Rp8 Juta, Kuliah 3 Bulan Langsung Jadi Sarjana

Rabu, 03 Juni 2015 - 09:37 WIB
Rp8 Juta, Kuliah 3 Bulan...
Rp8 Juta, Kuliah 3 Bulan Langsung Jadi Sarjana
A A A
Karena kondisi libur, tak banyak mahasiswa atau calon mahasiswa yang tampak. Kampus yang berada di Jalan Merdeka ini mirip bangunan gedung tak bertuan, tanpa ada aktivitas mahasiswa. Kondisi ini jauh berbeda saat belum terjadi dualisme rektor sekitar 2004 silam. Saat itu, Undar dihuni banyak mahasiswa dari luar daerah dan telah mencetak beberapa tokoh, termasuk aktivis kampus.

Aktivitas mahasiswa begitu tampak dinamis. Setidaknya dilihat dari banyaknya kegiatan mahasiswa dan organisasi ekstra kampus di dalamnya. Ya, dualisme rektor menjadi pemicu utama matinya kampus yang didirikan KH Mustain Romli itu. Dua anak kandung Mustain Romli yakni Mujib Mustain dan Lukman Hakim sama-sama mengaku berhak untuk menjadi rektor.

Perseteruan yang panjang bahkan tak mampu selesai kendati mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah menjadi penengah dengan menduduki posisi sebagai rektor. Perseteruan di tingkat rektor ini telah mengubah banyak sistem pendidikan di kampus ini. Hingga akhirnya Menteri Riset Teknologi dan Dikti (Menristek Dikti) Muhammad Nasir menonaktifkan kampus tersebut baru-baru ini.

Undar dinilai telah menjalankan sistem pendidikan yang tak wajar sehingga menerbitkan ijazah ilegal. Kendati demikian, Undar versi kedua kubu rektor yakni Lukman Hakim dan Mujib Mustain tetap membuka pendaftaran mahasiswa baru. Dari data yang diambil dari website Kopertis VII, periode 2010–2014, tercatat nama dr Ma’murotus Sa’diyah sebagai rektor.

Meski begitu, tetap saja ada dualisme rektor dan pemisahan kampus atas nama kubu Mujib Mustain dan Lukman Hakim. Ada istilah kampus depan dan kampus belakang. Mahasiswa pun terbelah. Tak lagi hanya disebut mahasiswa Undar, tapi ada embel-embel kubu di belakangnya. Menggelikan. Penonaktifan Kampus Undar oleh Menristek dan Dikti juga tak cukup membuat kaget khalayak, terutama mereka yang mengetahui seluk-beluk perkuliahan di kampus ini.

Sudah bukan rahasia lagi jika kampus ini sepi mahasiswa tapi ramai wisudawan. Rupanya, inilah trik kedua kubu rektorat untuk merekrut mahasiswa model ”kelas jauh” yang berada di beberapa kota bahkan luar pulau Jawa. Sebut saja TN, salah satu mahasiswa Undar yang lulus pada 2010.

Ia adalah salah satu dari ratusan mahasiswa Undar kelas jauh di Mojokerto yang berhasil mendapatkan gelar sarjana dengan hanya menempuh perkuliahan selama tiga bulan. ”Itu tarifnya Rp8 juta. Sudah paket, termasuk dibuatkan skripsinya. Kuliahnya tidak di Kampus Undar, tapi gedung SD yang disewa,” ujar TN ditemui KORAN SINDO JATIM, kemarin.

Selama tiga bulan, TN juga tidak kuliah penuh seperti mahasiswa- mahasiswa perguruan tinggi lainnya. Ia dan teman seangkatannya hanya diwajibkan mengikuti perkuliahan Sabtu dan Minggu. Itu pun dengan waktu yang cukup singkat. Pada Sabtu, perkuliahan dimulai sore hingga malam hari. Khusus Minggu, kuliah dimulai pagi hingga siang hari. ”Diberi materi sedikit-sedikit.

Tapi kata dosennya, yang penting kenal sesama mahasiswa. Biar ada saksi jika mereka pernah kuliah,” paparnya. Waktu tiga bulan, tak hanya dipakai untuk proses perkuliahan di kelas saja oleh mahasiswa jarak jauh ini. Rentang waktu yang pendek itu juga dipakai untuk ujian skripsi. Selain itu, dipastikan, skripsi ”jahitan” (istilah skripsi beli) itu bakal dinilai bagus dan tes tanpa berbelit. ”Tes skripsinya hanya formalitas.

Karena saat mendaftar, dijanjikan bakal lulus semua, termasuk skripsinya,” ungkap TN. Kendati belajar dengan model kuliah super kilat, ijazah yang dikantongi TN ternyata aman-aman saja. TN yang kini menjadi guru SD di salah satu SDN di Mojokerto, tak pernah dipersoalkan mengenai legalitas ijazahnya. Bahkan kata TN, ada beberapa teman seangkatannya yang lulus tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) dengan menggunakan metode kuliah super cepat.

”Buktinya lolos tes CPNS. Banyak yang tertarik dengan kuliah model itu. Kilat dan pasti lulus,” paparnya. Dualisme kepemimpinan dan kelas jauh juga memunculkan fenomena unik di Kampus Undar. Dalam keseharian, kampus ini sepi mahasiswa. Namun jangan salah.

Jika momentum wisuda datang dari masing-masing kubu, kampus ini dibanjiri wisudawan. Satu kubu rektor bisa mewisuda sekitar 2.000 mahasiswa. ”Itu sudah menjadi rahasia umum. Jumlah wisudawan jauh lebih besar dibanding jumlah mahasiswa di kampus. Itu karena ada kelas jauh,” kata Aan Anshori, salah satu alumnus Undar.

Tritus Julan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1146 seconds (0.1#10.140)