Dua Pekerja Tertimpa Reruntuhan Material Talud RSUD Sleman

Rabu, 09 Oktober 2019 - 16:45 WIB
Dua Pekerja Tertimpa Reruntuhan Material Talud RSUD Sleman
Petugas melakukan evakuasi pekerja yang tertimpa material runtuhan talud RSUD Sleman. FOTO/SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
SLEMAN - Dua pekerja yang sedang mengali tanah untuk penguatan talud timur RSUD Sleman tertimpa reruntuhan dinding talud sisi timur utara yang ambrol, Rabu (9/10/2019) pukul 10.15 WIB.

Dua pekerja itu, atas nama Solikin, 51, warga Jetis, Caturharjo, Sleman dan Suradal, 40, warga Bener, Tegalrejo, Yogyakarta.

Suradal langsung bisa dievakuasi, sedangkan Solikin baru bisa dievaluasi pada pukul 12.15 WIB. Meski tidak ada korban jiwa, namun dua pekerja itu mengalami luka serius, sehingga harus mendapatkan perawatan intensif di IGD RSUD Sleman.

Pekerja pengali tanah untuk penguatan talud, Wahyu, 20,mengatakan bagaimana talud itu ambrol tidak mengetahui secara pasti. Sebab saat kejadian dirinya tidak ada di tempat. Namun sebelum ambrol pada pukul 10.00 WIB saat dia mengali tanah di tempat tersebut, ada batu jatuh. Setelah itu naik ke atas untuk membeli rokok dan tidak lama kemudian mendengar temannya minta tolong.

“Mendengar itu saya langsung lari dan melihat dua teman saya sudah tertimbun material reruntuhan talud yang ada di atasnya setinggi 3 meter dengan panjang 6 meter,” kata Wahyu.

Atas kejadian itu, temannya Suradal langsung bisa dievakuasi, namun diduga kaki kirinya patah dan langsung dibawa ke RSUD Sleman. Sedangkan Solikin karena kaki kirinya terjepit batu material talud sehingga untuk evakuasinya menunggu tim SAR. Setelah tim SAR datang langsung melakukan evakuasi. “Melihat posisinya diduga kaki kirinya juga patah,” ungkapnya.

Menurut Wahyu jumlah yang mengerjakan proyek itu ada 11 orang. Namun yang sedang bekerja saat ini enam orang. Tiga orang sedang mengenam besi untuk penguatan talud dan tiga orang, dirinya dan dua temannya yang tertimpa reruntuhan talud bekerja mengali tanah. “Kami baru bekerja dua hari. Untuk proyek sendiri sudah berjalan dua minggu,” terangnya.

Warga Murangan, Triharjo, Sleman, Kuswanto, 50 mengatakan dilihat dari fisiknya talud yang ambrol itu sudah cukup lama, sehingga berpotensi rapuh. Apalagi karena jarak talud yang ada di bantaran sungai Temulawak itu dengan jalan raya juga cukup dekat, sehingga sering terkena getaran. Karena itu perlu penguatan talud.

Safety Officer SAR DIY Kurniawan mengatakan lamanya proses evakuasi karena harus hati-hati untuk mengeluarkan pekerja yang tertimpa reruntuhan material talud yang ambrol. Sebab posisi kaki kirinya terjepit batu sampai betis dan nada gagang cangkul. Sehingga jika dipaksakan akan membahayakan kaki tersebut. Karena itu harus hati-hati. “Setelah sekitar dua jam akhirnya kami bisa mengangkatnya. Diduga tungkai dan kaki kirinya patah,” terangnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4897 seconds (0.1#10.140)