Pewarna Makanan Buatan Ditemukan
A
A
A
SLEMAN - Pemkab Sleman bersama Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) DIY kembali menemukan makanan yang mengandung zat warna sintesis di Pasar Balangan, Minggir, Sleman. Zat makanan ini sangat berbahaya bagi tubuh.
Beberapa makanan yang ditemukan mengandung zat berbahaya itu di antaranya tahu isi, kue bolu, kue makanan kecil, dan lempeng singkong, yang mengandung zat pewarna sintesis. Selain itu, juga menemukan makanan hampir mendekati kadaluwarsa. Kurangnya pemahaman pedagang terhadap produk makanan ditengarai menjadi penyebab. Indikasinya bahan-bahan makanan itu kebanyakan berasal dari luar Sleman atau DIY.
Kepala Dinas Pasar Sleman Tri Endah Yitnani mengatakan, pantauan barang tersebut selain mengetahui kondisi barang di pasar sekaligus melindungi konsumen dari barang tidak layak untuk dikonsumsi. “Ini juga merupakan operasi rutin tiap tiga bulan sekali,” ungkap Tri Endah Yitnani di sela-sela kegiatan tersebut.
Tri Endah Yitnani mengatakan, sebagai tindak lanjut dari temuan tersebut langsung meminta pedagang membuat surat penyataan tidak akan menjajakan dagangnya lagi. Jika dalam pemantauan mereka masih mengulangi lagi, akan diberikan surat peringatan pertama.
Kemudian saat pemantauan berikutnya tetap menjajakan makanan mengandung zat berbahaya, akan diberikan surat peringatan kedua termasuk mencabut izin berdagang. “Tindakan tegas ini harus kami lakukan, sebab kebanyakan pedagang yang menjual makanan mengandung zat berbahaya itu sudah mengetahui tentang kondisi barangnya,” ujarnya.
Terpisah, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman memastikan kondisi makanan yang dijual di terminal, bandara, dan stasiun, memeriksakan makanan di Terminal Jombor. Untuk kepentingan ini, petugas mengambil beberapa sampel makanan basah dan kering yang dijual di terminal itu.
“Pemeriksaan ini mengantisipasi makanan yang mengandung zat-zat berbahaya atau tercemar,” kata Staf Survailens BBTKLPP Mohammad Tarmidzi saat pemeriksaan makanan di Terminal Jombor, Sleman, kemarin.
Kepala Seksi (Kasi) Farmasi dan Makanan Minuman Dinkes Sleman Gunanto menambahkan, hasil pemeriksaan dari sampel makanan itu membutuhkan waktu dua Minggu sehingga belum bisa memberikan keterangan untuk hasilnya. “Jika nanti dari sampel makanan itu mengandung zat berbahaya, akan ada pembinaan kepada pedagang yang bersangkutan,” katanya.
Pedagang warung makan di Tterminal Jombor, Suwarni, mengaku petugas mengambil beberapa makanan yang ada di warungnya untuk diuji lab. Makanan yang diambil, seperti nasi, bakmi, telur goreng, tahu, ampela hati, bandeng, dan kerupuk. “Saya tidak khawatir karena bahan makanannya aman sehingga lolos uji pemeriksaan,” katanya.
Priyo setyawan
Beberapa makanan yang ditemukan mengandung zat berbahaya itu di antaranya tahu isi, kue bolu, kue makanan kecil, dan lempeng singkong, yang mengandung zat pewarna sintesis. Selain itu, juga menemukan makanan hampir mendekati kadaluwarsa. Kurangnya pemahaman pedagang terhadap produk makanan ditengarai menjadi penyebab. Indikasinya bahan-bahan makanan itu kebanyakan berasal dari luar Sleman atau DIY.
Kepala Dinas Pasar Sleman Tri Endah Yitnani mengatakan, pantauan barang tersebut selain mengetahui kondisi barang di pasar sekaligus melindungi konsumen dari barang tidak layak untuk dikonsumsi. “Ini juga merupakan operasi rutin tiap tiga bulan sekali,” ungkap Tri Endah Yitnani di sela-sela kegiatan tersebut.
Tri Endah Yitnani mengatakan, sebagai tindak lanjut dari temuan tersebut langsung meminta pedagang membuat surat penyataan tidak akan menjajakan dagangnya lagi. Jika dalam pemantauan mereka masih mengulangi lagi, akan diberikan surat peringatan pertama.
Kemudian saat pemantauan berikutnya tetap menjajakan makanan mengandung zat berbahaya, akan diberikan surat peringatan kedua termasuk mencabut izin berdagang. “Tindakan tegas ini harus kami lakukan, sebab kebanyakan pedagang yang menjual makanan mengandung zat berbahaya itu sudah mengetahui tentang kondisi barangnya,” ujarnya.
Terpisah, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman memastikan kondisi makanan yang dijual di terminal, bandara, dan stasiun, memeriksakan makanan di Terminal Jombor. Untuk kepentingan ini, petugas mengambil beberapa sampel makanan basah dan kering yang dijual di terminal itu.
“Pemeriksaan ini mengantisipasi makanan yang mengandung zat-zat berbahaya atau tercemar,” kata Staf Survailens BBTKLPP Mohammad Tarmidzi saat pemeriksaan makanan di Terminal Jombor, Sleman, kemarin.
Kepala Seksi (Kasi) Farmasi dan Makanan Minuman Dinkes Sleman Gunanto menambahkan, hasil pemeriksaan dari sampel makanan itu membutuhkan waktu dua Minggu sehingga belum bisa memberikan keterangan untuk hasilnya. “Jika nanti dari sampel makanan itu mengandung zat berbahaya, akan ada pembinaan kepada pedagang yang bersangkutan,” katanya.
Pedagang warung makan di Tterminal Jombor, Suwarni, mengaku petugas mengambil beberapa makanan yang ada di warungnya untuk diuji lab. Makanan yang diambil, seperti nasi, bakmi, telur goreng, tahu, ampela hati, bandeng, dan kerupuk. “Saya tidak khawatir karena bahan makanannya aman sehingga lolos uji pemeriksaan,” katanya.
Priyo setyawan
(ftr)