihaknya telah melakukan proyek peningkatan jalan sampai Kecamatan Ngoro. “Kami garap mulai Ngoro. Untuk titik Desa Sumber Tanggul dan Awang-Awang, itu bagian dari peningkatan jalan ini,” kata Zainal Abidin.

Zainal mengatakan, jika proyek ini kelar akan ada jalan alternatif yang representatif bagi pemudik. Pasalnya, jalur yang lebar itu bakal tembus sampai ke Kecamatan Ngoro dan Desa Pekukuhan. Sementara di jalur utama kerap kali penuh sesak dengan kendaraan. “Kami perkirakan sebelum Lebaran semua sudah selesai. Tapi kalau untuk kerusakan parsial, kami bisa tambal cepat,” katanya. Untuk jalur menuju kota lain, seperti Gresik dan Jombang, kini dalam kondisi aman.

Menurutnya, di jalur itu kelar proyek pelebaran jalannya. Di jalur Kecamatan Dawarblandong yang menuju Kabupaten Gresik, kondisi jalan kini menjadi lebar dengan konstruksi beton. “Jalur ke Gresik aman dan sangat lebar,” ujarnya. Aman di jalur alternatif, namun pengguna jalan patut waspada jika melintas di jalur nasional. Salah satunya jalur Pasuruan- Mojokerto.

Di jalur ini, meski tak ada kerusakan cukup berarti, namun kondisi jalan sempit bakal memicu kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Ditambah lagi beberapa titik jalur, seperti di Kecamatan Ngoro dan Pungging minim penerangan jalan. Jalur nasional lain yang perlu diwaspadai, yakni jalur by pass Surabaya-Jombang, tepatnya di jalur mulai simpang empat Sekar Putih, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, sampai Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Kendati kondisi jalan mulus, tapi jalur ini merupakan jalur utama kerap terjadi kecelakaan lalu lintas karena berbagai persoalan. Di sepanjang jalur Kecamatan Trowulan sampai Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, hampir setiap tahun jalur ini diperbaiki jalannya. Namun hingga kemarin, belum tampak ada perbaikan jalan kendati di beberapa titik kondisi jalan bergelombang yang membahayakan. Salah satunya di titik Pos Timbangan di Kecamatan Trowulan.

Di simpang empat Trowulan, pengguna jalan juga layak berhati-hati mengingat kondisi jalan bergelombang parah. Kondisi yang sama juga terjadi di simpang empat Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Mojokerto. Tepat di lampu merah, kondisi jalan bergelombang dan kerap memicu kecelakaan lalu lintas. Begitu juga jalur mulai fly over Kecamatan Peterongan sampai memasuki Kota Jombang. Di jalur ini banyak ditemui lubang dan kondisi jalan bergelombang. Bergeser ke arah barat, jalur mudik di Kabupaten Madiun dipastikan dalam kondisi mulus pada arus mudik dan balik nanti.

Sejumlah ruas jalan nasional, jalan provinsi, maupun jalan kabupaten, terpantau baik. Beberapa kerusakan memang terjadi, tapi tidak begitu berarti dan tidak akan mengganggu pengendara bila selalu waspada dan berhati-hati. Saat ini jalan kabupaten yang menjadi jalur mudik di Kabupaten Madiun hanya ruas Bajulan-Kaligunting sepanjang 8,575 km. Jalur ini cukup mulus karena perbaikannya dilakukan pada Mei lalu.

“Kalau dua tiga tahun lalu mungkin masih banyak lubang. Kalau saat ini dijamin mulus. Sudah selesai kami perbaiki pada Mei lalu,”kata Kabid Jalan dan Jembatan Dinas PUBMCK Kabupaten Madiun Widodo, kemarin. Pemudik dari Jakarta yang akan pulang ke Tuban dan Bojoengoro bisa melalui jalur alternatif Ngawi-Bojonegoro. Jalur sepanjang kurang lebih 50 kilometer ini biasanya tidak terlalu padat saat arus mudik dan arus balik berlangsung.

Namun, pemudik, baik pengendara sepeda motor maupun mobil pribadi, perlu memahami kondisi medan yang dilalui di jalur tengah ini. Saat memasuki wilayah Bojonegoro, tepatnya di wilayah Kecamatan Margomulyo, pemudik harus berhati-hati karena akan melalui jalur di kawasan hutan dan perbukitan. Kondisi jalan di daerah Margomulyo, terutama di wilayah hutan Watu Jago, banyak yang naikturun curam.

Selain itu, banyak tebing di sisi kiri dan kanan jalan raya. Namun, kondisi jalannya sudah beraspal mulus. Hanya di daerah kawasan hutan itu minim penerangan jalan umum sehingga kalau malam sangat menyulitkan pengemudi. Menurut Abidin, 38, warga Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, saat ini tinggal kondisi Jalan Padangan sampai Kalitidu yang masih rusak dan tidak nyaman dilalui.

“Banyak titik jalan berlubang dan bergelombang di wilayah Kecamatan Padangan sampai Kalitidu. Kalau tidak berhati-hati, pengendara bisa mudah terperosok,” ujar Abidin yang mengaku sering melewati jalur Bojonegoro-Ngawi itu.

30% Jalan di Jatim Rusak

Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, saat ini masih ada sekitar 30% jalan milik kabupaten/ kota yang rusak. Jumlah ini lebih banyak dibanding dengan ruas jalan nasional maupun provinsi. “Ini jelas akan mengganggu. Karenanya, masyarakat diimbau lebih hati-hati saat mudik nanti. Khususnya bagi mereka yang berkendara motor,” katanya. Soekarwo menyatakan, banyaknya jalan rusak diakibatkan kelas jalan tidak sesuai dengan kendaraan yang melintas.

“Jalan kelas tiga dilalui kendaraan berat sehingga banyak jalan di sana yang rusak,” ungkapnya. Sementara dirinya memastikan kondisi jalan di wilayahnya mulus dan siap dilewati menghadapi arus mudik dan balik Lebaran2015.“Kondisinya secara umum sudah siap dan perbaikan di beberapa titik jalan di Jatim sudah selesai dan sekarang mulus jalannya,” ujarnya.

Dia menjelaskan, dari 1.769,9 kilometer panjang jalan yang dimiliki provinsi, 89% di antaranya dalam kondisi sudah diperbaiki dan sangat mulus. Hanya sekitar 21% saat ini dalam proses penambalan yang diperkirakan rampung sebelum H-7 Lebaran. Untuk jalan nasional, kata dia, sesuai Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 391 Tahun 2009, menunjukkan jika panjang jalan nasional di Jawa Timur mencapai 2.027 kilometer.

Jalan itu meliputi lintas pantai utara 469,296 kilometer, lintas tengah 193,915 kilometer, lintas selatan 620,067 kilometer, dan jalur penghubung lintas 743,727 kilometer. “Dari total jalan nasional, 85% di antaranya juga dalam kondisi bagus, hanya sekitar 25% saat ini dalam perbaikan dan diharapkan juga rampung dalam yang waktu sama,” ucapnya. Selain memperbaiki jalan, pemerintah saat ini telah membentuk tim yang bertugas memonitori kondisi jalan di provinsi paling timur Pulau Jawa itu.

“Tim ini akan dilengkapi dengan peralatan penambal aspal sehingga jika ditemukan jalan berlubang akan langsung bekerja menambal,” ucap birokrat yang juga seorang politikus tersebut. Sementara untuk kondisi jalan tol, pihaknya memastikan bisa mengurai kepadatan di jalur padat, khususnya menghubungkan Surabaya-Malang dengan selesai diresmikan Tol Gempol-Pandaan. Kalangan DPRD meminta kepada instansi terkait siaga menyongsong arus mudik dan balik Lebaran nanti.

Misalnya, dengan menyiapkan petugas penjagaan dan rambu-rambu khusus di titik-titik yang dianggap rawan kecelakaan. “Ini penting meminimalisasi terjadinya kecelakaan. Bila perlu ada petugas pemandu khusus di sana, sehingga pengguna jalan bisa berhati-hati saat melintas,” kata Anggota Komisi d DPRD Jatim Ahmad Heri, kemarin.

Ashadi ik/tritus julan/ dili eyato/muhammad rokib/ihya’ ulumuddin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7604 seconds (0.1#10.140)
pixels