Dari Lanudal Juanda Menuju Penerbal Kelas Dunia

Rabu, 17 Juni 2015 - 11:00 WIB
Dari Lanudal Juanda Menuju Penerbal Kelas Dunia
Dari Lanudal Juanda Menuju Penerbal Kelas Dunia
A A A
SURABAYA - Hari ini (17/6), 59 tahun lalu, tepatnya 17 Juni 1956, Penerbangan Angkatan Laut (Penerbal) terbentuk. Keberadaannya termotivasi oleh hadirnya unsur-unsur udara Angkatan Laut di dunia dan adanya kepentingan strategis sejalan dengan kondisi geografis nusantara yang dituangkan oleh para tokoh Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut untuk perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI.

Bersamaan HUT Penerbal Ke-59 tahun 2015, Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI Sigit Setiyanta menegaskan, momentum hari jadi memantapkan tekad membangun kekuatan Penerbangan. Juga Angkatan Laut yang berkelas dunia dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Ini menjadi tema peringatan. ”Sejak awal kelahirannya pada 17 Juni 1956, Penerbangan Angkatan Laut telah menunjukkan darma bakti bagi Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Sigit Setiyanta, kemarin.

Menurutnya, berbagai operasi militer untuk perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP) telah mewarnai pengabdian Penerbal, antara lain Operasi Trikora, Dwikora, Jayawijaya, penumpasan PGRS/Paraku, Seroja, Surya Bhaskara Jaya, bantuan kemanusiaan Tsunami dan gempa bumi di Nangroe Aceh Darussalam/Nias, pencarian dan evakuasi korban pesawat Air Asia QZ 8501, serta penugasan operasi lainnya.

”Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Sejarah mengajak kita untuk mengingat kembali masa kejayaan yang diukir para pendahuluPenerbanganAngkatan Laut. Selanjutnya agar kita jadikan sebagai cerminan, pelajaran, danpedoman, dalammembulatkan tekad membangun Penerbangan Angkatan Laut yang berkelas dunia dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia,” kata perwira tinggi bintang satu ini. Menuju Penerbal Berkelas Dunia tidak lantas tanpa modal.

Upaya membangun kekuatan Penerbal terus dilakukan. ”Dalam kurun empat tahun ke depan (Penerbal) akan menerima 11 heli anti kapal selam (HKS), pesawat latih Bonaza hingga menjadi satu skuadron, dan satu skuadron pesawat patroli maritim (patmar),” katanya. Ini akan memperkuat keberadaan pesawat maupun heli sesuai fungsinya yang dimiliki Penerbal. Di antaranya pesawat patmar CN-235, Casa untuk angkut, heli bell heli BO dan colibri, helikopter panther, serta lainnya.

Keberadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut masuk dalam 38% minimum essential force (MEF) TNI secara keseluruhan sebagaimana terangkum dalam rencana strategi (Restra) hingga 2024. Penerbal, kata Sigit, dibangun sebagai bagian sistem persenjataan terpadu TNI AL yang di dalamnya ada pangkalan, marinir, dan pesawat udara untuk mendukung operasi penegakan hukum di laut.

Penerbal sebagai badan pelaksana pusat Mabesal bukan hanya sebagai kekuatan tempur. Namun, juga berpartisipasi dalam berbagai tugas operasi yang dilakukan Korps Marinir AL serta menyediakan fasilitas angkutan taktis logistik dan personel bagi sistem pangkalan laut dan udara.

Bertepatan dengan hari jadi ke-59, Dan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI Sigit Setiyanta hari ini menyematkan brevet Penerbal kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi.

Soeprayitno
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6970 seconds (0.1#10.140)