Pemprov Sumut-Pemkab Simalungun Jangan Biarkan Warga Tanah Jawa Terisolir
A
A
A
SIMALUNGUN - Warga Kecamatan Tanah Jawa, Simalungun, menyesalkan sikap pemerintah daerah dan Sumatera Utara (Pemprovsu) tidak melakukan langkah penanggulangan pasca-putusnya jembatan penghubung.
Jembatan itu terletak di Kecamatan Tanah Jawa menghubungkan akses ke Pematangsiantar-Asahan di Desa Marubun Jaya,akhir pekan laku akibat longsor.
Pasca-putusnya jembatan di Desa Marubun Jaya,warga pejalan kaki,termasuk anak sekolah yang akan menuju Pematangsiantar untuk menyambung angkutan umum, dari Tanah Jawa maupun sebaliknya harus menantang maut,karena melintasi sejumlah aliran sungai kecil melalui jalur alternatif areal perkebunan, dengan jembatan darurat yang dibuat dari kayu.
Sedangkan pengendara sepedamotor harus nekad menyeberangi sungai kecil dengan resiko sewaktu-waktu bisa terjatuh.
Salah seorang warga Desa Parbalogan,Kecamatan Tanah Jawa,Ningsih,pelajar salah satu sekolah di Pematangsiantar mengaku prihatin tidak adanya upaya pemerintah baik Pemkab Simalungun maupun Pemprovsu memperbaiki atau membangun jembatan darurat,sehingga akses transportasi warga tidak terganggu.
"Prihatinlah sampai sekarang belum ada tanda-tanda jembatan darurat atau yang baru dibangun kembali,sehingga untuk berangkat sekolah ke Pematangsiantar harus lewati sungai kecil yang dibuat jembatan dari sekeping papan," sebut Ningsih.
Camat Tanah Jawa,Parolan Sidauruk mengatakan pihaknya sedang mengupayakan batang kelapa untuk membangun jembatan sementara yang bisa dilintasi sepeda motor.
"Sedang mengupayakan batang kelapa untuk membuat jembatan darurat,sehingga bisa dilintasi sepedamotor dan pejalan kaki," ujar Parolan.
Jembatan itu terletak di Kecamatan Tanah Jawa menghubungkan akses ke Pematangsiantar-Asahan di Desa Marubun Jaya,akhir pekan laku akibat longsor.
Pasca-putusnya jembatan di Desa Marubun Jaya,warga pejalan kaki,termasuk anak sekolah yang akan menuju Pematangsiantar untuk menyambung angkutan umum, dari Tanah Jawa maupun sebaliknya harus menantang maut,karena melintasi sejumlah aliran sungai kecil melalui jalur alternatif areal perkebunan, dengan jembatan darurat yang dibuat dari kayu.
Sedangkan pengendara sepedamotor harus nekad menyeberangi sungai kecil dengan resiko sewaktu-waktu bisa terjatuh.
Salah seorang warga Desa Parbalogan,Kecamatan Tanah Jawa,Ningsih,pelajar salah satu sekolah di Pematangsiantar mengaku prihatin tidak adanya upaya pemerintah baik Pemkab Simalungun maupun Pemprovsu memperbaiki atau membangun jembatan darurat,sehingga akses transportasi warga tidak terganggu.
"Prihatinlah sampai sekarang belum ada tanda-tanda jembatan darurat atau yang baru dibangun kembali,sehingga untuk berangkat sekolah ke Pematangsiantar harus lewati sungai kecil yang dibuat jembatan dari sekeping papan," sebut Ningsih.
Camat Tanah Jawa,Parolan Sidauruk mengatakan pihaknya sedang mengupayakan batang kelapa untuk membangun jembatan sementara yang bisa dilintasi sepeda motor.
"Sedang mengupayakan batang kelapa untuk membuat jembatan darurat,sehingga bisa dilintasi sepedamotor dan pejalan kaki," ujar Parolan.
(vhs)