KRI 2015 Diharapkan Jadi Wisata Teknologi
A
A
A
YOGYAKARTA - Rangkaian pelaksanaan Kontes Robot Indonesia (KRI) 2015 akan dimulai hari ini (Kamis, 11/6). Sebagai tuan rumah, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berharap KRI 2015 bisa menjadi tujuan wisata teknologi bagi masyarakat DIY dan sekitarnya.
“Kami telah berupaya agar ajang nasional bidang robotika ini bisa berjalan lancar hingga penutupan Minggu (14/6) mendatang. Karena kami adakan di Sportorium UMY yang mampu menampung hingga 2.500 penonton. Kami memang ingin ajang ini jadi wisata teknologi bagi masyarakat. Ini juga sebagai bukti jika putra bangsa kita juga mampu mengembangkan robotik di Indonesia,” papar Ketua Pelaksana KRI 2015 Slamet Riyadi MSc PhD, kemarin.
Kepada KORAN SINDO di sela-sela persiapan akhir KRI 2015, Slamet Riyadi mengatakan, penonton umum diperbolehkan menyaksikan penuh KRI yang pertandingannya diselenggarakan Sabtu dan Minggu (13–14/6) ini. Tiket masuk bisa didapatkan di depan Sportorium UMY pada hari H. Untuk harga tiket sendiri Rp30.000 per orang jika penonton ingin menyaksikan KRI 2015 sehari saja.
“Untuk yang ingin menyaksikan selama dua hari penuh, kami menyediakan tiket terusan seharga Rp50.000,” katanya. Pada hari ini sebagai pembuka rangkaian KRI 2015 diselenggarakan Indonesian SymposiumRobotSoccerCompetitiondi Gedung Fachruddin UMY. Simposium sendiri diikuti oleh peserta KRI 2015 dan peserta lain yang telah mengirimkan artikel terkait robot sepak bola.
“Dalam simposium ini, semua yang berkaitan dengan robot soccer akan dibahas. Tidak hanya itu, telah disediakan pula sesi panel di mana tiap peserta simposium akan membagikan pengetahuan, pengalaman, teknologi, temuan riset hingga strategi tentang robot soccer masing-masing,” katanya.
Dalam simposium tersebut juga terdapat dua pemapar utama yakni Prof Adang Suwandi dari ITB dan Prof Mauridi dari ITS. Keduanya telah dikenal sebagai pakar yang mumpuni dalam bidang robotika. Sementara itu, UMY telah menetapkan Wayang Bambangan sebagai logo resmi KRI 2015. Ketua I Penyelenggara KRI Ir Tony K Hariadi MT mengatakan, pemilihan wayang Bambangan sebagai logo resmi dikarenakan makna kebaikan yang terkandung di dalamnya.
Logo tersebut terinspirasi dari seni tari Bambangan-Cakil yang merupakan salah satu kesenian wayang tradisional Jawa, khususnya Jawa Tengah yang cukup dikenal masyarakat luas. “Seni tari yang menceritakan tentang perang antara kesatria Bambangan melawan raksasa yang disebut Cakil ini merupakan tari perang yang indah.
Makna yang terkandung di dalamnya sendiri adalah segala bentuk kejahatan dan keangkaramurkaan pasti kalah dengan kebaikan,” ujar Slamet Riyadi. Untuk logo KRI 2015 ini, gambar kepala Bambangan dibentuk layaknya robot berwarna emas. Logo dibuat seperti robot, tak lain karena UMY ingin memadukan antara unsur seni tradisional dengan teknologi.
Kepala wayang Bambangan itu juga menunjukkan wayang yang masih muda karena peserta KRI merupakan generasi muda Indonesia. Warna emas yang menjadi warna keseluruhan dari kepala wayang Bambangan tersebut memiliki arti sebagai visi yang tinggi dan jauh ke depan. “Sedangkan untuk maskotnya sendiri, kami masih akan menggunakan Prajurit Lombok Abang. Tapi dibentuk secara mekanik seperti robot.
Ini juga untuk mengenalkan pada peserta KRI 2015 tentang budaya Yogyakarta, khususnya keberadaan Prajurit Lombok Abang serta mengenalkan pada mereka bahwa budaya tradisional itu juga bisa disandingkan bersama dengan teknologi,” paparnya. KRI 2015 diikuti oleh 385 peserta dari seluruh universitas di Indonesia.
KRI 2015 memiliki empat kategori lomba, yaitu Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), dan Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI).
Ratih keswara
“Kami telah berupaya agar ajang nasional bidang robotika ini bisa berjalan lancar hingga penutupan Minggu (14/6) mendatang. Karena kami adakan di Sportorium UMY yang mampu menampung hingga 2.500 penonton. Kami memang ingin ajang ini jadi wisata teknologi bagi masyarakat. Ini juga sebagai bukti jika putra bangsa kita juga mampu mengembangkan robotik di Indonesia,” papar Ketua Pelaksana KRI 2015 Slamet Riyadi MSc PhD, kemarin.
Kepada KORAN SINDO di sela-sela persiapan akhir KRI 2015, Slamet Riyadi mengatakan, penonton umum diperbolehkan menyaksikan penuh KRI yang pertandingannya diselenggarakan Sabtu dan Minggu (13–14/6) ini. Tiket masuk bisa didapatkan di depan Sportorium UMY pada hari H. Untuk harga tiket sendiri Rp30.000 per orang jika penonton ingin menyaksikan KRI 2015 sehari saja.
“Untuk yang ingin menyaksikan selama dua hari penuh, kami menyediakan tiket terusan seharga Rp50.000,” katanya. Pada hari ini sebagai pembuka rangkaian KRI 2015 diselenggarakan Indonesian SymposiumRobotSoccerCompetitiondi Gedung Fachruddin UMY. Simposium sendiri diikuti oleh peserta KRI 2015 dan peserta lain yang telah mengirimkan artikel terkait robot sepak bola.
“Dalam simposium ini, semua yang berkaitan dengan robot soccer akan dibahas. Tidak hanya itu, telah disediakan pula sesi panel di mana tiap peserta simposium akan membagikan pengetahuan, pengalaman, teknologi, temuan riset hingga strategi tentang robot soccer masing-masing,” katanya.
Dalam simposium tersebut juga terdapat dua pemapar utama yakni Prof Adang Suwandi dari ITB dan Prof Mauridi dari ITS. Keduanya telah dikenal sebagai pakar yang mumpuni dalam bidang robotika. Sementara itu, UMY telah menetapkan Wayang Bambangan sebagai logo resmi KRI 2015. Ketua I Penyelenggara KRI Ir Tony K Hariadi MT mengatakan, pemilihan wayang Bambangan sebagai logo resmi dikarenakan makna kebaikan yang terkandung di dalamnya.
Logo tersebut terinspirasi dari seni tari Bambangan-Cakil yang merupakan salah satu kesenian wayang tradisional Jawa, khususnya Jawa Tengah yang cukup dikenal masyarakat luas. “Seni tari yang menceritakan tentang perang antara kesatria Bambangan melawan raksasa yang disebut Cakil ini merupakan tari perang yang indah.
Makna yang terkandung di dalamnya sendiri adalah segala bentuk kejahatan dan keangkaramurkaan pasti kalah dengan kebaikan,” ujar Slamet Riyadi. Untuk logo KRI 2015 ini, gambar kepala Bambangan dibentuk layaknya robot berwarna emas. Logo dibuat seperti robot, tak lain karena UMY ingin memadukan antara unsur seni tradisional dengan teknologi.
Kepala wayang Bambangan itu juga menunjukkan wayang yang masih muda karena peserta KRI merupakan generasi muda Indonesia. Warna emas yang menjadi warna keseluruhan dari kepala wayang Bambangan tersebut memiliki arti sebagai visi yang tinggi dan jauh ke depan. “Sedangkan untuk maskotnya sendiri, kami masih akan menggunakan Prajurit Lombok Abang. Tapi dibentuk secara mekanik seperti robot.
Ini juga untuk mengenalkan pada peserta KRI 2015 tentang budaya Yogyakarta, khususnya keberadaan Prajurit Lombok Abang serta mengenalkan pada mereka bahwa budaya tradisional itu juga bisa disandingkan bersama dengan teknologi,” paparnya. KRI 2015 diikuti oleh 385 peserta dari seluruh universitas di Indonesia.
KRI 2015 memiliki empat kategori lomba, yaitu Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), dan Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI).
Ratih keswara
(bbg)