Satoria Pharma Targetkan Penjualan Cairan Infus Naik 350 Persen
A
A
A
SURABAYA - PT Satoria Aneka Industri (Satoria Pharma) melakukan reformasi dan transformasi di lini marketing. Kebijakan anak perusahaan Satoria Group ini merupakan strategi dalam memperkuat penetrasi pasar.
Tahun 2020, perusahaan menargetkan penjualan cairan infus mencapai angka 60 juta botol, atau meningkat 350% persen dibanding penjualan tahun 2019 sebanyak 17 juta botol.
Presiden Direktur Satoria Group, Alim Satria, mengatakan penjualan produk cairan infus Satoria Pharma pada Januari 2020 sudah hampir 2 juta botol. Pencapaian ini naik 100 % dibanding penjualan pada periode yang sama (Januari) di tahun 2019. Peningkatan drastis terjadi setelah Satoria Group mulai melakukan reformasi dan transformasi lini marketing sejak November 2019.
“Kami sekarang membenahi lini marketing karena meyakini bahwa peneterasi pasar yang lebih masif sangatlah penting. Kami melakukan reformasi dan transformasi lini marketing pada November 2019. Hasilnya, pertumbuhan siginifikan terjadi, selama Januari kemarin penjualan sudah hampir 2 juta botol,” katanya.
Reformasi dan transformasi marketing dilakukan karena Alim Satria dalam menjalankan roda bisnisnya memegang teguh filosofi China. Dalam filosofi China menyebutkan, lini marketing merupakan kepala naga yang bakal menentukan keberlangsungan dan kedigdayaan sebuah perusahaan.
“Marketing kalau di China itu kepala naga. Paling penting kepala naga. Jadi harus seimbang antara produksi dan marketing,” kata dia.
General Manager PT Satoria Aneka Industri, Fendi Jaya Kurniawan, menjelaskan bahwa agenda National Sales Conference III yang digelar 4-7 Februari 2020 di Hotel Satoria Yogyakarta dengan mengusung konsep One Body One Vision ini adalah dalam menerapkan reformasi dan tranformasi marketing. Tujuannya menyinergikan organisasi untuk menjadi market leader di sektor industri cairan infus di Indonesia.
“Kami telah menambahkan struktur baru, sehingga area-area yang potensial dapat lebih kami fokuskan. Jumlah sales force di tahun ini kami tambah secara signifikan, sehingga cover area mereka saat ini tidak lebih dari 60 km persegi. Harapannya bisa lebih fokus dan intensif mengelola outlet yang ada,” kata Fendi sembari menyebut cover area sebelumnya 200 km persegi.
Satoria Pharma juga melakukan perluasan jaringan bisnis partnership distributor hingga pelosok Nusantara. Diharapkan dengan strategi ini tidak ada lagi outlet yang tidak tercover dan terlayani.
“Kami juga melakukan transformasi dari sisi sales sistem operation dari yang sebelumnya menggunakan manual sistem, kini berbasis teknologi dan analisa data IT yang terintegrasi dengan para distributor dan sales force di lapangan. Dengan begitu kami dapat melakukan maping area, melakukan analisa data penjualan, logistik dan evaluasi performa secara real time,” paparnya.
Fendi mengatakan, reformasi dan tranformasi di lini marketing dilakukan setelah lini produksi siap 100%. Sejak dilaunching 2018, Satoria Pharma terus meningkatkan kualitas produk maupun sistem operasional produksi .
Saat ini keunggulan teknologi kemasan, menjadi satu-satunya di Indonesia yang memproduksi cairan infus dengan kemasan botol yang berbahan baku Polypropilene Pharmacy Grade (PP ) dan disterilisasi dengan suhu 121°C.
“Material yang digunakan lebih ramah lingkungan, sehingga limbah rumah sakit lebih sedikit dan tidak menimbulkan asap pekat jika dibakar. Tak hanya itu produk kami lebih aman digunakan bagi pasien kemoterapi,” katanya.
Dari sisi produksi, pabrik unit kedua yang memproduksi cairan infus, serta unit ketiga memproduksi ampoule, sudah hampir sepenuhnya siap dan segera mendapatkan Nomor Izin Edar. Dengan begitu dapat beroperasi secara maksimal bersama-sama dengan pabrik unit kesatu.
Targetnya pada tahun 2020 akan menghasilkan total output 110 juta botol cairan infus per tahun, masing-masing diproduksi unit kesatu 50 juta botol/tahun dan unit kedua 60 juta botol/tahun, serta 45 juta botol ampoule per tahun yang diproduksi unit ketiga.
“Berdasarkan perhitungan kami, kapasitas produksi tersebut akan terserap habis dalam dua hingga tiga tahun ke depan,” paparnya.
Untuk memperkuat penetrasi pasar, Satoria Pharma juga agresif dalam diversifikasi produk. Tahun ini ada 10 varian produk baru, di antaranya adalah Ringer Asetat, WFI, Nacl & D5 varian 100 & 250 ml, juga produk baru ampoule WFI, Kcl dan Nacl.
"Rencananya akan kami launching sekitar April 2020 setelah mendapat nomor izin edar," pungkasnya.
Tahun 2020, perusahaan menargetkan penjualan cairan infus mencapai angka 60 juta botol, atau meningkat 350% persen dibanding penjualan tahun 2019 sebanyak 17 juta botol.
Presiden Direktur Satoria Group, Alim Satria, mengatakan penjualan produk cairan infus Satoria Pharma pada Januari 2020 sudah hampir 2 juta botol. Pencapaian ini naik 100 % dibanding penjualan pada periode yang sama (Januari) di tahun 2019. Peningkatan drastis terjadi setelah Satoria Group mulai melakukan reformasi dan transformasi lini marketing sejak November 2019.
“Kami sekarang membenahi lini marketing karena meyakini bahwa peneterasi pasar yang lebih masif sangatlah penting. Kami melakukan reformasi dan transformasi lini marketing pada November 2019. Hasilnya, pertumbuhan siginifikan terjadi, selama Januari kemarin penjualan sudah hampir 2 juta botol,” katanya.
Reformasi dan transformasi marketing dilakukan karena Alim Satria dalam menjalankan roda bisnisnya memegang teguh filosofi China. Dalam filosofi China menyebutkan, lini marketing merupakan kepala naga yang bakal menentukan keberlangsungan dan kedigdayaan sebuah perusahaan.
“Marketing kalau di China itu kepala naga. Paling penting kepala naga. Jadi harus seimbang antara produksi dan marketing,” kata dia.
General Manager PT Satoria Aneka Industri, Fendi Jaya Kurniawan, menjelaskan bahwa agenda National Sales Conference III yang digelar 4-7 Februari 2020 di Hotel Satoria Yogyakarta dengan mengusung konsep One Body One Vision ini adalah dalam menerapkan reformasi dan tranformasi marketing. Tujuannya menyinergikan organisasi untuk menjadi market leader di sektor industri cairan infus di Indonesia.
“Kami telah menambahkan struktur baru, sehingga area-area yang potensial dapat lebih kami fokuskan. Jumlah sales force di tahun ini kami tambah secara signifikan, sehingga cover area mereka saat ini tidak lebih dari 60 km persegi. Harapannya bisa lebih fokus dan intensif mengelola outlet yang ada,” kata Fendi sembari menyebut cover area sebelumnya 200 km persegi.
Satoria Pharma juga melakukan perluasan jaringan bisnis partnership distributor hingga pelosok Nusantara. Diharapkan dengan strategi ini tidak ada lagi outlet yang tidak tercover dan terlayani.
“Kami juga melakukan transformasi dari sisi sales sistem operation dari yang sebelumnya menggunakan manual sistem, kini berbasis teknologi dan analisa data IT yang terintegrasi dengan para distributor dan sales force di lapangan. Dengan begitu kami dapat melakukan maping area, melakukan analisa data penjualan, logistik dan evaluasi performa secara real time,” paparnya.
Fendi mengatakan, reformasi dan tranformasi di lini marketing dilakukan setelah lini produksi siap 100%. Sejak dilaunching 2018, Satoria Pharma terus meningkatkan kualitas produk maupun sistem operasional produksi .
Saat ini keunggulan teknologi kemasan, menjadi satu-satunya di Indonesia yang memproduksi cairan infus dengan kemasan botol yang berbahan baku Polypropilene Pharmacy Grade (PP ) dan disterilisasi dengan suhu 121°C.
“Material yang digunakan lebih ramah lingkungan, sehingga limbah rumah sakit lebih sedikit dan tidak menimbulkan asap pekat jika dibakar. Tak hanya itu produk kami lebih aman digunakan bagi pasien kemoterapi,” katanya.
Dari sisi produksi, pabrik unit kedua yang memproduksi cairan infus, serta unit ketiga memproduksi ampoule, sudah hampir sepenuhnya siap dan segera mendapatkan Nomor Izin Edar. Dengan begitu dapat beroperasi secara maksimal bersama-sama dengan pabrik unit kesatu.
Targetnya pada tahun 2020 akan menghasilkan total output 110 juta botol cairan infus per tahun, masing-masing diproduksi unit kesatu 50 juta botol/tahun dan unit kedua 60 juta botol/tahun, serta 45 juta botol ampoule per tahun yang diproduksi unit ketiga.
“Berdasarkan perhitungan kami, kapasitas produksi tersebut akan terserap habis dalam dua hingga tiga tahun ke depan,” paparnya.
Untuk memperkuat penetrasi pasar, Satoria Pharma juga agresif dalam diversifikasi produk. Tahun ini ada 10 varian produk baru, di antaranya adalah Ringer Asetat, WFI, Nacl & D5 varian 100 & 250 ml, juga produk baru ampoule WFI, Kcl dan Nacl.
"Rencananya akan kami launching sekitar April 2020 setelah mendapat nomor izin edar," pungkasnya.
(nth)