Kerahkan ASN, Cara Bupati Blitar Bantu UMKM Lawan Corona
A
A
A
BLITAR - Pemakaian masker kain buatan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) lokal diinstruksikan Bupati Rijanto kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Blitar.
Selain mencegah penyebaran Covid-19, langkah ini menjadi salah satu cara Bupati Blitar mempertahankan ekonomi kerakyatan yang terdampak wabah Corona.
"Saya minta ASN memakai masker kain produksi UMKM lokal," kata Bupati Rijanto kepada wartawan. Di Kabupaten Blitar terdapat 23 UMKM yang dikenal sebagai produsen aksesoris dan souvenir. Imbas Corona yang melesukan pasar memaksa para pengusaha kecil menengah tersebut beralih sebagai pembuat masker.
"Saat awal pandemi Corona mereka memproduksi masker kain yang banyak peminatnya," kata Rijanto. Masker kain buatan UMKM cukup reprensentatif mencegah penyebaran Covid-19. Dari konsultasi dengan Dinas Kesehatan, kata Rijanto, kualitas masker kain cukup efektif melindungi pemakainya dari virus.
Karenanya ia mendorong seluruh ASN Kabupaten Blitar yang berjumlah lebih dari 15 ribu orang tersebut memakai masker kain buatan UMKM. "Jika dirasa kurang aman tinggal ditambahkan tisu didalamnya. Sebab masker bedah sekali pakai untuk si sakit dan petugas kesehatan," ungkap Rijanto.
Mufidah salah satu pengrajin (UMKM) tas rajut asal Kecamatan Garum mengaku saat ini lebih banyak memproduksi masker kain. Setiap masker ia bandrol Rp 7.000, yang mana untuk pemasarannya lebih banyak melalui media sosial.
"Sementara ini yang banyak membeli dari jaringan teman teman. Per biji Rp 7.000. Kalau ambil banyak harganya bisa lebih murah," tuturnya. Sementara itu jumlah ODP (Orang dalam Pemantauan) Covid-19 di Kabupaten Blitar hingga hari ini sebanyak 525. Jumlah ODP yang selesai dipantau 14 hari 259, dan ODP proses pemantauan 266.
Sedangkan jumlah PDP (Pasien dalam Pengawasan) 5 orang, yakni dua diantaranya sembuh, dua masih diisolasi dan satu PDP meninggal dunia. Yang bersangkutan yang meninggal dengan hasil rapid test terakhir dinyatakan positif tersebut adalah Kepala Kemenag Kota Blitar.
Menurut Krisna Yekti, jubir Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Blitar, hasil swab PDP yang meninggal dunia itu sudah keluar. Namun hingga kini belum diserahkan secara resmi. "Sudah ada info (swab), tapi belum resmi," kata Krisna Yekti.
Selain mencegah penyebaran Covid-19, langkah ini menjadi salah satu cara Bupati Blitar mempertahankan ekonomi kerakyatan yang terdampak wabah Corona.
"Saya minta ASN memakai masker kain produksi UMKM lokal," kata Bupati Rijanto kepada wartawan. Di Kabupaten Blitar terdapat 23 UMKM yang dikenal sebagai produsen aksesoris dan souvenir. Imbas Corona yang melesukan pasar memaksa para pengusaha kecil menengah tersebut beralih sebagai pembuat masker.
"Saat awal pandemi Corona mereka memproduksi masker kain yang banyak peminatnya," kata Rijanto. Masker kain buatan UMKM cukup reprensentatif mencegah penyebaran Covid-19. Dari konsultasi dengan Dinas Kesehatan, kata Rijanto, kualitas masker kain cukup efektif melindungi pemakainya dari virus.
Karenanya ia mendorong seluruh ASN Kabupaten Blitar yang berjumlah lebih dari 15 ribu orang tersebut memakai masker kain buatan UMKM. "Jika dirasa kurang aman tinggal ditambahkan tisu didalamnya. Sebab masker bedah sekali pakai untuk si sakit dan petugas kesehatan," ungkap Rijanto.
Mufidah salah satu pengrajin (UMKM) tas rajut asal Kecamatan Garum mengaku saat ini lebih banyak memproduksi masker kain. Setiap masker ia bandrol Rp 7.000, yang mana untuk pemasarannya lebih banyak melalui media sosial.
"Sementara ini yang banyak membeli dari jaringan teman teman. Per biji Rp 7.000. Kalau ambil banyak harganya bisa lebih murah," tuturnya. Sementara itu jumlah ODP (Orang dalam Pemantauan) Covid-19 di Kabupaten Blitar hingga hari ini sebanyak 525. Jumlah ODP yang selesai dipantau 14 hari 259, dan ODP proses pemantauan 266.
Sedangkan jumlah PDP (Pasien dalam Pengawasan) 5 orang, yakni dua diantaranya sembuh, dua masih diisolasi dan satu PDP meninggal dunia. Yang bersangkutan yang meninggal dengan hasil rapid test terakhir dinyatakan positif tersebut adalah Kepala Kemenag Kota Blitar.
Menurut Krisna Yekti, jubir Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Blitar, hasil swab PDP yang meninggal dunia itu sudah keluar. Namun hingga kini belum diserahkan secara resmi. "Sudah ada info (swab), tapi belum resmi," kata Krisna Yekti.
(msd)