Deteksi Lima Kapal Mencurigakan

Jum'at, 12 Juni 2015 - 09:39 WIB
Deteksi Lima Kapal Mencurigakan
Deteksi Lima Kapal Mencurigakan
A A A
PALEMBANG - Operasi Pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (PAM ALKI) I yang melibatkan lima jet tempur Hawk 109/209 sejak 5-11 Juni 2015 dengan home base Pangkalan TNI AU Palembang, mengidentifikasi lebih dari lima kapal mencurigakan dan telah dilaporkan ke pusatkomandoun tukditeliti.

"Lebih dari lima kapal di wilayah perairan diidentifikasi dan dilaporkan pada komando atas. Sementara, wila yah udara aman," ujar Komandan Pang kalan TNI Angkatan Udara (Dan lanud) Palembang LetkolPNBRiza YudhaFahlefie, diBaseops LanudPa lembang, kemarin. Menurutnya, aktivitas ilegal di wilayah yang dipantau menjadi berkurang dengan sendirinya, lantaran sebelum PAM ALKI juga digelar latihan Jalak Sakti yang juga melibatkan jet tempur dengan sasaran Tanjung Pandan.

Namun begitu, terdapat lima kapal yang diidentifikasi dan saat ini masih diteliti Koopsau I. "Tahapannya masih temuan dan diidentifikasi. Bisa jadi memang melakukan illegal activities dan bisa juga tidak, itulah gunanya proses identifikasi dan pelaporan di atas. Pihak pusat yang akan mengolah dan berkoordinasi," sebutnya.

Dia menegaskan, dalam operasi dengan sandi Angsa Baruna 15 tidak ada pelaku atau kapal yang ditangkap basah. Ratarata kapal berlayar secara normal di sekitar perairan Sumsel dan Babel. “Daerah alur laut di sekitar Sumsel dan Selat Bangka, alhamdulillah kondusif. Namun, kita juga tak bisa menilai secara detail karena kita harus tetap waspada,” jelasnya.

Posisi perairan Sumsel, sambungnya, berbatasan dengan Babel relatif di posisi tengah sehingga memang masih mudah terpantau, berbeda dengan kawasan perbatasan dengan negara asing biasanya cukup rentan dan lebih banyak temuan. Seperti, perairan berbatasan dengan Malaysia dan Singapura justru rentan aktivitas ilegal bah kan kapal atau pesawat asing yang diam-diam melintas.

"Makanya, kita rutin mengadakan operasi udara seperti ini. Namun, tetap menunggu instruksi dari komando atas. Lanud Palembang sendiri dalam hal ini bersifat mendukung program atau operasi yang sudah diinstruksikan dari Koopsau 1, seperti saat ini sebagai home base," sebutnya.

Komandan Skuadron Udara (Dan Skuadron) 12 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Letkol Pnb Jajang "Jackal" Se tiawan mengatakan, operasi PAM ALKI selama sepekan berjalan lancar. "Sementara, kondisi masih aman dan terkendali. Untuk hasil detail mohon maaf sifatnya classified. Namun, sudah kami laporkan ke komando atas," tegasnya.

Ditegaskannya, operasi tersebut digelar rutin dengan target wilayah alur laut dan udara. Jika dalam operasi tersebut menemukan aktivitas ilegal ter masuk pelanggaran larangan terbang pesawat asing, tindakan tegas seperti dipaksa mendarat dilakukan. Bahkan, jika terindikasi adanya perlawanan, maka langsung dihancurkan.

"Begi tulah salah satu operasi yang kami lakukan dalam menjaga keutuhan NKRI, kami tidak akan membiarkan pesawat dan kapal asing berani-berani masuk wilayah Indonesia tanpa izin, apa lagi melakukan illegal activities," tegasnya. Dia mengatakan, lima pesawat tempur Hawk 109/209 dengan 15 penerbang ini, mengidentifikasi pelanggaran wilayah dengan dua target secara langsung yakni udara dan laut.

Biasanya jelas Jajang, black flight yang sempat ditemui merupakan pesawat negara tetangga yang berlatih perang. Sementara, kapal asing yang ditindak diduga karena perdagangan ilegal. Dalam sehari dilakukan dua sampai tiga kali penerbangan. Kawasan sekitar Sumsel dan Bangka Belitung relatif aman dengan pelanggaran kecil.

Namun beberapa waktu lalu, di perairan perbatasan sekitar Tanjung Pandan atau berjarak 120 km yang berseberangan dengan Malaysia dan Singapura atau wilayah ALKI 1 pernah terlihat aktivitas udara dari negara tetangga. "Pe sawat asing itu sempat latihan dan melanggar melintasi wilayah NKRI, dan dila kukan pengusiran.

Jika dalam kon disi itu mereka melawan atau melakukan upaya penyerangan, maka kita akan melaporkan kepada komando atas dan bisa kita tembak dan hancurkan. Namun biasanya, kita melakukan intercept dan force down," katanya.

Retno palupi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5917 seconds (0.1#10.140)