Indeks Integritas Provinsi Masih Rendah

Sabtu, 16 Mei 2015 - 09:54 WIB
Indeks Integritas Provinsi Masih Rendah
Indeks Integritas Provinsi Masih Rendah
A A A
JAKARTA - Meski nilai ujian nasional (UN) tidak menjadi penentu kelulusan, namun tetap indeks integritas di semua provinsi rendah. Tidak ada provinsi yang indeks integritasnya mencapai 100%, tapi maksimal hanya sampai 84,9%.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, ada tujuh provinsi yang indeks integritasnya tertinggi. “Ngeri sekali karena indeks integritas yang terindikasi kecurangan lebih dari 80%. Data ini ada dan tidak akan kami diamkan karena ini yang membuat Indonesia langgeng dengan korupsi,” ungkap Anies di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin.

Ketujuh provinsi yang indeks integritasnya bagus atau di atas 20% adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan tingkat kecurangan 1%, Bangka Belitung (4,5%), Kalimantan Utara (11,6%), Bengkulu (12%), Kepulauan Riau (14%), Gorontalo (20%), dan Nusa Tenggara Timur (20,4%).

Untuk provinsi yang indeks kecurangan di atas 20% ada empat provinsi, lima provinsi dengan indeks di atas 30%, tiga provinsi dengan indeks di atas 40%, dua provinsi di atas 50%, enam provinsi dengan indeks di atas 60%, empat provinsi indeksnya di atas 70%, dan tiga provinsi dengan indeks di atas 80%.

Penggagas gerakan Indonesia Mengajar ini mengatakan, ada banyak provinsi mengalami peningkatan indeks integritas secara signifikan. Namun, banyak juga provinsi pada tahun sebelumnya indeks integritasnya rendah namun tahun ini tetap rendah dan bahkan lebih rendah. Anies menerangkan, data indeks integritas ini akan diberikan satu per satu kepada gubernur secara keseluruhan.

Mendikbud mengatakan, akan ada komunikasi dan intervensi khusus kepada daerahdaerah yang terindikasi memiliki pola tersebut. “Seperti di NTT nilai UN-nya memang rendah, namun indeks integritasnya termasuk tertinggi dari provinsi lain,” ungkapnya.

Nilai UN Banyuwangi Tertinggi SMA Se-Jatim

Sementara pengumuman hasil UN di Jawa Timur menghasilkan pelajar dari SMAN 1 Genteng Banyuwangi meraih nilai UN tertinggi tingkat SMA/SMK se-Jawa Timur, baik untuk jurusan IPA maupun IPS. Untuk jurusan IPA nilai tertinggi diraih Vitiorio Tentry Agoestio dengan nilai 554,40. Adapun nilai UN jurusan IPS tertinggi diraih Pinka Aprilasari dengan nilai 525,10.

“Ini merupakan kebanggaan bagi masyarakat Banyuwangi,” ujar Kepala Bagian Humas Pemkab Banyuwangi Juang Pribadi. Juang mengatakan, berdasarkan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Banyuwangi, nilai UN bakal menjadi instrumen untuk memetakan standar mutu sekolah dan intervensi Pemkab Banyuwangi ke sekolah seperti bantuan dan pelatihan guru.

“Pemkab Banyuwangi mengapresiasi sekolah-sekolah yang mengukir prestasi, namun juga fokus meningkatkan kualitas di sekolah-sekolah lain agar daya saingnya terus meningkat,” ujar Juang. Bojonegoro juga menelurkan salah satu siswa terbaik. Shela Novita Cahyani, 17, masuk 10 besar siswa SMK yang memiliki nilai ujian nasional (NUN) tertinggi se-Jawa Timur. Pelajar dari keluarga kurang mampu itu memiliki nilai 379,5 dari empat mata pelajaran UN.

Shela adalah siswa SMK Negeri 4 Bojonegoro. “Saya tidak menyangka bisa masuk 10 besar. Waktu mengerjakan soal ujian nasional biasa saja. Cuma saya merasa bisa mengerjakan soal, begitu saja,” ujar pelajar yang memakai kerudung ini. Ketua Yayasan Bibit Unggul Surabaya Achmad Hidayat menyatakan, hasil UN tahun ini harus menjadi bahan evaluasi Dindik guna memantapkan sosialisasi, peningkatan kompetensi guru, dan pengawasan yang baik.

“Kami berharap juga dinas responsif untuk segera jemput bola terhadap 11 siswa tersebut supaya tidak putus sekolah,” kata AH, sapaannya. Sertifikasi guru, kata AH, sebagai sarana mengukur dan meningkatkan kompetensi guru. “Mindset pendidikan nasional untuk mencerdaskan anak bangsa. Sertifikasi jangan lantas membuat guru terjebak aktivitas mengajar sebagai keseharian. Kalau sudah seperti ini, tidak ada lagi semangat menjadikan siswa baik dari sisi akademik,” katanya.

Neneng zubaidah/ soeprayitno/ p juliatmoko
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3446 seconds (0.1#10.140)