Hasil Karya Kerajinan Peranakan Dipamerkan
A
A
A
SURABAYA - Peninggalan barang- barang peranakan sampai sekarang masih menjadi tren. Selama ini barang peranakan yang banyak dikenal yakni kain batik. Padahal, masih ada barang- barang lain yang tidak kalah menarik, seperti sepatu sandal kasut manik.
Keunikan sepatu ini terletak dari proses pembuatannya, di mana harus dikerjakan perempuan yang hendak menikah. Alhasil, sejak remaja, para perempuan zaman dulu harus bisa membuat sepatu kasut manik. Sepatu sandal yang dibuat sendiri jumlahnya harus tujuh pasang dan satu pasang khusus untuk calon suami, sedangkan sisanya dipakai sendiri secara gantian setiap hari.
Kemarin sepatu sandal khas China peranakan ini dipamerkan dalam acara 31 tahun anniversary Jayanata Beuaty Plaza. Puluhan sepatu sandal khas peranakan Tionghoa ini memiliki motif yang beragam, mulai bentuk bunga hingga abstrak. Yenny dan Rossy, pemilik butik sepatu sandal, menuturkan, sepatu sandal kasut manik zaman dulu adalah barang wajib yang harus dimiliki kaum perempuan.
Bahkan, mereka harus bisa membuatnya sendiri. Jika dulu masih menggunakan bahan katun, sekarang lebih sederhana dengan bahan strimin sehingga lebih mudah menjahit motifnya. “Motifnya ini sudah ada polanya, jadi lebih mudah,” kata Yenny mewakili rekannya. Meski menggunakan kain strimin lebih mudah, proses pembuatannya tetap harus dikerjakan secara manual, yakni jahit satu persatu.
Untuk satu pasang sepatu, kadang membutuhkan waktu hingga dua bulan, tergantung motif yang dikerjakan. “Saat ini dengan adanya pola memang memudahkan untuk menjahit sepatu sandal kasut manik, tetapi tetap membutuhkan waktu lama karena harus dihitung saat dijahit,” kata dia. Disebut sepatu sandal kasut manik karena yang dijahit memang bukan benang, melainkan manik-manik berukuran kecil.
Manik-manik itu dijahit di kain strimin yang kemudian diletakkan pada bagian depan sepatu. Model sepatunya pun beragam, ada yang menggunakan high heel, ada pula yang flat. Sepatu sandal kasut manik ini terlihat elegan dengan balutan manik-manik yang mengkilat jika terkena cahaya. Awalnya model sepatu sandal ini hanya berupa selop dengan bagian belakang terbuka dan bagian depan tertutup.
Namun, seiring berjalannya waktu, modelnya mengalami modifikasi sehingga menghasilkan berbagai macam sepatu. Owner Jayanata Beauty Plaza mengatakan, pameran barang- barang peranakan guna merayakan ulang tahun Jayanata ke-31.
Kali ini dengan mengangkat tema peranakan, fashion, beauty, dan art, Jayanata mengajak para desainer dan pembuat kerajinan peranakan memamerkan hasil karyanya. “Pameran ini ada beberapa barang, mulai batik, busana, sepatu, kain, hingga masih banyak lagi. Semuanya bisa dilihat sepanjang acara berlangsung,” ujar dia.
Mamik wijayanti
Keunikan sepatu ini terletak dari proses pembuatannya, di mana harus dikerjakan perempuan yang hendak menikah. Alhasil, sejak remaja, para perempuan zaman dulu harus bisa membuat sepatu kasut manik. Sepatu sandal yang dibuat sendiri jumlahnya harus tujuh pasang dan satu pasang khusus untuk calon suami, sedangkan sisanya dipakai sendiri secara gantian setiap hari.
Kemarin sepatu sandal khas China peranakan ini dipamerkan dalam acara 31 tahun anniversary Jayanata Beuaty Plaza. Puluhan sepatu sandal khas peranakan Tionghoa ini memiliki motif yang beragam, mulai bentuk bunga hingga abstrak. Yenny dan Rossy, pemilik butik sepatu sandal, menuturkan, sepatu sandal kasut manik zaman dulu adalah barang wajib yang harus dimiliki kaum perempuan.
Bahkan, mereka harus bisa membuatnya sendiri. Jika dulu masih menggunakan bahan katun, sekarang lebih sederhana dengan bahan strimin sehingga lebih mudah menjahit motifnya. “Motifnya ini sudah ada polanya, jadi lebih mudah,” kata Yenny mewakili rekannya. Meski menggunakan kain strimin lebih mudah, proses pembuatannya tetap harus dikerjakan secara manual, yakni jahit satu persatu.
Untuk satu pasang sepatu, kadang membutuhkan waktu hingga dua bulan, tergantung motif yang dikerjakan. “Saat ini dengan adanya pola memang memudahkan untuk menjahit sepatu sandal kasut manik, tetapi tetap membutuhkan waktu lama karena harus dihitung saat dijahit,” kata dia. Disebut sepatu sandal kasut manik karena yang dijahit memang bukan benang, melainkan manik-manik berukuran kecil.
Manik-manik itu dijahit di kain strimin yang kemudian diletakkan pada bagian depan sepatu. Model sepatunya pun beragam, ada yang menggunakan high heel, ada pula yang flat. Sepatu sandal kasut manik ini terlihat elegan dengan balutan manik-manik yang mengkilat jika terkena cahaya. Awalnya model sepatu sandal ini hanya berupa selop dengan bagian belakang terbuka dan bagian depan tertutup.
Namun, seiring berjalannya waktu, modelnya mengalami modifikasi sehingga menghasilkan berbagai macam sepatu. Owner Jayanata Beauty Plaza mengatakan, pameran barang- barang peranakan guna merayakan ulang tahun Jayanata ke-31.
Kali ini dengan mengangkat tema peranakan, fashion, beauty, dan art, Jayanata mengajak para desainer dan pembuat kerajinan peranakan memamerkan hasil karyanya. “Pameran ini ada beberapa barang, mulai batik, busana, sepatu, kain, hingga masih banyak lagi. Semuanya bisa dilihat sepanjang acara berlangsung,” ujar dia.
Mamik wijayanti
(bbg)