SBY Diminta Tak Buat Kepengurusan Keluarga
A
A
A
SURABAYA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2015-2020.
Kini perhatian publik tertuju pada sosok yang akan mengisi kursi sekretaris jenderal (sekjen) partai berlambang mercy ini. Dua nama yang paling santer disebut adalah Edhie BaskoroYudhoyono (Ibas) dan Dede Yusuf. Tokoh senior Partai Demokrat, Hayono Isman, meminta SBY hati-hati dalam menyusun kepengurusan bersama tim formatur.
Dia tak ingin ada kesan menonjol bahwa Partai Demokrat merupakan partai dinasti dengan sifatnya yang feodalistik. “Kami tentu berharap tim formatur membentuk kepengurusan sesuai jati diri Partai Demokrat. Jangan sampai menyusun kepengurusan berdasarkan feodalistik,” kata Hayono di Hotel Shangri-La, Surabaya, kemarin.
Apakah ini berarti dia menolak Ibas duduk sebagai sekjen? Hayono secara diplomatis mengatakan peluang semua kader sama. Hanya dia kembali menekankan bahwa formatur harus bekerja baik dan menghindarkan susunan kepengurusan yang feodalistik. “Bukan berarti Ibas tertutup karena dia punya prestasi menonjol. Hanya posisinya belum tentu di sekjen,” ujar Hayono.
Sementara nama lain juga muncul termasuk Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Namun, Soekarwo menegaskan tak akan bersedia didaulat menjadi sekjen karena alasan waktu. Menurut dia, seorang sekjen adalah roh dalam organisasi kepartaian sehingga harus banyak menyediakan waktu untuk semua urusan organisasi, mulai dari administrasi hingga konsolidasi.
Sementara jabatannya sebagai gubernur aktif tak memungkinkan hal itu dilakukannya. “Sekjen itu harus full timer di Jakarta. Saya kan enggak bisa, enggak mungkin. Bukan urusan pantas atau enggak pantas, tapi (saya) enggak mau,” kata Soekarwo kepada wartawan di lokasi Kongres IV Partai Demokrat di Surabaya, kemarin.
Soekarwo menjelaskan, posisi sekjen sepenuhnya akan dibahas tim formatur yang disepakati berjumlah sembilan orang. Tim ini akan menentukan komposisi kepengurusan periode 2015-2020. “Awalnya memang berjumlah tujuh orang, namun berubah menjadi sembilan anggota untuk tim formatur,” ujar Soekarwo.
Tim formatur yang otomatis diketuai SBY selaku ketua umum terpilih ditambah delapan anggota lain. Tiga di antaranya merupakan perwakilan ketua DPD dari wilayah Indonesia timur, tengah, dan barat. Formatur diberi waktu selama 30 hari untuk menyusun kepengurusan. “Kalau nanti belum 30 hari sudah terbentuk, ya tidak masalah. Kami serahkan semua ke tim formatur,” ucapnya.
Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku menyerahkan sepenuhnya posisi pengurus inti ke tim formatur, khususnya jabatan sekretaris jenderal menggantikan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Dia yakin SBY selaku ketua formatur memiliki pandangan dan nilai tersendiri memilih posisi sekjen yang akan mendampingi sekaligus mengelola partai ke depan. “Ketua umum akan memilih yang ‘chemistry’ atau cocok sesuai harapan. Tapi sekali lagi, semua diserahkan ke SBY dan siapa saja yang terpilih pasti itu terbaik,” katanya.
Sementara itu, baik Ibas maupun Dede Yusuf, mengaku sama-sama siap bila diminta menempati posisi Sekjen Partai Demokrat. Meski mengatakan banyak kader potensial bisa mengisi posisi tersebut, Dede yang menjabat Ketua Komisi IX DPR menyatakan siap ditunjuk menjadi sekjen. “Secara prinsip, saya siap ditugaskan di mana pun. Saya dukung apa pun kebijakan partai dan ketua umum,” kata Dede di Hotel Shangri-La, Surabaya, kemarin.
Dua hari sebelumnya, hal sama juga diungkapkan Ibas. Menurut dia, kader partai yang loyal seharusnya siap ditempatkan di posisi apa pun. Dia mengatakan, hal itu adalah kepercayaan partai yang harus dilaksanakan, termasuk bila harus diminta kembali menduduki kursi sekjen. “Kader yang taat dan loyal, (harus) siap ditempatkan di mana pun,” kata Ibas.
sindonews/ant
Kini perhatian publik tertuju pada sosok yang akan mengisi kursi sekretaris jenderal (sekjen) partai berlambang mercy ini. Dua nama yang paling santer disebut adalah Edhie BaskoroYudhoyono (Ibas) dan Dede Yusuf. Tokoh senior Partai Demokrat, Hayono Isman, meminta SBY hati-hati dalam menyusun kepengurusan bersama tim formatur.
Dia tak ingin ada kesan menonjol bahwa Partai Demokrat merupakan partai dinasti dengan sifatnya yang feodalistik. “Kami tentu berharap tim formatur membentuk kepengurusan sesuai jati diri Partai Demokrat. Jangan sampai menyusun kepengurusan berdasarkan feodalistik,” kata Hayono di Hotel Shangri-La, Surabaya, kemarin.
Apakah ini berarti dia menolak Ibas duduk sebagai sekjen? Hayono secara diplomatis mengatakan peluang semua kader sama. Hanya dia kembali menekankan bahwa formatur harus bekerja baik dan menghindarkan susunan kepengurusan yang feodalistik. “Bukan berarti Ibas tertutup karena dia punya prestasi menonjol. Hanya posisinya belum tentu di sekjen,” ujar Hayono.
Sementara nama lain juga muncul termasuk Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Namun, Soekarwo menegaskan tak akan bersedia didaulat menjadi sekjen karena alasan waktu. Menurut dia, seorang sekjen adalah roh dalam organisasi kepartaian sehingga harus banyak menyediakan waktu untuk semua urusan organisasi, mulai dari administrasi hingga konsolidasi.
Sementara jabatannya sebagai gubernur aktif tak memungkinkan hal itu dilakukannya. “Sekjen itu harus full timer di Jakarta. Saya kan enggak bisa, enggak mungkin. Bukan urusan pantas atau enggak pantas, tapi (saya) enggak mau,” kata Soekarwo kepada wartawan di lokasi Kongres IV Partai Demokrat di Surabaya, kemarin.
Soekarwo menjelaskan, posisi sekjen sepenuhnya akan dibahas tim formatur yang disepakati berjumlah sembilan orang. Tim ini akan menentukan komposisi kepengurusan periode 2015-2020. “Awalnya memang berjumlah tujuh orang, namun berubah menjadi sembilan anggota untuk tim formatur,” ujar Soekarwo.
Tim formatur yang otomatis diketuai SBY selaku ketua umum terpilih ditambah delapan anggota lain. Tiga di antaranya merupakan perwakilan ketua DPD dari wilayah Indonesia timur, tengah, dan barat. Formatur diberi waktu selama 30 hari untuk menyusun kepengurusan. “Kalau nanti belum 30 hari sudah terbentuk, ya tidak masalah. Kami serahkan semua ke tim formatur,” ucapnya.
Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku menyerahkan sepenuhnya posisi pengurus inti ke tim formatur, khususnya jabatan sekretaris jenderal menggantikan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Dia yakin SBY selaku ketua formatur memiliki pandangan dan nilai tersendiri memilih posisi sekjen yang akan mendampingi sekaligus mengelola partai ke depan. “Ketua umum akan memilih yang ‘chemistry’ atau cocok sesuai harapan. Tapi sekali lagi, semua diserahkan ke SBY dan siapa saja yang terpilih pasti itu terbaik,” katanya.
Sementara itu, baik Ibas maupun Dede Yusuf, mengaku sama-sama siap bila diminta menempati posisi Sekjen Partai Demokrat. Meski mengatakan banyak kader potensial bisa mengisi posisi tersebut, Dede yang menjabat Ketua Komisi IX DPR menyatakan siap ditunjuk menjadi sekjen. “Secara prinsip, saya siap ditugaskan di mana pun. Saya dukung apa pun kebijakan partai dan ketua umum,” kata Dede di Hotel Shangri-La, Surabaya, kemarin.
Dua hari sebelumnya, hal sama juga diungkapkan Ibas. Menurut dia, kader partai yang loyal seharusnya siap ditempatkan di posisi apa pun. Dia mengatakan, hal itu adalah kepercayaan partai yang harus dilaksanakan, termasuk bila harus diminta kembali menduduki kursi sekjen. “Kader yang taat dan loyal, (harus) siap ditempatkan di mana pun,” kata Ibas.
sindonews/ant
(ftr)