7 Langkah Strategis Pemprov Sulsel Tekan Penularan Covid-19
A
A
A
MAKASSAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel telah melakukan berbagai upaya untuk menekan penularan virus corona alias covid-19 di wilayahnya. Langkah tersebut senantiasa mempertimbangkan segala aspek. Tujuannya guna meminimalisir korban virus ganas tersebut di Sulsel.
Paling tidak, ada tujuh upaya yang sudah dilakukan Pemprov Sulsel guna mencegah penyebaran virus corona. Mulai dari memperketat pintu-pintu masuk hingga memfasilitasi dan mendistribusikan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis. Bahkan, Sulsel menyiapkan hotel bagi para tenaga medis yang menangani kasus corona.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, menjelaskan awal merebaknya covid-19 hingga masuk Indonesia, termasuk Sulsel, telah dilakukan upaya medis dengan melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap mereka yang diduga terpapar virus itu. Juga dilakukan tracing suspect dan jika ditemukan positif maka langsung dilakukan penanganan.
Sulsel bahkan bisa dibilang sebagai daerah yang paling siap dalam penanganan covid-19. Toh, Sulsel memiliki sejumlah laboratorium yang bisa melakukan uji covid-19. Sehingga, kata dia, sangat wajar dari hari ke hari terjadi peningkatan mereka ODP, PDP ataukah positif covid-19
“Setelah ditracing jika ditemukan yang bersangkutan suspect, maka langsung dilakukan penanganan cepat agar keberadaannya tidak menulari lainnya,” ujar Gubernur Nurdin, Rabu (8/4/2020).
Selain itu, kata Bupati Bantaeng dua periode ini, pihaknya melakukan identifikasi episentrum penyebaran penyakit. Mulanya, untuk Makassar ditemukan di dua kecamatan Panakkukang dan Rappacini. Lalu kemudian terus menyebar dikarenakan masyarakat tidak disiplin sehingga mereka tertular dan melebar.
Makanya, diminta ke Pemkot Makassar harus segera mengambil langkah isolasi supaya penularan tidak menyebar ke seluruh kota Makassar. Pasalnya, kalau sudah menyebar tentu harus ditegaskan untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) khususnya Kota Makassar.
"Tapi saya ingin sampaikan kepada kita semua, kita harus lebih hati-hati memberlakukan (PSBB) di Sulawesi Selatan, karena tidak semua wilayah itu sama. Dari semua 24 kabupaten-kota, episentrum penyebaran (virus corona) kan itu hanya di Makassar, Gowa dan Maros," terangnya.
Gubernur Nurdin menegaskan saat ini Gugus Tugas covid-19 sedang melakukan pemetaan beberapa wilayah-wilayah yang menjadi pusat penularan virus corona. "PSBB ini kita akan kaji betul, tidak akan mungkin kita menyamakan dengan daerah lain. Kalau kita di Sulawesi Selatan memang harus memetakan dan setiap wilayah tidak mungkin sama," tegas dia.
Untuk itu, Gubernur Nurdin meminta Wali Kota Makassar lebih agresif dan lebih ketat dalam melakukan isolasi wilayah tertentu, khususnya yang menjadi sumber episentrum penyebaran. “Kita tidak ingin menyebar kemana-mana penyakit ini, makanya fokus bekali logistic di daerah-daerah yang pusat penularannya tinggi," ujar dia.
Langkah lainnya, Gubernur Nurdin melanjutkan telah disiapkan kuburkan khusus bagi korban covid-19 sehingga tidak ada lagi penolakan. Lalu, akan diberikan kebijakan terhadap usaha-usaha yang harus terhenti berupa keringanan pajak hotel.
“Terus kebijakan kita sudah menegaskan agar belajar dari rumah dan bekerja dari rumah sehingga efeknya banyak pekerja informal atau non formal menganggur. Kompensasinya, sedang dipikirkan untuk mengatur jarring pengaman sosial bagi mereka terdampak pandemic covid-19,” terangnya.
Makanya, pihaknya terus mendorong menggerakkan hati masyarakat untuk memberikan donasi, tidak saja diperoleh dari dana APBD. Hasilnya, banyak bantuan yang masuk khususnya memberikan bantuan kebutuhan pangan, kebutuhan fasilitas kesehatan seperti masker dan APD untuk membantu rumah sakit yang menjadi pusat rujukan covid-19.
Rumah sakit pusat rujukan tersebut ditetapkan empat dengan menentukan klasifikasi pelayanan kesehatan. Sehingga dipastikan, rumah sakit lain tidak dibolehkan menerima pasien covid-19.
Rumah sakit tersebut yakni RS Sayang Rakyat dan RS Khusus Dadi melayani pasien yang telah positif dengan gejala ringan. Sementara, Rumah Sakit Wahidin dan Rumah Sakit Unhas khusus menangani pasien covid-19 dengan penyakit bawaan. “Kenapa ditetapkan screening awal di RS Dadi dan Unhas, supaya nanti akan mudah mendistribusikan pasien ketika sudah dinyatakan positif,” jelasnya.
Sementara itu, untuk fasilitas kesehatan dipastikan seluruh rumah sakit sudah memiliki peralatan lengkap, termasuk tenaga medis sudah terlatih dan disiapkan fasilitas penginapan khusus di hotel.
“Tenaga medis sengaja ditempatkan di hotel, agar mereka tidak pulang kerumah dan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19.Jadi inilah, coba dilakukan pola paling sederhana memutus penyebaran,” tandasnya.
Berikut sedikitnya tujuh langkah strategis Pemprov Sulsel dalam menekan penularan virus corona di wilayahnya:
1. Mengawal dan memfasilitasi pemulangan sekitar 8.000 orang peserta Ijtima Dunia Zona Asia di Kabupaten Gowa sebagai langkah pencegahan menyebarnya virus corona di Sulawesi Selatan.
2. Penunjukan 9 rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan pasien virus corona di Sulawesi Selatan, yaitu RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo, RSUD Sayang Rakyat, RSKD Dadi, Rumah Sakit Tk. II Pelamonia, RSUD Andi Makkasau, RSUD Sinjai, dan RSUD Lakipadada;
3. Memperketat pintu masuk manusia ke Sulawesi Selatan dan memasifkan sosialisasi pencegahan virus corona;
4. Pembentukan Posko dan Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulawesi Selatan yg diketuai langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan;
5. Pendistribusian 1 kontainer alat kesehatan yang terdiri dari 200.000 masker dan 2.500 APD lengkap untuk tenaga medis yang bertugas merawat pasien virus corona.
6. Melakukan rasionalisasi dan refocusing anggaran khususnya pada anggran non prioritas tahun 2020 dan dialokasikan untuk penanganan virus corona dan dampaknya;
7. Terkait dengan kebijakan PSBB, Nurdin Abdullah mengatakan bahwa sebelum hal tersebut muncul, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah melakukan sebagian bentuk pembatasan untuk pencegahan virus corona, antara lain meliburkan sekolah, bekerja dari rumah, physical distancing, dan social distancing.
Paling tidak, ada tujuh upaya yang sudah dilakukan Pemprov Sulsel guna mencegah penyebaran virus corona. Mulai dari memperketat pintu-pintu masuk hingga memfasilitasi dan mendistribusikan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis. Bahkan, Sulsel menyiapkan hotel bagi para tenaga medis yang menangani kasus corona.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, menjelaskan awal merebaknya covid-19 hingga masuk Indonesia, termasuk Sulsel, telah dilakukan upaya medis dengan melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap mereka yang diduga terpapar virus itu. Juga dilakukan tracing suspect dan jika ditemukan positif maka langsung dilakukan penanganan.
Sulsel bahkan bisa dibilang sebagai daerah yang paling siap dalam penanganan covid-19. Toh, Sulsel memiliki sejumlah laboratorium yang bisa melakukan uji covid-19. Sehingga, kata dia, sangat wajar dari hari ke hari terjadi peningkatan mereka ODP, PDP ataukah positif covid-19
“Setelah ditracing jika ditemukan yang bersangkutan suspect, maka langsung dilakukan penanganan cepat agar keberadaannya tidak menulari lainnya,” ujar Gubernur Nurdin, Rabu (8/4/2020).
Selain itu, kata Bupati Bantaeng dua periode ini, pihaknya melakukan identifikasi episentrum penyebaran penyakit. Mulanya, untuk Makassar ditemukan di dua kecamatan Panakkukang dan Rappacini. Lalu kemudian terus menyebar dikarenakan masyarakat tidak disiplin sehingga mereka tertular dan melebar.
Makanya, diminta ke Pemkot Makassar harus segera mengambil langkah isolasi supaya penularan tidak menyebar ke seluruh kota Makassar. Pasalnya, kalau sudah menyebar tentu harus ditegaskan untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) khususnya Kota Makassar.
"Tapi saya ingin sampaikan kepada kita semua, kita harus lebih hati-hati memberlakukan (PSBB) di Sulawesi Selatan, karena tidak semua wilayah itu sama. Dari semua 24 kabupaten-kota, episentrum penyebaran (virus corona) kan itu hanya di Makassar, Gowa dan Maros," terangnya.
Gubernur Nurdin menegaskan saat ini Gugus Tugas covid-19 sedang melakukan pemetaan beberapa wilayah-wilayah yang menjadi pusat penularan virus corona. "PSBB ini kita akan kaji betul, tidak akan mungkin kita menyamakan dengan daerah lain. Kalau kita di Sulawesi Selatan memang harus memetakan dan setiap wilayah tidak mungkin sama," tegas dia.
Untuk itu, Gubernur Nurdin meminta Wali Kota Makassar lebih agresif dan lebih ketat dalam melakukan isolasi wilayah tertentu, khususnya yang menjadi sumber episentrum penyebaran. “Kita tidak ingin menyebar kemana-mana penyakit ini, makanya fokus bekali logistic di daerah-daerah yang pusat penularannya tinggi," ujar dia.
Langkah lainnya, Gubernur Nurdin melanjutkan telah disiapkan kuburkan khusus bagi korban covid-19 sehingga tidak ada lagi penolakan. Lalu, akan diberikan kebijakan terhadap usaha-usaha yang harus terhenti berupa keringanan pajak hotel.
“Terus kebijakan kita sudah menegaskan agar belajar dari rumah dan bekerja dari rumah sehingga efeknya banyak pekerja informal atau non formal menganggur. Kompensasinya, sedang dipikirkan untuk mengatur jarring pengaman sosial bagi mereka terdampak pandemic covid-19,” terangnya.
Makanya, pihaknya terus mendorong menggerakkan hati masyarakat untuk memberikan donasi, tidak saja diperoleh dari dana APBD. Hasilnya, banyak bantuan yang masuk khususnya memberikan bantuan kebutuhan pangan, kebutuhan fasilitas kesehatan seperti masker dan APD untuk membantu rumah sakit yang menjadi pusat rujukan covid-19.
Rumah sakit pusat rujukan tersebut ditetapkan empat dengan menentukan klasifikasi pelayanan kesehatan. Sehingga dipastikan, rumah sakit lain tidak dibolehkan menerima pasien covid-19.
Rumah sakit tersebut yakni RS Sayang Rakyat dan RS Khusus Dadi melayani pasien yang telah positif dengan gejala ringan. Sementara, Rumah Sakit Wahidin dan Rumah Sakit Unhas khusus menangani pasien covid-19 dengan penyakit bawaan. “Kenapa ditetapkan screening awal di RS Dadi dan Unhas, supaya nanti akan mudah mendistribusikan pasien ketika sudah dinyatakan positif,” jelasnya.
Sementara itu, untuk fasilitas kesehatan dipastikan seluruh rumah sakit sudah memiliki peralatan lengkap, termasuk tenaga medis sudah terlatih dan disiapkan fasilitas penginapan khusus di hotel.
“Tenaga medis sengaja ditempatkan di hotel, agar mereka tidak pulang kerumah dan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19.Jadi inilah, coba dilakukan pola paling sederhana memutus penyebaran,” tandasnya.
Berikut sedikitnya tujuh langkah strategis Pemprov Sulsel dalam menekan penularan virus corona di wilayahnya:
1. Mengawal dan memfasilitasi pemulangan sekitar 8.000 orang peserta Ijtima Dunia Zona Asia di Kabupaten Gowa sebagai langkah pencegahan menyebarnya virus corona di Sulawesi Selatan.
2. Penunjukan 9 rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan pasien virus corona di Sulawesi Selatan, yaitu RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo, RSUD Sayang Rakyat, RSKD Dadi, Rumah Sakit Tk. II Pelamonia, RSUD Andi Makkasau, RSUD Sinjai, dan RSUD Lakipadada;
3. Memperketat pintu masuk manusia ke Sulawesi Selatan dan memasifkan sosialisasi pencegahan virus corona;
4. Pembentukan Posko dan Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulawesi Selatan yg diketuai langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan;
5. Pendistribusian 1 kontainer alat kesehatan yang terdiri dari 200.000 masker dan 2.500 APD lengkap untuk tenaga medis yang bertugas merawat pasien virus corona.
6. Melakukan rasionalisasi dan refocusing anggaran khususnya pada anggran non prioritas tahun 2020 dan dialokasikan untuk penanganan virus corona dan dampaknya;
7. Terkait dengan kebijakan PSBB, Nurdin Abdullah mengatakan bahwa sebelum hal tersebut muncul, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah melakukan sebagian bentuk pembatasan untuk pencegahan virus corona, antara lain meliburkan sekolah, bekerja dari rumah, physical distancing, dan social distancing.
(tyk)