Inseminasi Hasilkan Lima Bayi Kembar

Minggu, 21 Juni 2015 - 08:57 WIB
Inseminasi Hasilkan...
Inseminasi Hasilkan Lima Bayi Kembar
A A A
SURABAYA - Perkembangan teknologi di bidang kesehatan bisa dikatakan makin canggih. Pasangan yang sudah menikah namun kesulitan mempunyai momongan, kini dapat memilih beberapa program agar bisa hamil.

Misalnya, melalui inseminasi atau bayi tabung, karena masingmasing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Inseminasi bisa dibilang program hamil cukup cepat karena sperma yang bagus akan diproses kemudian disemprotkan ke sel telur. Program ini tingkat keberhasilannya memang masih 20%, tapi juga tidak bisa diremehkan.

Pasalnya, Jumat (19/6) lalu, RSUD Soetomo berhasil melakukan operasi cesar untuk bayi kembar lima yang merupakan hasil dari program kehamilan inseminasi. Kelima bayi kembar itu merupakan anak pasangan Hari Saputra, 32, dan Nia Rachmawati, 31. Pasutri ini sengaja memilih program inseminasi karena dirasa lebih cepat jangka waktunya dibanding dengan bayi tabung. Selainitu, memangbeberapa cara sebelumnya pernah dicoba, namun kurang berhasil hingga ketika ditawari melakukan program hamil lewat inseminasi atau bayi tabung, pasangan ini memilih cara inseminasi. Bahkan, saat pertama kali diketahui hamil, pasangan ini juga tahu jika janin yang tumbuh ada lima.

”Kami bersyukur mendapatkan anugerah ini dan memang kami juga mengetahui sejak awal inseminasi, ternyata ada lima janin yang berkembang,” ujar Hari, ayah bayi kembar lima saat dijumpai di Graha Amerta tempat dirawatnya sang ibu pascaoperasi. Saat ini bayi kembar lima masih dirawat intensif di ruang terpisah. Tiga bayi dirawat di ruang Nicu Gedung Pusat Bedah Terpadu (GPBT) dan dua bayi lainnya dirawat di Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSUD Soetomo.

Berat bayi saat lahir rata-rata 1.000 gram hingga 1.350 gram dengan jenis kelamin empat perempuan dan satu laki-laki. Kelimanya masih dirawat dalam inkubator, mengingat kelahiran bayi ini prematur. Setelah kondisi bayi stabil, selanjutnya akan dilakukan Kangoroo Mother Care (KMC) intermitten, yakni kontak langsung antara ibu dengan bayi prematur yang baru lahir.

Tim dokter memutuskan melakukan operasi cesar saat kondisi kehamilan Nia masih 32 Minggu, padahal kelahiran bayi pada umumnya mencapai 37 Minggu. Hal ini karena sang ibu mengalami beberapa keluhan hingga harus segera dioperasi cesar. Dokter Relly Yanuari yang menangani inseminasi pasangan Hari dan Nia mengatakan, inseminasi tidak bisa dikontrol berapa jumlah sel telur yang berhasil dibuahi karena sperma hanya disemprotkan.

”Kalau bayi tabung, pertemuan sperma dan sel telur dilakukan di luar kemudian diletakkan di rahim. Jadi, bisa lebih terkontrol untuk janin yang berkembang. Berbeda dengan inseminasi hanya disemprotkan begitu saja dengan alat sehingga jumlah sel telur yang matang juga tidak diketahui,” ujar Relly. Pada umumnya tingkat keberhasilan inseminasi lebih rendah dibanding dengan bayi tabung.

Karena itu, pasangan Hari dan Nia menunjukkan keberhasilan program ini. Selain itu, kelahiran ini juga menjadi kelahiran terbanyak pada pertengahan tahun dan pertama di Surabaya dalam satu kali program, sehingga langsung mendapatkan lima bayi sekaligus.

Mamik wijayanti
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0808 seconds (0.1#10.140)